Mohon tunggu...
Alifian Sulaeman
Alifian Sulaeman Mohon Tunggu... Tentara - Membuka lembaran baru

Di mulai dari hal kecil.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Cinta Memang Rumit, tapi Aku Harap Kamu Tidak Pamit

25 Februari 2020   12:13 Diperbarui: 25 Februari 2020   12:16 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Raga sangat senang karena dia sudah lama tidak memiliki pacar dan akhirnya dia berpacaran dengan Gesha, wanita yang baik dan cantik ini membuat Raga terlarut dalam kebahagiaan. Kebahagiaan Raga membuat dirinya lupa bahwa dirinya ingin menjadi gamer, dan akhirnya dia menjadi siswa yang pemalas lagi. Gesha membuat Raga semakin bersemangat dalam olahraga gulat, Raga berlatih setiap hari agar nanti saat pertandingan bisa membuat Gesha bahagia. 

Mereka menyempatkan waktu untuk berlatih bersama, bahkan ketika hari libur kadang mereka menyempatkan waktu untuk lari. Saat pertandingan di salah satu gor di Bogor mereka sama-sama menorehkan prestasi, Raga selalu berpikir bahwa ini lah kisah cinta sejatinya. Padahal dia baru saja menginjak kelas 8 smp, masa-masa pubertas memang membuat para remaja buta akan cinta, salah satunya adalah raga.

Setelah pertandingan itu Raga dan Gesha putus. Gesha memutuskan Raga karena dia merasa bahwa Raga itu adalah orang yang tidak peka, Raga sangat bingung apa yang harus dilakukan ketika Gesha marah. Hal itu yang membuat Gesha tidak nyaman dan akhirnya memutuskan Raga, padahal Raga sangat jatuh cinta kepadanya. Raga sangat sakit hati ketika Gesha tidak bisa menerima alasan Raga yang menurut nya tidak pantas untuk dijadikan alasan. 

Selama beberapa minggu Raga galau dan bingung karena dia masih sangat jatuh hati kepada Gesha. Raga dengan penuh keyakinan berusaha memberi pesan kepada Gesha, pengharapan yang Raga berikan kepadanya  membuat Gesha tersentuh dan akhrinya Gesha pun memberikan cintanya kembali karena dilubuk hatinya, Gesha pun sama masih mencintai Raga. Akhrinya Gesha menerima kembali cinta Raga, tetapi Gesha tidak ingin berpacaran jadi mereka hanya sebatas teman tapi mereka saling menyayangi satu sama lain. 

Dan mereka membuat janji dan berdoa bahwa mereka akan selalu bersama sampai mereka bisa jadi atlet nasional. Beberapa hari setelahnya Raga tidak mendapatkan kabar dari Gesha, ternyata handphone milik gesha rusak. Raga merasa hampa karena handphone nya merasa tidak berguna, Raga pun mulai memfokuskan dirinya karena sebentar lagi dia akan menghadapi ujiang kenaikan kelas, dan dia pun tidak terlalu memikirkan tentang Gesha. Gesha hanya sesekali memberi kabar kepada Raga lewat handphone temannya, Raga pun merasa cukup ketika Gesha memberikan kabar kepadanya.

Tak terasa waktu ujian pun datang, Raga merasa dirinya bisa mendapatkan hasil yang maksimal setelah usaha yang dilakukannya. Dia menjalankan setiap ujan dengan lancar dan tanpa beban. Meskipun dia duduk bersama adik kelas tetapi dia merasa bahwa dia bisa mengisi setiap soal tanpa menyontek. Begitulah Raga, dia selalu berpikir bahwa menyontek adalah hal yang tidak berguna bahkan bisa merugikan dirinya, begitu beda dengan teman-temannya yang lain. 

Dia percaya bahwa dengan kejujuran akan membuahkan keberhasilan yang membuat dirinya puas. Ujian pun beres Raga mendapatkan hasil yang lumayan baik meskipun dia merasa belum maksimal, dia berpikir ini semua adalah awal dari dirinya untuk berubah menjadi lebih baik. Orang tua Raga tidak terlalu peduli dengan nilai Raga, karena orang tuanya hanya ingin Raga menjalani hidup ini dengan baik dan bermanfaat bagi orang lain.

Hari libur pun tiba Raga dan kawan-kawannya akan pergi berlibur, Raga memiliki beberapa orang sahabat. Mereka adalah Deni, Aris, Gilang, dan Dedi, mereka pergi berlibur ke Jakarta, tetapi Dedi tidak ikut karena dia pergi bersama keluarganya ke Bali. Mereka janjian di Terminal Bogor, rencananya mereka akan pergi ke Dufan, kebahagiaan menyelimuti mereka berempat, mereka berencana menaiki semua wahana yang ada di Dufan akan tetapi rencana mereka gagal karena pada saat itu dufan sangat dipadati oleh orang-orang yang berlibur juga. Deni mempunyai sebuah ide

"Bagaimana jika kita main-main ditepi pantai ancol" ujarnya,
dan yang lain pun setuju dengan anggukan kepala dan senyum tipis. Mereka melepaskan beban setelah mengantri untuk menaiki wahan ditepi pantai ancol, dan semua itu terbayarkan karena keindahan dari pantai ancol itu sendiri. Tak terasa adzan ashar pun berkumandang mereka pun siap-siap untuk pulang selepas solat. Mereka pun pergi ke terminal Jakarta untuk kembali ke Bogor menggunakan bus. Di tengah perjalanan Dedi menelepon

" hai gais, Bagaimana liburan kalian?" Ujarnya,
 semuanya menjawab dengan penuh kebahagiaan dan muka lelah

" asik lah, kita habis main air di ancol".
Lalu Gilang bertanya pada Dedi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun