Ketika AS, sebagai kekuatan global, terlibat langsung, ini bukan lagi sekadar konflik lokal.Â
Jika Iran membalas serangan AS, dan AS membalas lagi, siklus kekerasan akan sulit dihentikan.Â
Rusia dan Tiongkok, yang memiliki hubungan strategis dengan Iran dan melihat ini sebagai kesempatan untuk menantang hegemoni AS, mungkin merasa terdorong untuk campur tangan lebih aktif.
Ini adalah skenario yang sangat mengkhawatirkan. Serangan balasan Iran terhadap pangkalan AS yang memicu respons AS dapat menyeret lebih banyak pihak.Â
Apabila salah satu pihak merasa terpojok, mereka bisa meminta bantuan lebih lanjut dari sekutu global, menarik negara-negara lain ke dalam pusaran konflik.Â
Bahkan, krisis ekonomi global yang melumpuhkan akibat gangguan energi bisa memaksa negara-negara besar untuk mengambil tindakan militer demi mengamankan kepentingan vital mereka.
Meskipun belum bisa dipastikan, eskalasi konflik di Timur Tengah dengan keterlibatan langsung AS telah mengubah lanskap geopolitik.Â
Potensi terjadinya Perang Dunia III, meskipun bukan satu-satunya skenario, kini terasa jauh lebih nyata. Dunia menahan napas, berharap agar kebijakan yang diambil dan diplomasi, sekecil apa pun kemungkinannya, dapat menghentikan spiral kekerasan menuju kehancuran global.
Penutup
Di tengah gejolak ini, komunitas internasional, termasuk Indonesia, menanti dengan cemas langkah selanjutnya. Setiap keputusan yang diambil oleh Tehran, Washington, dan Tel Aviv dalam beberapa hari dan minggu ke depan akan memiliki konsekuensi yang jauh melampaui batas-batas Timur Tengah.Â
Apakah eskalasi ini akan berhenti di ambang batas perang regional, ataukah dunia akan terseret ke dalam konflik global yang lebih besar, adalah pertanyaan yang menggantung di udara.Â
Harapan terbaik adalah agar mereka yang berkonflik bisa kembali ke meja diplomasi, sekecil apa pun kemungkinannya, dapat menghentikan spiral menuju kehancuran yang tak terbayangkan. Namun, pada titik ini, prospek tersebut tampak semakin tipis di tengah mendidihnya situasi.