Mohon tunggu...
fia abdillah
fia abdillah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Materi Mataf Universitas Aisyiyah Yogyakarta 2025

16 September 2025   21:32 Diperbarui: 16 September 2025   21:32 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Universitas Aisyiyah Yogyakarta

1. Negara pancasila sebagai darul ahdi wa syahadah disampaikan oleh PROF. DR. MUFDLILAH, S.PD., S.SIT., M.SC

Cita-Cita Muhammadiyah adalah mewujudkan negara Indonesia sebagai "Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafuur", yaitu suatu negeri yang baik dan berada dalam ampunan Allah.

Definisi Darul ahdi wa syahadah Adalah prinsip Muhamamdiyah tentang Indonesia sebagai negara hasil kesepakatan (ahdi) seluruh elemen bangsa sekaligus tempat persaksian (syahadah) bagi umat islam untuk memberi kontribusi terbaik. 

Darul = rumah/negara

Ahdi = perjanjian/kesepakatan

Latar belakang:

* Jawaban atas tantangan disintegrasi, radikalisme, dan pragmatism politik. 

* Perlu ada landasan teologis-ideologis bagi umat islam, khususnya Muhammadiyah dalam bernegara.

* Indonesia terdiri atas dasar kesepakatan (consensus nasional) : Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika. 

* Menegaskan bahwa Indonesia bukan darulharb atau darul kufr tetapi rumah Bersama untuk hidup, bekerja dan beribadah. 

Tujuan Utama:

1. Meneguhkan komitmen kebangsaanbemenjaga Indonesia sebagai Amanah Allah

2. Membuktikan peran umat islam:berkontribusi nyata dalam Pembangunan bangsa

3. Menguatkan nilai keislaman dan kebangsaan: Islam rahmatan lil'alamin dalam konteks NKRI

4. Mencegah perpecahan bangsa: memperkokoh persatuan dan keberagaman

Prinsip-prinsip Darul Ahdi wa Syahadah

1. Menghormati kesepakatan Nasional

2. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab

3. Kesaksian Iman dan Amal shalih

4. Membangun peradaban utama

2. Peran mahasiswa dalam menjaga keutuhan NKRI dan upaya bela negara di era sekarang disampaikan oleh Kompol Leo Nisya Sagita, S.I.K. Kasubditbintibsos Ditbinmas Polda DIY

Peran Strategis Mahasiswa dalam Upaya Bela Negara di Era Post-Truth

Menjawab tantangan disinformasi dan memperkuat ketahanan bangsa melalui generasi penerus yang cerdas dan berintegritas.

Era Post-Truth: Ancaman Baru Bela Negara

Informasi hoaks dan disinformasi menyebar dengan cepat di era digital, memincu perpecahan dan menurunkan semangat nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia.  39% Mahasiswa Terpapar paham radikal menurut penelitian Lemhannas RI 2024. Tantangan utama: bagaimana mahasiswa menyaring informasi dan menjaga integritas bangsa di tengah arus informasi yang tidak jelas kebenarannya. 

Mahasiswa: Agen Perubahan dan Penjaga Nilai Bangsa

* Agent of Change

Penggerak perubahan positif dalam masayarakat dan pembangunan bangsa

* Iron Stock

Cadangan kekuatan bangsa untuk masa depan Indonesia yang lebih baik

* Kekuatan Moral

Penjaga nilai-nilai luhur Pancasila dan integritas bangsa

* Kontrol Sosial

Pengawas jalannya pemerintahan dan pembangunan demokratis

Bela negara bukan hanya soal militer, tetapi sikap aktif: belajar dengan rajin, taat hukum, melestarikan budaya, dan menolak segala bentuk radikalisme yang mengancam persatuan. 

Post-TRUTH

Literasi Digital

Saring sebelum sharing, tanggapi hoaks dengan fakta, dan gunakan teknologi untuk menyebarkan narasi positif tentang Indonesia. 

* Verifikasi sumber informasi

* Gunakan platform fact-checking

* Edukasi media sosial yang bertanggung jawab

Pendidikan Kewarganegaraan

Memperkuat pendidikan kewarganegaraan dan bela negara di kampus sebagai fondasi moral dan patriotisme yang kokoh. 

* Diskusi nilai-nilai Pancasila

* Workshop bela negara

* Seminar wawasan kebangsaan

Kegiatan Sosial Budaya

Aktif dalam kegiatan sosial dan budaya yang mempererat persatuan dan menumbuhkan rasa cinta tanah air yang mendalam. 

* Festival budaya daerah

* Bakti sosial masyarakat

* Pelestarian tradisi lokal

Kesimpulan: Mahasiswa Kunci Ketahanan Bangsa di Era Post-Truth

Bela negara adalah kewajiban warga negara, terutama mahasiswa sebagai generasi penerus dan agen perubahan yang memiliki tanggung jawab besar. 

Dengan kesadaran tinggi dan peran aktif, mahasiswa dapat melawan disinformasi, menjaga persatuan dan menguatkan kedaulatan bangsa di tengah tantangan era digital. 

Mari jedikan bela negara sebagai gerakan nyata di era digital demi masa depan Indonesia yang kokah dan berdaulat!

Persatuan: perkuat solidaritas dan toleransi baru

Kedaulatan: lindungi kepentingan nasional Indonesia

3. Sistem pendidikan tinggi Indonesia disampaikan oleh Amika Wardana, S.Sos., MA.PH.D

Pendidikan Tinggi

* Pendidikan tinggi berawal dari tradisi kuno: Akademi Plato. Nalanda, Madrasah Islam. 

* Universitas abad pertefilsafa (Bologna, Paris, Oxford): pusat teologi, hukum, filsafat.

* Fungsi awal, menjaga kebenaran. mendidik profesional (hukum. medis, birokrasi). 

Perguruan Tinggi Modern

* Renaisans & Pencerahan: humanisme, rasionalitas, sains.

* Model Humboldt (abad ke-19): kesatuan riset & pengajaran, kebebasan akademik

* Perguruan tinggi jadi instrumen negara bangsa & moderenisasi.

* Demokrasi akses: pendidikan jadi hak warga negara.

* Marketisasi: pendidikan sebagai investasi modal manusia

* 21st Century Skills: berpikir kritis, kolaborasi, literasi digital.

* Peran baru: riset global, civic engagement solusi isu-isu kemanusiaan. 

* Universitas ruang pencarian kebenaran pelayanan kemanusiaan.

Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah

* Muhammadiyah mendirikan perguruan tinggi pertama pada tahun 1955 (Universitas Muhammadiyah Jakarta), sebagai kelanjutan komitmen pendidikan sejak berdiri tahun 1912.

* Jaringan Luas: terdapat lebih dari 163 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA), menjadikannya jaringan PTS terbesar di Indonesia. 

* Karakteristik Utama

Mengintegrasikan Islam Berkemajuan dengan ilmu pengetahuan.
Menjunjung kemandirian, filantropi, dan inovasi sosial.

* Orientasi Masa Depan Menjadi kampus berdampak:

Unggul dalam mutu akademik, riset, digitalisasi, serta melahirkan lulusan profesional berkarakter islami dan berkomitmen pada kemanusiaan. 

Sebaran Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah

Perguruan Tinggi 'Aisyiyah: 10

Perguruan Tinggi Muhammadiyah: 152

162 Perguruan Tinggi Muhamadiyah 'Aisyiyah. 

Bentuk Perguruan Tinggi:

Universitas 99

Sekolah Tinggi 32

Institut 26

Politeknik 4

Akademi 1

Akreditasi Institusi

Unggul 19

Baik sekali 40

B 16

Baik 72

Dalam proses 16

19 Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (12% dari total PTMA) Terakreditasi Unggul. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun