Keamanan bukan hanya soal patroli malam. Di Kampung Makasar, ada pendekatan transformasi budaya hukum melalui kegiatan pembinaan masyarakat. Salah satunya adalah pelatihan hukum dan penyuluhan yang melibatkan Kejaksaan dan Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Perempuan.
Kegiatan ini menekankan pentingnya memahami hak dan kewajiban hukum, perlindungan anak dan perempuan, serta tertib berlalu lintas. Dengan peningkatan kesadaran ini, warga lebih siap menghadapi potensi konflik dengan cara yang damai dan legal.
"Keamanan bukan hanya tugas aparat, tapi tanggung jawab kita semua. Dengan memahami hukum dan saling peduli, kita bisa menjaga lingkungan tetap damai dan harmonis," ujar Ibu RT.
Rasa Aman sebagai Dasar Pembangunan
Mengapa keamanan begitu penting dalam konteks SDGs 11?
Karena rasa aman adalah fondasi utama dari pembangunan berkelanjutan. Tanpa rasa aman, masyarakat enggan berpartisipasi, kegiatan ekonomi terhambat, pendidikan terganggu, dan kualitas hidup menurun. Di Kampung Makasar, pembangunan fisik—seperti jalan lingkungan, taman, dan drainase didukung oleh iklim sosial yang tertib dan damai. Hasilnya adalah lingkungan yang bukan hanya nyaman dihuni, tapi juga menarik bagi investasi sosial dan ekonomi.
Kampung Makasar juga menggandeng pemuda dalam program keamanan berbasis teknologi. Beberapa RT telah memulai inisiatif pemasangan CCTV swadaya yang diakses bersama melalui cloud dan perangkat seluler. Selain itu, komunitas pemuda membuat sistem laporan cepat berbasis Google Form dan aplikasi pesan instan untuk mempercepat koordinasi saat terjadi gangguan.
"Anak muda sekarang tidak hanya aktif di media sosial, tapi juga jadi garda terdepan dalam menjaga kampungnya," ungkap seorang Ibu PKK.
Kampung Makasar sebagai Daerah Aman