Jika tubuh manusia adalah sebuah perpustakaan, maka gigi adalah rak yang tak pernah lupa. Ia tidak hanya menyimpan makanan, tapi juga menyimpan sejarah. Setiap goresan, tambalan, bahkan warna gigi dapat menceritakan kisah tentang siapa kita, dari mana kita berasal, dan bagaimana kita hidup.
Sebagai dokter gigi yang juga menekuni bidang odontologi forensik, saya sering menjelaskan kepada mahasiswa bahwa gigi adalah satu-satunya bagian tubuh yang tidak hanya berfungsi, tapi juga bercerita. Bahkan ketika suara telah diam, gigi tetap bisa berbicara.
Gigi Lebih dari Sekadar Alat Kunyah
Banyak orang mengira bahwa fungsi gigi hanya sebatas membantu mengunyah makanan. Padahal, dari struktur terkecilnya hingga jaringan keras paling luar, gigi menyimpan data biologis yang luar biasa.
Struktur email gigi yang sangat keras membuatnya bertahan lebih lama daripada jaringan tubuh lainnya. Bahkan dalam suhu ekstrem atau pembusukan pasca-kematian, gigi tetap utuh---sehingga dapat digunakan dalam proses identifikasi jenazah.
Usia, Kebiasaan, dan Pola Hidup
Dalam konteks identifikasi forensik, gigi dapat menunjukkan usia seseorang dengan cukup presisi, terutama pada anak-anak dan remaja. Melalui metode seperti Demirjian atau Cameriere, radiograf gigi bisa menunjukkan tahap pertumbuhan dan pematangan gigi, yang menjadi indikator usia biologis.
Selain itu, dari pola abrasi dan keausan gigi, kita bisa mengetahui apakah seseorang memiliki kebiasaan tertentu: