Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Semoga Naturalisasi Sungai ala Anies Bukan Halusinasi

6 Januari 2020   12:01 Diperbarui: 6 Januari 2020   12:19 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasca Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, pada Jaman Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama baru menjabat beberapa bulan, awal tahun 2015 banjir besar kembali melanda.

Bahkan kali ini Bunderan HI, Jalan Jenderal Sudirman dan Thamrin hingga Istana Negara di Jalan Medan Merdeka terendam banjir. Akibat jebolnya beberapa tanggul yang ada di jalan Latuharhary, padahal tempat-tempat itu selama ini dijaga betul tak terendam banjir.

Saat itu tercatat 52 titik banjir, kawasan terparah yang dilanda banjir adalah daerah Kelapa Gading, Grogol dan Mangga Dua. Saat itu Jakarta lumpuh transportasi umum mulai dari KRL hingga bus kota tak bisa jalan karena rel dan jalannya ikut terendam. 

Menurut Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) kerugian ekonomi di Jakarta saat banjir tahun 2015 sebesar Rp. 1,5 triliun.

Nah berkaca pada kejadian tersebut, Gubernur DKI saat itu Jokowi yang kini jadi Presiden, mencanangkan normalisasi sungai Ciliwung dan membangun sodetan antara banjir kanal timur dan barat.

Saat Jokowi naik jadi presiden, jabatan Gubernur dipegang BTP,  ia melanjutkan program tersebut, eksekusi normalisasi sungai berjalan baik walaupun terjadi ekses sosial karena konsekuensi dari normalisasi adalah menggusur rumah-rumah penduduk yang berada di bantaran sungai.

Yang paling menyedot perhatian adalah saat penggusuran di Kampung Pulo Jatinegara Jakarta Timur. Walaupun mereka dipindah ke rusun yang sudah di bangun Pemerintah Provinsi namun mereka tetap menolak.

Lumayan rusuh sih walau akhirnya semua bisa diatasi. Sepanjang BTP jadi Gubernur kemudian diteruskan Djarot Saeful Hidayat, normalisasi sungai Ciliwung sudah dikerjakan sepanjang 16 km, dari seluruhnya sepanjang 33 km.

Efeknya sudah mulai tetlihat titik banjir sudah banyak berkurang, durasi banjir menjadi lebih pendek. Walaupun saat BTP memimpin banjir yang datang kerap dikaitkan sebagai azab oleh sebagian pihak.

Karena cara komunikasi BTP yang terkesan arogan terutama dia golongan double minority, ya non-muslim dan China.

Masih ingat mungkin twitt-an seorang ustadz sekaligus pesohor asal Bandung Aa Gym yang berujar bahwa banjir yang melanda Jakarta saat itu merupakan azab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun