Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kemelut Melilit Jiwasraya, Ujian Berat Bagi Erick Thohir

19 November 2019   07:00 Diperbarui: 19 November 2019   09:12 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Imbal hasil yang diberikan dari produk tersebut jauh diatas rata-rata tingkat suku bunga di pasar. Tahun lalu bunga deposito ada dikisaran antara 5 persen hingga 7 persen, imbal hasil obligasi dikisaran 8 persen hingga 9 persen.

Jadi produk Saving Plan Jiwasraya ini terlihat jor-joran dalam memberikan imbal hasilnya, dan ini sifatnya flat dan pasti.

Sebagai info tambahan produk Saving Plan ini dijual melalui mitra distribusi  berupa Bancaassurance dengan sejumlah Bank antara lain PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), PT Bank ANZ Indonesia, PT Bank QNB Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank KEB Hana, PT Bank Victoria Tbk, dan PT Bank Standard Chartered Indonesia.

Bukan hanya produk itu, manajemen Jiwasraya pun banyak melakukan investasi berisiko tinggi untuk mengejar yield yang tinggi hingga mengabaikan prinsip-prinsip kehati-hatian.

Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat portofolio investasi Jiwasraya. 22,4 persen atau senilai Rp.5,17 triliun dari total investasinya ditempatkan pada instrumen saham.

Hanya 5 persen dari jumlah tersebut yang disimpan d saham-saham bluechip di papan LQ 45, sisanya ditempatkan di saham-saham layer 2 atau 3 yang cenderung fluktuatif harganya dan berisiko tinggi.

Lantas, 59,1 persen atau setara dengan Rp.14,9 triliun ditempatkan di reksadana, namun anehnya hanya 2 persen saja yang dipegang oleh manajer investasi grade teratas.

Katadata.co.id
Katadata.co.id
Data ini berdasarkan laporan keuangan Jiwasraya 2017, karena tahun itulah kali terakhir mereka mengeluarkan laporan keuangan.

Jiwasraya pun diketahui kerap kali melakukan window dressing atau rekayasa harga saham yang dilakukan secara masif.

Hal inilah yang kemudian membuat nasabah menurun kepercayaannya sehingga berdampak pada kenaikan klaim yang berakibat pada tekanan likuiditas perusahaan.

Kondisi Jiwasraya saat ini benar-benar babak belur. Permasalahan ini tak bisa diselesaikan Rini Soemarno selaku Menteri BUMN di periode pemerintahan Jokowi jilid I.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun