Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lebaran Harus Pakai Baju Baru Siapa Bilang?

22 Maret 2024   16:10 Diperbarui: 22 Maret 2024   19:05 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baju Lebaran layak pakai/Dokumentasi pribadi

"Ketahuilah bahwa esensi utama dari baju yang dikenakan saat Lebaran adalah bersih dan sesuai dengan adab kesopanan  yang berlaku (sopan), namun tak harus baju baru. dengan demikian Islam tidak mewajibkan seseorang untuk memakai baju baru saat Lebaran hanya saja baju yang dikenakan harus bersih, suci, sopan dan beradab"

Lebaran Harus Pakai Baju Baru Siapa Bilang ?


Siapa bilang menyambut lebaran harus baju baru ternyata tidak juga bukankah ini hanya karena kebiasaan masyarakat di Indonesia dari zaman beheula sampai zaman kiwari masih ada pemahaman bahwa lebaran identik dengan baju baru pemahaman ini tidak terlalu salah karena ini bagian dari kebiasaan saja.

Anggap saja sebagai salah satu bentuk  ungkapan kegembiraan paling sederhana karena telah melewati puasa selama satu bulan penuh dengan penampilan baju baru hal ini bagi anak-anak usia SD  merupakan suaru keharusan memakaii baju baru yang dibelikan orang tuanya sebagai hadiah telah lulus menjalankan puasa selama sebulan penuh tanpa bathal orang memberikan aprsiasi dalam bentuk membelikan baju baru atau apapun yang membuat anak bergembira.

Toh kita juga saat masih kecil tidak jauh berbeda dengan anak-anak sekarang  dibelikan baju baru oleh orang tua sebagai hadiah  lalu disimpan didalam lemari dengan sangat rapih lalu terkadang dibuka lagi, dipegang bahkan mungkin diciumi aroma wanginya sambil bergumam  dalam hati kapan lebaran tiba rasanya ingin segera lebaran supaya lekas bisa menggunakan baju baru saya yakin semuanya pasti memiliki pengalaman ini waktu masih kecil saat dikampung bersama orang tua   

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Kini saat usia sudah tidak muda lagi sudah tahap usia LOLITA ( Lolos Lima Puluh Tahun )  rasanya sudah tidak terpikirkan lagi soal baju baru, celana baru, peci baru, dan sarung baru pokoknya semua serba baru solusinya adalah lebih melirik pakaian lama yang masih layak pakai,masih bersih,  pakai tinggal gosok saja langsung licin pakai minyak wangi beres urusan karena saya memiliki keyakinan bahwa pakaian itu digunakan sing penting bersih, suci dan  sesuai dengan norma-norma adab kesopanan, menutup aurat dan yang pasti tidak kumal saat silaturahmi dengan tetangga

Bukankah orang lain tidak akan pernah menanyakan apakah baju yang digunakan baru atau tidak , itu kan namanya pertanyaan mubazir yang buang-buang waktu jika harus menjawabnya bukankah seharusnya lebaran lebaran itu justru kita lebih mengedepankan sikap kesederhanaan, tawadhu’ salah satu akhlak yang wajib dimiliki oleh umat muslim, empati, tidak sombong,  jauh dari sikap  flexing sikap seseorang yang sangat bangga dan senang dengan sesuatu yang dimiliki dengan cara memamerkan yang membuat orang lain kesal justru yang seharusnya tampil adalah sosok sederhana  bukankah semua sikap itu adalah sebagai hasil  dari tempaan  selama bulan puasa sehingga kita menjadi orang yang baru lahir bersih tanpa noda karena sudah mendapatkan ampunan Allah SWT sebagaimana sabda Rasulullah SAW 

“Setelah puasa sebulan seperti bayi yang baru lahir Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan puasa Romadhan dan aku telah mensunnahkan menegakkan shalatnya (terawih) , maka barangsiapa berpusa dan menegakkannya mengharapkan ridho Allah SWT keluar dari dosa-dosanya seperti hari ibunya melahirkannya. (HR. Imam Ahmad/1572, Nasai /2180 Ibnu Majh/ 1318 artinya tinggal bagaimana kita menjaga agar tetap bersih bukankah makna Iedul Fitri apabila dilacak dari aspek bahasa dapat diartikan sebagai kembali kepada fitrah atau kesucian kenapa harus kembali kepada kesucian? ya  karena dalam keyakinan Islam pada awalnya  seluruh manusia itu dilahirkan dalam keadaan fitrah atau suci maka bagaimana kita menjaga fitra itu melalui ibadah kepada Allah SWT dengan istiqomah, kontinyu tidak on-of  Nabi bersabda “Ahabbul a'maali ilallahi adwamuha wa in qalla.” 

Artinya, perbuatan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-walaupun sedikit” dan ingat bahwa letak kemulyaan seseorang terletak sejauh mana sikap istiqomah  dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT dilihat atau tidak dilihat manusia layaknya jarum jam dinding yang selalu berputar untuk mengingatkan waktu dihagai atau tidak dihagai tetap berputar sesuai arah jarum jam  

Dok Darush Solihin
Dok Darush Solihin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun