Bank sentral mungkin terpaksa mempertahankan suku bunga tinggi, berpotensi memicu resesi ekonomi. Ketidakpastian geopolitik juga akan mengguncang pasar saham global, mendorong investor ke aset aman seperti dolar AS, dan melemahkan mata uang negara berkembang, termasuk Rupiah kita di Indonesia. Investasi asing pun akan berkurang drastis.
Dampak Geopolitik: Pergeseran dan Polarisasi Global
Secara geopolitik, implikasinya bisa mengubah tatanan dunia. Richard Haass, Presiden Council on Foreign Relations, sering mengingatkan tentang "sifat rapuh" tatanan global dan bagaimana konflik regional dapat dengan cepat menjadi internasional.
Konflik ini akan meluas ke seluruh Timur Tengah. Kelompok proksi Iran akan meningkatkan serangan mereka terhadap Israel dan pangkalan AS.Â
Risiko perang habis-habisan di kawasan sangat tinggi, dengan potensi krisis kemanusiaan yang mengerikan dan gelombang pengungsi.Â
Konflik ini juga akan semakin mempertegas blok kekuatan global.Â
Di satu sisi, ada aliansi AS-Israel dan sekutunya. Di sisi lain, Iran yang kemungkinan besar akan mendapat dukungan terselubung atau bahkan bisa jadi terbuka dari Rusia dan Tiongkok—dua negara yang memiliki kepentingan strategis di Timur Tengah dan ingin menantang dominasi Barat.Â
Ini bukan lagi sekadar konflik regional, melainkan medan tempur proksi bagi rivalitas kekuatan besar. Lebih jauh lagi, serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, ironisnya, bisa mendorong Iran untuk secara diam-diam mempercepat program senjata nuklirnya sebagai pencegahan.Â
Jika Iran berhasil, maka risiko proliferasi nuklir di kawasan yang sangat tidak stabil ini akan meningkat drastis, menjadi mimpi buruk global.
Akankah Ini Memicu Perang Dunia III?
Menyaksikan perkembangan yang semakin mengkhawatirkan, pertanyaan menyesakan yang melintas dibenak saya dan mungkin sebagian lainnya adala, akankah perang ini memicu Perang Dunia III?Â
Jawabannya adalah risikonya kini jauh lebih tinggi dari sebelumnya.
Menurut Joseph Nye Jr., seorang pakar hubungan internasional dari Harvard University yang mengemukakan teori soft power dan kerap menganalisis hegemoni global, konflik regional yang melibatkan kekuatan besar selalu berpotensi menyulut konflik yang lebih luas.Â