Mohon tunggu...
Alifian Sulaeman
Alifian Sulaeman Mohon Tunggu... Tentara - Membuka lembaran baru

Di mulai dari hal kecil.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Cinta Memang Rumit, tapi Aku Harap Kamu Tidak Pamit

25 Februari 2020   12:13 Diperbarui: 25 Februari 2020   12:16 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

" laptop aku lagi di pake kakak  aku Gesha" kata Raga. Setelah berbincang Gesha dan Fauzan kembali ke rumah Fauzan untuk melanjutkan kerja kelompoknya. Akhirnya Gesha pun tau dimana Raga tinggal, dan dia berniat mengunjungi rumah Raga lagi minggu depan. Tanpa memberi tahu Raga terlebih dahulu karena Gesha tahu bahwa Raga rindu dirinya. Satu minggu tak terasa bagaikan air mengalir begitu saja, Gesha yang berniat datang mengunjungi rumah Raga pergi bersama beberapa temannya, yaitu Asty, Rifa, dan Yuni. " Hei kalian mau nemenin aku ga ke rumah Raga" tanya Gesha kepada tiga kawannya itu, " ayooo!" Jawaban mereka sambil bersemangat, mereka ingin tahu bagaimana pacar sahabat mereka itu yang katanya ganteng menurut Gesha. Mereka berempat pergi menggunakan angkutan umum ke rumah Raga, untungnya tidak terlalu jauh dari sekolah mereka. Raga kembali dikagetkan oleh suara Gesha saat memanggil Raga dari luar rumah. Raga pun berlari dari kamarnya dan membuka pintu ternyata benar dugaannya bahwa Gesha datang, " apa? Kamu mau minjem laptop lagi?" Ujar raga sambil tertawa kecil, " apa sih ga, aku pengen ketemu kamu ko ini" jawab Gesha dengan nada kesal. Lalu Gesha memperkenalkan teman-temannya kepada Raga, mereka pun masuk ke rumah Raga, disaat itu juga Raga sedang bersama temannya yaitu Nugraha dan Pebri, Raga pun memperkenalkan temannya itu pada Gesha. Mereka duduk di ruang tamu, ngobrol dan bercanda seperti teman yang sudah kenal lama. Tetapi Raga dan Gesha duduk terpisah, teman-teman yang lain pun membiarkannya karena mereka tahu bahwa Raga dan Gesha saling menuangkan rasa rindunya, tak lama mereka diam di rumah Raga karena Raga akan pergi bimbel. Mereka pun pamit dan Raga terlihat sangat senang setelah pertemuan itu, Pebri dan Nugraha pun pulang ke rumah mereka.
Pertemuan itu menjadi pertemuan terakhir mereka setelah dua bulan tidak bertemu, karena Raga dan Gesha sudah tidak bertanding karena mereka sedang fokus untuk menghadapi ujian nasional. Raga menjadi sangat rajin karena dia mempunyai target untuk masuk ke SMA favorit yang dia inginkan. Di sekolah dia selalu mendafatkan nilai yang baik disetiap ulangan harian karena hasil dari kerja kerasnya. Dengan niatnya untuk mendapatkan hasil yang maksimal Raga berniat untuk membeli buku yang berisi soal-soal prediksi ujian nasional. Dia bersama temannya Robi pergi ke perpustakaan untuk membeli buku tersebut, untungnya Robi pun sama akan membeli buku tersebut. Mereka janjian di Taman bunga karena mereka akan pergi naik bus, yang ada di taman bunga. Minggu pagi Robi sudah datang terlebih dahulu dan menunggu Raga yang telat hampir setengah jam, " darimana saja kau?" Kata Robi dengan nada kesal, Raga pun menjawab  " maaf lah aku kesiangan". Tak lama setelah itu bus yang akan membawa mereka ke perpustakaan pun datang, dan mereka pun masuk. Sejam perjalanan akhirnya mereka sampai ke perpustakaan, Raga dan Robi pun membeli buku yang mereka inginkan, dan mereka berniat untuk nongkrong dulu  sembari membahas soal setelah membeli buku tersebut, tidak lama karena Raga merasa lapar mereka pun pulang.
Setelah membeli buku tersebut Raga berniat untuk mengajak Gesha belajar bersamanya. Perasaan senang dirasakan Raga karena dia dan Gesha akan bertemu kembali. Raga pun mengabari temannya Gesha yaitu Asty dia  yang selalu memperantarai mereka jika mereka ingin mengobrol, tanpa basa-basi Raga langsung membicarakan maksud dan tujuannya. Tetapi memang takdir yang menjalankan semua alur kehidupan, " Raga sebenernya" asty menjawab pesan Raga yang mengajak Gesha untuk belajar bersama dengannya, ternyata Asty memberitahu Raga bahwa Gesha sedang memiliki hubungan dekat dengan seseorang yang tidak diberitahu kan kepadanya, sontak membuat Raga kesal, sedih dan tidak percaya bahwa ini terjadi. Raga mencari informasi tentang hubungan mereka, karena Raga tidak percaya bahwa ini terjadi kepada dirinya. Setelah Raga tahu kebenarannya, bahwa Gesha memiliki hubungan dengan laki-laki lain di belakangnya membuat Raga sedih dan frustasi. " Mengapa ini terjadi kepadaku, tega sekali kamu Gesha", Raga bergumam didalam hati. Gesha pun tidak menjelaskan apa-apa kepadanya setelah Raga tahu bahwa dia memiliki hubungan dengan laki-laki lain. Dalam beberapa minggu Raga merasa dirinya adalah orang paling sedih, senyuman yang biasanya dia berikan kepada teman-temannya kini hilang, membuat teman-temannya bingung, karena Raga tidak memberitahu masalah ini kepada teman-temannya. Tetapi Raga menguatkan dirinya, soal mental dia adalah laki-laki yang memiliki mental sekeras baja. Akhirnya Raga berhasil keluar dari kesedihan yang bisa membuat dirinya hancur jika tidak dihilangkan. Raga pun kembali menjalankan kebiasaannya seperti dulu, tanpa ada masalah dan melanjutkan perjuangannya untuk mendapatkan hasil yang baik diujian nasional yang sudah menantinya.

2. Takdir menghadirkan sebuah pertemuan
     Pindahnya Raga ke kelas barunya itu memciptakan kisah baru, lalu kesedihan yang Gesha berikan membuat dirinya semakin kuat untuk menghadapi masalah yang akan datang. Dan dia bersumpah tidak akan pernah kembali lagi kepada Gesha. Bersama teman-teman barunya Raga sedikit kesulitan untuk beradaptasi karena berbeda dengan kelas dia sebelumnya, meskipun duduk bersama Pebri tetap saja dia merasa kesulitan. Bagaimana tidak sikap Pebri semakin sini semakin aneh, terlihat seperti tidak mau kalah dari Raga, mungkin karena Raga yang asalnya pemalas menjadi seseorang yang rajin membuat Pebri merasa tersaingi. Raga merasa sedih  karena setelah dia di khianati oleh pacaranya masa dia harus dikhianati lagi oleh temannya sendiri. Tetapi Raga bersikap dewasa karena dia mewajarkannya saja. Setelah berbagai masalah datang menghampiri Raga, dia berpikir untuk mencukur rambutnya yang ikal hingga botak, ia percaya bahwa dengan ini bisa membuat dirinya menjadi seorang yang lebih beruntung. Raga yang memiliki penampilan rapih dengan rambut yang ikal, yang biasanya membuat perempuan yang melihatnya sedikit menatap telah hilang, yang ada hanya olok-olokan dari teman-teman Raga. Banyak yang menertawakan dia, tetapi ada satu wanita yang hanya melihatnya dengan tampang wajah yang biasa tanpa memiliki maksud menghina, dia seperti melihat perempuan ini pertama kali padahal dari hari pertama masuk sudah hampir satu bulan. Dan dia adalah wanita yang cantik, membuat jantung Raga berdebar saat melihatnya.
      Wanita ini memiliki paras yang cantik, meskipun dia bukan murid pindahan tapi dia membuat Raga seolah-olah baru melihatnya. Dia adalah Luna, wanita yang cantik dan polos itu membuat Raga sedikit tertarik padanya bagaimama tidak dengan paras cantiknya siapapun pasti suka. Tapi Raga berpikir bahwa itu hal normal karena dia wanita yang sangat cantik, apalagi dia adalah teman sekelasnya, ditambah lagi dia mempunyai seorang pacar yang bernama Raka. Tetapi Luna membuat Raga penasaran dengan dirinya yang jarang terlihat olehnya, Raga selalu memperhatikan setiap saat dia bergerak bahkan jika dia muncul dimedia sosialnya.
      Raga melakukan aktivitasnya dengan biasa di sekolah tanpa menunjukan bahwa dirinya tertarik kepada Luna. Tetapi semakin lama rasa yang ada dihati raga semakin tumbuh, membuat nya lupa bahwa hatinya baru saja terluka. Raga berpikir bahwa wanita ini spesial, yang bisa membuat dirinya bangun saat dirinya terjatuh. Saat pelajaran Indonesia, bu Ani mengajarkan murid-muridnya tentang bagaimana menjadi reporter berita. Bu Ani membentuk kelompok belajar untuk membuat sebuah vidio reporter yang sedang membacakan sebuah berita. Raga di kelompok bersama Nisa, Putri, dan Luna, betapa bahagianya Raga saat tahu bahwa dirinya satu kelompok dengan Luna. Bu Ani membiarkan semua kelompok berdiskusi termasuk kelompok Raga. " Bagaimana nih kelompok kita? Apa yang bakal kita beritakan", tanya Nisa, "bagaiman jika sampah yang menumpuk di dekat pertigaan yang biasa kita lewati saat pulang sekolah" jawab Luna, "boleh juga tuh", kata Raga sambil menatap Luna. Lalu mereka membagi tugas, Raga menjadi reporter di studio, Luna menjad reporter di tempat kejadian, Putri menjadi kameramen, dan Nisa menjadi editor. Merekapun membuat teks yang akan di bacakan reporter di studio dan di tempat kejadian. Lalu mereka mengumpulkan teks tersebut untuk di koreksi oleh bu Ani, untungnya kelompok Raga hanya mendapatkan sedikit kesalahan jadi tidak terlalu banyak dikoreksi. "Dimana kita akan kerja kelompok?" Tanya Raga, "bagaimana jika di rumah Luna?" Tanya Nisa sambil menatap Luna, "boleh boleh" jawab Luna. Mereka pun akan melakukan kerja kelompok esok lusa di rumah Luna, Raga merasa dirinya aneh begitu bahagia ketika dia akan menghampiri rumah Luna.
       Keesokan harinya ketika Raga sedang mempelajari pelajaran Ilmi pengetahuan alam, rian salah satu teman sekelasnya menghampiri Raga,  memberikan sebuah pulpen dan buku "ini ada titipan buat kamu ga" ujarnya, "wah dari siapa nih?" Tanya Raga, tetapi Rian tidak memberitahu siapa yang memberinya pulpen dan buku itu lalu Rian meminta nomor telepon Raga, katanya untuk berjaga-jaga jika dia butuh bantuan bisa menelponnya. Raga merasa senang karena dia sedang membutuhkan peralatan sekolah, tapi dia penasaran apa maksudnya orang ini memberikan buku dan pulpen.
      Sms pun masuk ke hp Raga dimalam harinya, pesam itu berisi "Semoga barang yang aku kasih bermanfaat (emoticon love)" membuat Raga sangat penasaran. Raga pun bertanya kepada Nisa lewat chatting, " nis ini ada yang nge sms aku, menurut kamu siapa yah?" Tanya raga sambil mengirimkan screenshot pesan itu. "Kata aku sih Putri ga, soalnya dia ga punya sosmed jadi dia cuma bisa ngirim pesan lewat sms" jawab Nisa, " masa sih Putri", kata raga , "nanti aku cari tahu di sekolah" ujar Nisa, "oke terimakasih Nisa" jawab Raga.
      Keesokan harinya di sekolah saat jam istirahat Raga terkejut karena Putri tiba-tiba menghampirinya sambil memberikan pulpen yang sama seperti pemberian Rian "Ga ini buat kamu" kata putri sambil menyodorkan pulpen tersebut "makasih put" jawab Raga dengan muka bingung. Hal itu mengakibat teman-teman yang lain menyoraki Raga dan Putri, Raga merasa sangat malu karena dirinya di pandangi oleh Luna. Muka nya tidak tersenyum sekalipun, hal itu membuat Raga merasa tidak nyaman. Semua kembali seperti semula setelah Raga ngambil pulpen itu dan pergi ke kantin untuk membeli beberapa makan favoritnya. Selepas istirahat Bu Asni masuk, lalu memberikan tugas kelompok kepada Raga dan kawan-kawan. Lagi-lagi Raga satu kelompok dengan Luna, mereka diberi tugas untuk merangkum tentang materi orde baru, ditengah-tengah itu Raga dan Luna sibuk mengobrol sembari menulis, "Ga menurut kamu kalo cowok yang suka main-main dibelakang pacarnya, harus di apain?" Luna bertanya kepada Raga dengan nada yang serius, " kalo kata aku sih tinggalin aja soalnya kan dia ga ngehargain kamu", jawab Raga, "iyaa sihh cuma aku kasian" kata Luna, "kenapa emang? Pacarmu ?", Tanya Raga sambil tertawa, "engga ishh" Luna berbohong dengan sikap salah tingkah, "ketauan kamu" kata Raga. Lalu Raga menyenggol tangan Luna ketika dia sedang menulis "ih Raga apaan sih, jadi ke coret kan" Luna berkata sambil memukul tangan Raga, dia hanya tertawa melihat Luna kesal. Tak lama kemudian Luna melakukan hal yang sama kepada raga " ihh kamu mahh" kata Raga, " skornya satu sama haha " Luna berkata. Mereka pun di tegur oleh Nisa " hei kalian bercanda terus awas nanti kalian sama sama suka" Nisa berkata dengan nada yang kesal. Raga dan Luna hanya saling pandang, lalu Raga bertanya kepada Luna " Lun kenapa banyak yang suka sama kamu? Kecuali aku" dengan nada menyindir "ya gatau lahh" jawab Luna. "Lun pacarmu emang siapa?" Tanya Raga kepada Luna, "dia udah SMK" jawab Luna " aku jadi penasaran yang mana pacar kamu lun" kata Raga, " ish kenapa emang?" Tanya Luna, "tanya luna "engga lun aku cuma nanya doang" ujarnya. Tak terasa mereka mengobrol akhirnya bel pulang pun berbunyi, Raga bergegas pulang karena dia ada janji dengan sahabatnya yang akan main ke rumahnya. Ternyata yang datang ke rumahnya hanya Deni saja, dia bertanya soal bagaimana Raga di kelasnya yang baru "ga bagaimana di kelas yang baru?" Tanya Deni, "ya gtu gtu aja sih ga ada bedanya" jawab Raga, "Pasti ada lah yang beda masa sama sih " Deni berkata, " ada lah soalnya ada dia " ujarnya, " dia siapa ga? Wahh pastinya cewe kan? Setia woi kamu kan udah sama gesha", Raga pun menjelaskan bahwa dirinya sudah tidak bersama lagi dengan Gesha " sebenernya aku udah ga sama Gesha, udah agak lama sih" katanya, " kenapa kamu ga cerita? " Tanya Deni, " aku males bahasnya Den" jawab Raga dengan muka kesal, "cerita lah dikit" Deni mencoba menggoda Raga agar dirinya bercerita kepada Deni. "Dia punya yang baru" Raga berkata, " wahh udah lah gausah di bahas, mending kasih tau aku siapa dia yang kamu maksud tadi?" Tanya Deni, "jangan kepo lah " jawabnya, "sejak kapan kamu main rahasia-rahasiaan?" Kata Deni, " Luna " Raga berkata dengan muka tanpa ekspresi. " Tapi dia udah punya pacar sih" ujarnya, " coba saja dulu ga" kata Deni, " iyaa iyaa nanti, ayo sekarang antar aku ke warnet" Raga berkata sambil menarik Deni agar mengantarnya ke warnet.
Keesokan harinya tepat tanggal 10 Oktober, dua hari lagi adalah hari dimana Raga dilahirkan, dia tak sabar menunggu moment ini. Karena dia ingin tahu bagaimana respon Luna saat Raga ulang tahun. Raga menjadi siswa yang sangat rajin karena dia merasa termotivasi oleh Luna, semangatnya semakin membara. Tepat di hari itu juga ketika pulang sekolah pacarnya Luna, yaitu Raka menjemputnya. Melihat Luna di jemput seperti itu membuat sedikit rasa tidak nyaman di hati Raga, entah mengapa itu terjadi. Tetapi jika di lihat dari sikap Luna sepertinya dia tidak ingin di jemput oleh pacarnya itu, padahal katanya dia itu orang yang ganteng. Luna hanya terdiam ketika di jemput oleh Raka, tanpa ada rasa senang yang tercermin dari mukanya. Ketika dia memandang wajah Raga , dia sepeti malu dengan keadaan. Raga pun pulang dan mencoba untuk biasa saja setelah kejadian itu.
Tak terasa tanggal 12 Oktober pun tiba, banyak sekali yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada Raga, termasuk Luna " ga selamat ulang tahun yah" Luna berkata kepada Raga sambil tersenyum," iyaa makaish lun, mana nih kadonya" jawab Raga "ihh ga ada " kata luna, " haha lagian bercanda" jawab raga sambil tertawa. Hal itu membuat Raga senang meskipun itu adalah hal kecil.  Bukan cuma luna yang mengucapkan kata selamat tetapi putri pun melakukan hal yang sama kepadanya, dia memberikan sebatang coklat kepada Raga dengan harap bahwa Raga akan memakannnya, tetapi teman-temannya langsung merebut coklat itu dan memakannya, Raga hanya memakan sedikit coklatnya. Karena dia ingin semua teman laki-lakinya memakan coklat itu. Sore harinya mereka dengan kelompok bahasa Indonesia melakukan kerja kelompok lagi di rumah Luna, hujan deras mengguyur sore itu tetapi karena kerja kelompok nya dilakukan di rumah Luna membuat Raga bersemangat, Raga pergi setelah hujan Reda. Ketika di tengah perjalanan hujan kembali mengguyur kepalanya dengan deras, Raga terpaksa berteduh di minimarket dekat rumah Luna. Luna pun keluar dari rumahnya membawa sebuah payung, begitu senangnya Raga ketika harus berada di satu payung bersama Luna. Raga selalu berpikir apakah bahagia itu sederhana ini? Pertanyaan itu selalu ada di pikirannya. Mereka pun diam di tukang kue balok dekat rumahnya dan Luna memesannya tanpa Raga ketahui. Setelah kue balok pesanan Luna matang, langsung di berikan kepada Raga " ini kado ulang tahun mu " kata Luna sambil tersenyum "makasih lun" jawab Raga dengan kebahagiaan yang menyelimuti dirinya. Mereka hanya berdua dan yang lain belum datang, Luna berkata kepada Raga dengan muka sedih "sebenernya aku ga nyaman dengan pacar aku yang sekarang" kata luna, " kenapa emang?" Tanya Raga yang mencoba menjadi catatan cerita Luna. " Dia itu orangnya posesif, aku ga nyaman sama dia " katanya, Raga mencoba memberikan saran kepada Luna "soal itu kamu yang harus memutuskan Lun, aku ga berhak apa-apa hanya bisa kasih saran aja, kalo kamu ga nyaman buat apa dipertahankan " kata Raga mencoba meyakinkan Luna. "Aku kasian sama dia" kata Luna, " kalo kamu ga nyaman ga perlu di paksakan lun", kata Raga. "Sikap kamu ke dia kaya gimana lun?" Tanya Raga, "aku sih dingin ke dia, makanya dia sampe datang ke sekolah waktu itu" jawab Luna. Tak lama kemudian Putri datang, dia langsung menetapkan pandangannya pada Raga sambil tersenyum. Raga merasa tidak nyaman karena disitu ada Luna, tidak tahu kenapa Raga seperti menjaga perasaan Luna. Meskipun Putri sudah datang tetapi hanya Raga dan Luna yang mengobrol masalah tentang pacarnya Luna, bahkan mereka beberapa kali bercanda. Kekesalan muncul dari raut wajah Putri, melihat mereka mengobrol dan bersenda gurau, malah Raga sempat meminjam handphone Luna, seperti layaknya seorang yang sudah menjalankan hubungan. Kedekatan mereka terjalin dari hari itu. Setelah itu Nisa datang dan kerja kelompok pun dimulai karena hari semakin sore.
Kedekatan mereka terjalin dari hari itu, sepulang kerja kelompok Raga memberanikan diri .untuk chatting dengan Luna. Chat itu berlangsung sampai mereka berdua tidur, dan disambung sampai pagi hari. Setiap hari Raga chat Luna dengan berbagai alasan yang selalu ada dipikirannya, tak pernah habis topik untuk ngobrol dengannya. Meskipun lewat chatting tapi Raga merasa bahagia, sikap Luna pun seperti tidak menolak Raga meskipun dia terus chat Luna. Di balik kebahagiaan itu Raga merasa bingung karena Putri selalu memberikan sesuatu kepadanya, semuanya dia berikan bahkan pulsa pun dia berikan kepada Raga, karena dia ingin Raga membalas pesannya. Tetapi Raga tidak memiliki rasa apapun kepada Putri, disamping itu juga Raga hanya memiliki rasa kepada Luna dan Raga pun sudah meyakinkan perasaanya kepada Luna.  Dan dia pun mulai memperlihatkan sikap bahwa dirinya menyukai Luna,  sepertinya Raga ingin membuktikan bahwa dirinya benar-benar menyukai dirinya. Tetapi pikiran Raga masih diselimuti  oleh pikiran bahwa dirinya tidak pantas dengan Luna yang begitu cantiknya. Apalagi posisinya Luna memiliki seorang pacar, tetapi dia mencoba untuk tidak memikirkan hal itu, dia mecoba untuk meyakinkan dirinya. Raga mulai menunjukan bahwa dirinya menyukai Luna, dia mulai chat Luna dengan berbagai alasan semenjak kerja kelompok bahasa indinesia. Tetapi dikelas tidak terlalu menunujukan bahwa  dirinya suka pada Luna, seiring berjalannya waktu Luna pun sadar bahwa Raga menyukai dirinya. Dan Luna pun seperti memberikan respon yang baik kepada Raga, hal itu membuat Raga ingin mengungkapkan perasaannya. Selepas pulang sekolah tetapi Raga masih ada di kelas bersama beberapa temannya dan disitupun ada Luna dan mereka berdua pun mengobrol, Raga yang memulai pembicaraan karena melihat Luna seperti malu, lun nanti aku mau ngomong sesuatu yah ujarnya, Luna pun menjawab emang mau ngomong apa? Kayanya serius nih  tanya Luna,belum pas waktunya kalo sekarang jawab Raga, apa ih Raga kasih tau dong Luna berkata sambil menarik baju Raga, teman-teman mereka yang melihat pun menyoraki Raga dan Luna ciee ciee, ada yang lagi pdkt nih bagas berkata seraya tertawa bersama yang lain. apaan sih kalian Raga menjawab dengan muka malu. Kita cuma lagi ngobrol biasa ko, kalian mikirnya aneh-aneh sih Luna pun ikut berkata setelah Raga berkata. Mereka berdua pun pulang setelah teman-temannya yang lain memojokan mereka, Luna pun keluar kelas terlebih dahulu lalu disusul Raga mengikutinya.
Sesampainya Raga dirumah di buat kaget oleh Luna yang mengirimkan banyak pesan kepadanya
Raga, apa yang mau kamu omongin? tanya Luna kepadanya, nanti aja yah ada waktunya  jawabnya , Luna pun memaksa Raga supaya berbicara kepadanya cepetan ngomong kalo engga aku ga akan ngomong sama kamu Luna mengancamnya, Raga yang tahu itu Cuma candaan  iya sok aja kalo kamu bisa haha jawab Raga, bisa awas we yah katanya. Keesokan harinya Raga datang terlebih dahulu dibanding Luna, dia menunggu Luna datang. Setelah beberapa menit Luna pun datang dengan muka kesal karena saat di masuk ke kelas langsung melihat muka Raga yang tersenyum kepadanya, Raga hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya yang lucu kalau sedang kesal. Raga memberanikan diri menghampiri Luna  apa!? tanya Luna dengan nada keras, " katanya ga akan ngomong sama aku haha" jawab raga sambil tertawa kecil, "ihh engga" Luna berkata sambil menahan tawa, "itu kamu ngomong haha" kata Raga sambil pergi ke kantin untuk membeli susu kotak kesukaanya.
Tepat 28 oktober pada hari sumpah pemuda, setelah Raga merasakan bahwa Luna punya rasa yang sama padanya, dia memberanikan diri untuk menyatakan bahwa dirinya menyukai Luna. Di sekolah sedang ada bulan bahasa untuk memperingati hari sumpah pemuda, "Lunaaaa sinii!" Raga memanggil Luna yang baru datang, "kemana yang lain?" Luna menanyakan teman-temannya yang lain "gatau aku juga baru datang" jawabnya, "mending ayo kita liat yang lomba " ajak Raga kepada Luna, "yuuui" teriakan senang seperti terpancar dari wajah Luna. Mereka pun pergi berdua menyusuri setiap perlombaan bagaikan sepasang merpati yang saling mencintai, "kalian udah pacaran yahh" Nisa berkata sambil meledek mereka berdua, "apaan sih kamu nis " jawab Luna. Raga hanya tersenyum kecil melihat tingkah Luna, yang menurutnya pendiam ternyata bisa memiliki sifat selucu ini. Di dalam benak Raga ada rasa ingin mengungkapkan kepada Luna, apalagi Nisa sudah berkata seperti itu semakin membuat dirinya yakin. Raga mengajak Luna menonton lomba story telling dikelas atas, mereka pun pergi bersama "ga mending kita liat dulu Lilo lagi lomba lukis poster" ajak Luna kepada Raga, "baiklah ayoo kita liat" jawab Raga, mereka melihat Lilo sedang menggambar poster yang indah. Karena takut mengganggu konsentrasinya kami pun pergi untuk menonton lomba story telling. Seakan diri Luna sudah milik Raga, dia selalu melindunginya dari ancaman laki-laki yang ingin mendekatinya. Membuat Luna tersenyum, Raga pun lupa bahwa dirinya masih memiliki seorang kekasih, Raka yang selalu saja nekat meskipun Luna tidak mencintainya sepenuh hati. Raga sibuk memainkan handphone nya, padahal dia sedang mengetik sesuatu di dalam memo dia menuliskan " Luna aku suka sama kamu, aku mau kamu jadi pacar aku" , perasaan takut, khawatir, dan tidak percaya diri menghantui dirinya yang membuat Raga berpikir untuk tidak melakukannya, tetapi dia memiliki mental yang kuat mencoba menegarkan hatinya dan memberanikan diri untuk memberikam pesan itu kepada Luna. "Kamu lagi apa sih ga?" Tanya Luna penasaran karena Raga hanya terdiam yang memikirkan dirinya dan memikirkan kata-kata apa lagi yang akan dia tuliskan, tetapi dia bingung " engga Lun bukan apa apa" dia kembali memasukkan handphone nya kedalam saku celananya, "ohh oke deh, kalo mau cerita yah cerita aja" Luna mencoba membuat Raga memberitahu apa yang dia sembunyikan. Diri Raga seolah lemah dia tak mampu mengungkapkan perasaannya, tetapi dia juga berpikir bahwa ini momen yang tepat dan pasti sulit dilupakan. Dia pun mengnarik nafas dan mengeluarkan handphone nya, memberikan pesan yang sebelumnya sudah di ketik Raga.
       "Ini serius Raga?" Tanya Luna
       " Iyaa aku serius Lun, mau ga kamu jadi pacar aku?" Raga berbicara berbisik
       " Aku jawabnya nanti apa sekarang? Tanya Luna
       " Terserah kamu lun, kalo kamu gamau juga tidak apa" jawab Raga dengan nada sedih
       " Bukannya aku gamau, nanti aja yah jawabnya tahun depan" kata Luna
       " Yaudahh iyaa lun, beneran kalo kamu gamau aku tak apa ko"
        "Engga, aku bukannya gamau"
 
      Setelah Raga mengungkapkan perasaannya dia pergi, perasaan buruk pun menghampiri pikiran Raga, dia selalu berpikir bahwa itu adalah sebuah penolakan halus. Tetapi Luna selalu berkata bahwa dia akan menjawabnya nanti padahal posisinya Raka adalah pacarnya.
Kehidupan di kelasnya pun berubah Raga dan Luna selalu menghabiskan waktu bersama dibandingkan bersama teman-teman yang lainnya.
        "Lun, ayo belajar aku bawa buku buat nanti ujian nih" ajak Raga
        " Belajar apa? " Tanya Luna dengan muka yang tidak seperti biasanya
        " Matematika aja we yah" kata Raga
        " Ihh aku ga bisa ga" kata Luna
        " Iyaa makanya kita belajar" jawab Raga.

      Mereka pun asik berdua memperlajari matematika, seolah-olah disekolah hanya ada mereka saja. Tidak memikirkan hal lain, Luna pun sepertinya memiliki perasaan yang sama setelah pengungkapan perasaan Raga yang membuat dirinya kaget. Bel istirahat pun berbunyi
         " Eh ga aku mau ngomong sama kamu" ajak luna
         " Ngomong apa? Jawaban kamu?" Tanya Raga
         " Bukannya kamu pernah bilang, banyak yang suka sama kamu kecuali aku?" Tanya Luna
         "Kapan aku bilang itu?" Raga pura-pura lupa
         " Bener yah kamu bilang gtu, jangan pura-pura lupaaa" Luna memukul Raga dengan keras

          " Sakit lun udahhh" jawab Raga kesakitan
          " Ngebohong ihh kamu " katanya
 
       Raga berlari karena Luna marah padanya, dia tahu marahnya bukan hal yamg serius, Raga hanya tersenyum dan merasa senang dia semakin dekat dengan Luna. Bukan hanya di sekolah setelah mereka pulang mereka melanjutkannya lewat  chatting. Reapon yang diberikan Luna terhadapnya membuat diri Raga merasa bahwa Luna juga memiliki perasaan yang sama tetapi disisi lain Raga juga mimikirkan bahwa mungkin itu hanya belas kasihannya saja. Dia menanyakan hal itu kepada Luna lewat chat karena dia tidak ingin ada yang tahu perihal ini

          "Lun jawaban kamu kapan? Kalo kamu tidak mau pun tak apa aku kan udah bilang berapa                                               kali sama kamu " tanya Raga
          " Aku ga bilang gamau ga, kalo pun kamu gamau jawaban sekarang kamu boleh ko ke yang lain" jawabnya
          "Aku mau nunggu jawaban kamu ko"  Raga meyakinkan Luna bahwa dirinya serius
          " Aku lagi menjauh dari Raka, mamah aku bilang aku harus menjauhinya, dia bikin aku risih ga" Luna berkata
         " Kalo aku boleh tahu kenapa?" Tanya Raga
         " Nanti aja aku ceritain yah" jawabnya
     
       Karena kegiatan yang padat di sekolah menjelang ujian, Raga dan Luna tidak kuat menahan mata yang lelah mereka pun tertidur. Di sekolah mereka habiskan waktu berdua bukan cuma untuk belajar tetapi juga untuk bertemu orang yang disukai. Di balik indahnya cinta di sekolah itu, Luna memiliki sedikit masalah, bahwa ada yang memberitahu kepada Raka bahwa Luna dekat dengan Raga. Raka membicarakan ini langsung kepada Luna lewat chat, karena dirinya sedang bersekolah jauh dengan sekolah Luna.
          "Lun, aku tau kamu di kelas lagi deket sama siapa? Tapi kamu harus bisa hargain aku dong" Raka berkata
          " Apa kamu bisa hargain aku?" Tanya Luna balik
          " Aku minta maaf sama kamu atas kesalahan aku, tapi kamu gaboleh pindah ke lain hati" katanya
          " Aku cuma temen sama Raga, emang kenapa? Gausah ada yang di permasalahkam" jawab Luna
         " Aku tau kamu sama dia kaya gimana di kelas, kamu udah kaya pacaran sama dia, di kelas kamu ada mata-matanya aku" jawab Luna
         " Yaudah terserah kaka aja" jawab luna karena tidak mau mempermasalahkan ini.

         Tetapi Luna khawatir Raka akan menyakiti Raga, dan Luna membicarakan hal ini kepadanya lewat chatting

        " Ga, Raka tau kalo aku sama kamu deket" kata Luna
        " Wah bagus dong" jawaban Raga senang bahwa dirinya dianggap oleh Luna
        " Takutnya dia nekat, dan celakain kamu" katanya
        " Ga akan berani dia ngelakuin hal itu, oke kita buktiin siapa yang paling nekat" jawabnya
        " Serius ihh ga" kata luna
        " Yaudah tenang aja ini urusan aku biar aku yang jelasin" jawab Raga
        " Jangan nanti kamu berantem sama dia" katanya
        " Ga akan lun, kecuali dia yang ngajak haha" katanya
      "Tuhkan kamu kaya gtu, aku gamau kamu berantem sama dia gara-gara aku ga" katanya
       "Engga akan lun aku ngerti" jawab Raga

  Akhirnya Raga berhasil menenangkan Luna

        " Yaudah aku percaya sama kamu yah, kamu gaboleh berantem sama dia" kata Luna
        " Iyaa iyaa ga akan ko lun, tapi pasti dia bakal chat aku" jawabnya
        " Iyaa kayanya dia, soalnya dia punya mata-mata di kelas, menurut kamu siapa?" tanya Luna
        " Temennya dia yang ada di kelas siapa? Ada ga?" Raga pun menanyakannya kembali
        " Ada si Diansyah, dia yang suka ngasih tau aku tentang Raka" jawab Luna
        " Yaudah nanti aku tanya yahh" kata Raga

         Raga berniat menanyakan hal ini kepada Diansyah, karena Diansyah juga merupakan teman dekatnya. Hal ini membuat Raga merasa bahwa dirinya telah menggangu hubungan Luna dengan Raka, dia mengungkapkannya kepada Luna
       
        "Lun maafin aku yah, udah ngeganggu hubungan kamu, jadi kamu dapet masalah kaya gini" katanya
        " Engga ga, lagian juga aku ga suka sama dia" jawabnya
       
        Ketika di sekolah Raga menanyakan hal yang dilakukan Raka kepada Diansyah, ternyata Diansyah tidak tahu apa-apa. Setelah mengetahui bahwa Diansyah tidak tahu apa-apa membuat Raga semakin penasaran siapa yang memberitahu Raka soal dirinya dengan Luna. Raga menuyuruh Luna untuk memancing Raka agar memberi tahu siapa yang jadi mata-matanya
      " Lun bagaimana jika kamu coba buat mancing si Raka biar ngasih tahu siapa mata-matanya" kata Raga
      " Emang kamu gak apa-apa? " Tanya Luna sambil tersenyum
      " Engga ko" jawabnya sambil tersenyum membalas senyuman manis Luna
      " Yaudah nanti aku coba yah" kata luna
 
        Sebelum Luna menanyakan hal ini, ternyata Raka memberitahu dulu siapa mata-matanya, ternyata sia adalah Zenit teman sebangkunya Luna yang senantiasa selalu mendengar keluh kesah Luna, dan dia malah membantu Raka yang membuat Luna risih. Seolah-olah dia sudah tau bahwa Luna dan Raga mencari mata-matanya, Raka memberitahu dengan sengaja kepada Luna
       
       " Apa kamu cari mata-matanya? Ada apa lun?" Tanya Raka
       " Iya aku cari tahu siapa yang suka ngasih tahu ini  ke kaka" jawabnya
       " Dia temen sebangku kamu, Zenit" katanya
       " Kenapa kaka minta bantuan Zenit?" Tanya Luna
        " Aku ga minta bantuan cuma dia aja yang menawarkan bantuan ke aku" jawabnya
        " Ohh gtu ya, makasih" jawab Luna
        " Kita putus yah Ka, gausah ngehubungin aku lagi yah, maaf sebelumnya kalo aku nyakitin kaka" Luna berkata
        " Tuhkan bener lun kamu mutusin aku karena deket sama Raga, aku tau aku jauh dari kamu dia yang pasti selalu ada buat kamu setiap hari ketemu lagi, aku pasti kalah lun" penjelasan yang diberikan Raka
         "Bukan karena Raga aku mutusin kaka, tapi emang aku ga nyaman sama kaka, maaf aja aku udah juju yang sebenarnya" jawab Luna
         " Okee kalo kamu maunya gtu aku ga bisa larang kamu" kata Raka
 
         Raka akhirnya chat Raga dengan bahasa yang kasar, karena dirinya merasa perempuan yang dia miliki direbut oleh Raga
     
         "Woyy!" Kata Raka
         " Apa?" Jawab Raga
         " Maksud kamu apa deketin Luna, aku pacaranya Luna" kata Raka
         " Bukannya udah putus yah?" Tanya Raga
         " Maksudnya apa itu semua gara gara kamu!" Jawabnya
         " Dimana kamu, kamu berani sama saya? Ayo ketemuan kalo kamu laki laki" kata Raka
         " Buat apa?" Tanya Raga
         " Aku ga takut kamu mau atlet gulat atw atlet apapun" ayo kita ketemuan
         
         Raga menolaknya karena tidak mau terjadi pertengkaran antara Raga dan Raka. Hanya saja Raga mendewasakan dirinya dan mencoba menyelesaikan lewat chatting, tetapi Raka memberitahu bahwa dirinya akan menhajar Raga jika bertemu dengannya. Masalah demi masalah muncul bahkan sebelum masalah Raka beres ada yang menggangu Luna untungnya Raga bisa mengatasinya dengan dewasa. Tanpa perlu memakai otot untuk menyelesaikan masalahnya, Raga memang memiliki sifat tempramen yang berbahaya sedikit saja di buat emosi maka dia tidak pernah memandang siapapun. Tetapi untungnya dia bisa menguasai emosinya karen itu semua untuk Luna. Akhirnya Raga bisa menyelesaikan masalah Luna, diwaktu pulang sekolahh mereka berdua berupaya untuk menyelesaikan masalahnya dengan Raka.

"Sebelumnya aku pengen nanya sama kamu Lun, apa kamu sayang sama aku?" Tanya Raga
" Apa yang kamu rasain?" Tanya balik dari Luna
" Aku gatau aku takut kamu ga punya rasa yang sama, karena aku sayang kamu Lun" kata Raga
"Aku juga sayang sama kamu ga, apalagi aku kan sama Raka juga ga kaya pacaran bahkan aku ga ngerasa pacaran dan aku juga ga nyaman sama dia" jawab luna
" Ayo kita selesaikan masalah ini biar kita menjalankan hubungan tanpa masalah dengan orang lain" ajak Raga kepada luna
 " Ayoo!!" Jawab Luna dengan penuh semangat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun