Malam itu, Ria pulang dengan hati yang nggak bisa dia jelaskan.
Nami ngetik di grup:
Nami: "Oi, Ria. Lo kenapa diem-diem bae belakangan?"
Natalie: "Betul tuh. Lu suka sama siapa yaaa? Spill!"
Ria senyum tipis, tapi nggak bales. Karena gimana cara ngejelasin perasaan terhadap seseorang yang bahkan nggak jelas dia inget masa SMA kalian atau enggak?
Lalu ada notifikasi masuk.
Dari Ethan.
Ethan: "Gue suka insight lu soal gambar tadi. Lain kali bantuin review lagi ya?"
Ria: "Siap, Pak. Kapanpun."
Ethan: "Dan... makasih. Udah bikin gambar-gambar itu lebih hidup."
Ria menatap layar cukup lama sebelum membalas:
"Sama-sama. Gambar itu udah hidup bahkan sebelum gue lihat, Ethan."
Pesan terkirim.
Tapi tidak dibalas.
Ria menutup ponselnya. Dan malam itu, dia tidur dengan hati yang aneh---senang, tapi juga takut. Nyaman, tapi juga ragu. Karena nyaman bisa tumbuh tanpa jaminan. Dan rasa... kadang tumbuh di tempat yang tidak semestinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI