Keberadaan pos ini turut memperkuat rasa gotong royong. Warga merasa memiliki sistem perlindungan yang dibangun atas dasar kepercayaan dan kebersamaan, bukan hanya ketergantungan pada aparat formal. Bahkan, dalam banyak kasus, penyelesaian masalah sosial seperti remaja nakal atau perselisihan rumah tangga pertama-tama dilakukan secara kekeluargaan melalui diskusi informal di pos tersebut.
Dengan peran yang begitu multifungsi, pos keamanan di Kampung Makasar telah melampaui peran tradisionalnya. Ia menjadi pilar ketahanan sosial berbasis komunitas menjaga bukan hanya properti, tetapi juga rasa aman, rasa memiliki, dan harapan untuk lingkungan yang lebih damai dan berkelanjutan.
Pencegahan Lebih Penting dari Penindakan
Alih-alih menunggu kejahatan terjadi, warga dan aparat di Kampung Makasar mengedepankan pendekatan preventif. Mereka aktif melakukan sosialisasi, mengedukasi warga tentang pentingnya waspada terhadap lingkungan sekitar, dan menciptakan sistem pelaporan yang cepat melalui grup WhatsApp RT/RW.
Inisiatif ini terbukti efektif. Berdasarkan pengamatan warga, tingkat kejahatan seperti pencurian rumah kosong dan tawuran remaja menurun signifikan dalam dua tahun terakhir.
Harmonisasi dengan Tokoh Masyarakat dan Pemerintah
Kunci keberhasilan lainnya adalah adanya koordinasi erat antara masyarakat dan aparat, baik dari kepolisian, Satpol PP, maupun pemerintahan kelurahan. Pada momen-momen strategis seperti Pilkada atau Ramadan, dibentuk Posko Bersama yang melibatkan Bhabinkamtibmas dan tokoh masyarakat untuk memastikan lingkungan tetap aman dan damai.
“Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat pengawasan, tapi juga membangun kepercayaan antara warga dan tokoh masyarakat,” unjar Ibu RT.
Kegiatan Edukatif untuk Masyarakat