Mohon tunggu...
Ferdy Wahyu
Ferdy Wahyu Mohon Tunggu... Undergraduate Airlangga University

Undergraduate Program in Radiologic Technology (D4) at Airlangga University

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pemeriksaan Ekstremitas Bawah Pada Kasus Dengan Indikasi Klinis Fraktur Pedis

2 Juni 2025   23:45 Diperbarui: 2 Juni 2025   23:45 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Fraktur Metatarsal 5 (Sumber: lifootcare.com)

Fraktur adalah kondisi dimana tulang mengalami pemutusan, retakan, atau patah akibat trauma atau tekanan fisik yang melebihi batas ketahanannya (Brunner & Suddarth, 2015). Fraktur merupakan salah satu cedera muskuloskeletal yang sering dijumpai di fasilitas pelayanan kesehatan, baik akibat trauma langsung maupun tidak langsung. Salah satu jenis fraktur yang penting untuk diperhatikan. adalah fraktur pedis atau fraktur pada tulang-tulang kaki. Di Papua, proporsi kecelakaan lalu lintas bahkan mencapai 64,2%, dengan kecelakaan sepeda motor menjadi penyebab dominan sebesar 72,7% (Riskesdas, 2018). Oleh karena itu, diagnosis dini dan tepat melalui pemeriksaan ekstremitas bawah menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan penatalaksanaan yang optimal.

Pemeriksaan ekstremitas bawah pada kasus dengan indikasi fraktur pedis melibatkan serangkaian prosedur penilaian klinis yang sistematis, mulai dari inspeksi, palpasi, pemeriksaan fungsi motorik dan sensorik, hingga pemeriksaan penunjang seperti radiografi. Tanda-tanda klinis seperti nyeri hebat, deformitas, bergkak, perubahan warna kulit, serta keterbatasan gerak aktif dan pasif harus dicermati secara teliti. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan lokasi, tipe, serta derajat keparahan cedera, sehingga dapat menentukan tindakan medis vang sesuai. Berdasarkan perkembangan ilmu kedokteran, manajemen nyeri farmakologis seperti pemberian opioid, opioid dan analgesic menjadi prioritas. Diantaranya ketorolac bekerja sebagai analgesik dan anti radang. namun penggunaan ketorolak mempunyai beberapa resiko dan efek samping yang serius seperti gangguan pencernaan, perdarahan saluran cerma, gangguan fungsi ginjal, dan sakit kepala (Handayani et al., 2019).

Secara anatomi, ekstremitas bawah terdiri dari beberapa struktur penting seperti tulang-tulang metatarsal, falang, talus, dan kalkaneus yang memiliki peran vital dalam fungsi tumpuan berat badan dan pergerakan tubuh. Cedera pada area ini tidak hanya menimbulkan keluhan lokal, tetapi juga dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap anatomi dan mekanisme cedera sangat membantu dalam menentukan titik-titik prioritas melakukan pemeriksaan, termasuk mendeteksi adanya fraktur tersembunyi yang mungkin luput dari perhatian awal.

Prosedur pemeriksaan ekstremitas bawah yang sistematis dapat membantu dalam penegakan diagnosis fraktur pedis secara dini dan akurat

Pemeriksaan ekstremitas bawah secara sistematis memiliki peran penting dalam penegakan diagnosis fraktur pedis, khususnya untuk memastikan adanya cedera pada struktur tulang kaki akibat trauma. Pemeriksaan ini dilakukan secara berurutan dan menyeluruh, dimulai dar anamnesis, inspeksi, palpasi, pemeriksaan. fungsi motorik dan sensorik, hingga pemeriksaan penunjang seperti radiografi. Dengan tahapan yang sistematis, kemungkinan terlewatnya tanda-tanda fraktur dapat diminimalisir, sehingga diagnosis dapat ditegakkan lebih dini dan akurat.

Langkah awal pemeriksaan adalah anamnesis, yaitu penggalian informasi terkait mekanisme cedera, lokasi nyeri, waktu kejadian, serta riwayat irauma sebelumnya. Mekanisme trauma, seperti jatuh dari ketinggian atau kecelakaan lalu lintas, dapat memberikan petunjuk terhadap area tulang kaki yang berpotensi mengalami fraktur. Selain itu, keluhan subjektif seperti nyeri hebat saat menapak, bengkak, atau deformitas juga menjadi indikasi penting untuk melanjutkan pemeriksaan fisik lebih lanjut.

Selanjutnya, inspeksi dilakukan untuk menilai adanya perubahan bentuk kaki, bengkak, hematom, luka terbuka, atau perubahan warna kulit di areal ekstremitas bawah. Kehadiran deformitas atau pembengkakan lokal dapat menjadi indikasi fraktur. Setelah itu, pemeriksa melakukan palpasi untuk menentukan titik nyeri tekan maksimal, adanya krepitasi tulang, serta stabilitas struktur tulang Palpasi dilakukan secara hati-hati, dimulai dari area yang jauh dari lokasi nyeri menuju area yang dicurigai mengalami fraktur.

Tahap berikutnya adalah pemeriksaan fungsi motorik dan sensorik. Pemeriksa menilai kemampuan pergerakan sendi pergelangan kaki, jari-jari kaki, serta refleks otot. Selain itu, pemeriksaan sensorik penting dilakukan untuk memastikan tidak ada gangguan fungsi saraf akibat fraktur, seperti parestesi atau hilangnya sensasi. Pemeriksaan sirkulasi perifer juga diperiksa dengan menilai nadi dorsalis pedis dan tibialis posterior untuk memastikan aliran darah tetap baik.

Untuk meningkatkan ketepatan diagnosis, pemeriksaan klinis dapat didukung dengan penerapan pedoman seperti Ottawa Ankle Rules, yaitu panduan klinis yang menentukan indikasi pemeriksaan radiologi berdasarkan adanya nyeri tekan pada titik-titik anatomi tertentu dan ketidakmampuan menapak. Jika sesuai kriteria, pasien harus segera dilakukan pemeriksaan radiografi untuk memastikan adanya fraktur, menilai lokasi, tipe fraktur, serta menentukan tindakan modis yang tepat

Peran Pemeriksaan Fisik dalam Menentukan Derajat Keparahan dan Lokasi

Fraktur Pedis

Pemeriksaan fisik merupakan langkah awal yang sangat penting dalam. penegakan diagnosis fraktur pedis sebelum dilakukan pemeriksaan penunjang. Melalui pemeriksaan fisik yang cermat, tenaga medis dapat menilai adanya kelainan anatomi, derajat keparahan cedera, serta perkiraan lokasi fraktur berdasarkan temuan klinis. Perneriksaan diawali dengan anamnesis terkait mekanisme trauma, lokasi nyeri, dan gejala yang dirasakan pasien. Mekanisme cedera seperti trauma tumpul, jatuh dari ketinggian, atau benturan langsung terhadap kaki memberikan petunjuk awal tentang kemungkinan fraktur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun