Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (16/7/2019). Ratas itu membahas perkembangan pembangunan Pembangkit LIstrik Tenaga Sampah (PLTSa) serta penanganan sampah di Indonesia. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Implementasi di lapangan memang lebih krusial dampaknya bagi pertumbuhan investasi di bandingkan dengan pembentukan lembaga baru. Namun Jokowi merasa dengan menguatkan posisi kelembagaan investasi mampu meningkatkan investasi.
Akan tetapi harus diingat butuh orang yang tepat untuk memimpin kementerian baru tersebut agar tidak sia-sia.Â
Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Erick Thohir, usai pertemuan di Resto Plataran, Kamis (18/4/2019). (KOMPAS.com/JESSI CARINA)
Menurut saya Erick Thohir sangat tepat untuk memimpin Kementerian Investasi mengingat prestasinya sebagai pengusaha cukup moncer, terus berbagai event besar pun bisa diorganisir dengan baik dan hasilnya cukup sukses. Jangan lupa  jaringan kerjanya yang ia miliki cukup luas.
Sementara Kementerian Digital dan Ekonomi Kreatif tepat rasanya bila dipimpin oleh Nadim Makarim, Pria lulusan Harvard ini sukses membawa GOJEK menjadi Decacorn pertama asal Indonesia.Â
Dan ia mampu mentransformasi Gojek yang tadinya hanya platform aplikasi transportasi online saja, menjadi sebuah perusahaan aplikasi multiplatform yang dilakukannya dengan mulus dan sukses.Â
Ini membuktikan ia memiliki kapabilitas yang cukup buat memimpin sebuah kementerian, walaupun tentu saja di lapangan akan berbeda, tetapi saya rasa ia akan mampu mengatsi semua itu.
Presiden Joko Widodo dalam video yang direkam oleh CEO Go-Jek Nadiem Makarim (kiri). Tampak Presiden Go-Jek Andre Soelistyo ikut nimbrung di latar belakang. (Nadiem Makarim/ Go-Jek)
Untuk kedua Kementerian baru tersebut saya pikir Jokowi sudah menetapkan target tertentu yang tidak hanya berorientasi hasil, tapi dampak dari hasil tersebut. "kita tidak lagi menggunakan pola money follows function, tetapi money follows program, tidak lagi berorientasi pada proses dan output, tetapi pada impact dan outcome, kita terus mengelola fiskal agar lebih sehat, lebih adil, dan menopang kemandirian," Ujar Jokowi pada saat penyampaian Nota Keuangan APBN tahun 2020 di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Jumat(16/08/19) lalu.Â
Untuk itulah efektivitas kedua Kementerian baru itu harus benar-benar terasa dan memberikan dampak yang optimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, agar diujungnya masyarakat merasakan kehidupan yang sejahtera.