Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kemelut Melilit Jiwasraya, Ujian Berat Bagi Erick Thohir

19 November 2019   07:00 Diperbarui: 19 November 2019   09:12 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka berdalih bahwa uang sebesar itu akan dipergunakan untuk memperbaiki struktur permodalan perusahaan asuransi pelat merah tersebut agar sesusai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terkait dengan Risk Based Capital (RBS) sebesar 120 persen.

Akhirnya diketahui bahwa gagal investasi yang dilakukan manajemen  Jiwasraya sudah terjadi selama bertahun-tahun, sampai akhirnya posisi keuangan mereka menjadi minus sangat dalam.

Tak heran jika kemudian Jiwasraya tak mampu membayar klaim yang sudah jatuh tempo, kalau kondisinya memang seperti ini.

Apa sih yang terjadi sebenarnya terhadap Asuransi Jiwasraya negara? 

Berdasarkan data dari OJK, terdapat 17.393 polis produk Asuransi Saving Plan yang tanggal jatuh temponya bervariasi mulai dari tanggal 1 Oktober 2018 sampai dengan 30 September 2019.

Nilai portofolio tersebut mencapai Rp.17,12 triliun yang terdiri dari utang pokok sebesar Rp. 16,07 dan bunga senilai Rp. 1,05 triliun.

Dari jumlah total polis tersebut 5.914 polis sudah diperpanjang jatuh temponya sedangkan sisanya sebanyak 11.489 polis dengan nilai Rp. 9,87 triliun tak diperpanjang.

Selain itu, Jiwasraya juga memiliki portofolio lain berjumlah 399 polis yang tanggal jatuh temponya antara Oktober hingga Desember 2019 dengan nilai Rp. 380 Milyar.

Jika di total kebutuhan dana segar yang harus disediakan Jiwasraya awal tahun depan sebesar Rp. 16.13 triliun.

Produk Saving Plan yang dijual Jiwasraya tersebut ternyata mengandung kesalahan pada saat pembentukan harga produk tersebut. Artinya Jiwasraya miscounting ketika mengeluarkan produk Saving Plan ini.

Produk ini ditawarkan dengan imbal hasil pasti yang cukup tinggi antara 9 persen hingga 13 persen, angka tersebut diberikan sejak tahun 2013 sampai dengan 2018, yang dapat dicairkan tiap tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun