Mohon tunggu...
Fhi Sofia
Fhi Sofia Mohon Tunggu... Penulis - Fhisofia

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebisuan Rasa

13 Juni 2022   09:20 Diperbarui: 13 Juni 2022   09:42 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apa kau pernah merindukan seseorang yang bahkan sudah tidak akan pernah bisa kamu miliki lagi? Saat rindu mu meluap dan ingin tahu kabarnya apa yang akan kamu lakukan? Mengatakannya? Pergi menemuinya? Atau memilih untuk menyimpannya? Ada yang mengatakan bahwa dengan seiring berjalannya waktu saat kau bertemu dengan orang baru kau akan mulai melupakan perasaanmu kepadanya. Namun pada sebagian rasa tidak semua orang bisa melakukannya ada yang telah melanjutkan hidupnya dengan kisah baru, dan ada pula yang masih tertinggal dalam kenangan sekali pun terasa menyesakkan tanpa pernah diinginkan bukan tak ingin melanjutkan hidup dan membuka lembaran baru hanya saja masing-masing orang memiliki hati yang berbeda dan percayalah mereka yang sulit mempercayai cinta masih terjebak dengan perasaan yang sama adalah mereka yang memiliki cinta mendalam sehingga tidak mudah untuk menghapus perasaannya. Tidak semua orang meyakini bahwa cinta itu indah, namun juga tidak semua orang membenci ataupun memungkirinya.

Pengorbanan adalah ketulusan bukti dari sebuah cinta. Mungkin memang terasa indah saat kita mendapatkan apa yang kita inginkan, dapat hidup bersama dengan orang yang kita cintai. Tapi konsekuensi dari hidup adalah semuanya adalah titipan apa yang Sang Pencipta berikan hanya bersifat sementara, tidak ada kepemilikan mutlak. Darinya kita belajar bawa cinta tidak harus memiliki ada kalanya melepaskan akan menjadi lebih baik sebab jika terlalu memaksa terhadap sesuatu yang kita inginkan akan berakibat buruk. Cinta mengalir secara murni, biarkan takdir yang menentukan dengan siapa dan akan bagaimana perjalanan hidup kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun