Mohon tunggu...
Fendi Utomo
Fendi Utomo Mohon Tunggu... Koki - simpel

Insan awam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengertian dan Sistem Kepercayaan yang Ada di Indonesia

10 Juli 2020   21:58 Diperbarui: 28 Mei 2021   15:28 7386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami pengertian dan sistem kepercayaan di Indonesia (unsplash/nick agus arya)

Kepercayaan menjadi aspek penting bagi sebuah komitmen atau janji dan komitmen hanya dapat direalisasikan jika suatu saat berarti. Keyakinan atau kepercayaan adalah faktor penting yang dapat direalisasikan jika pada suatu saat berarti. 

Keyakinan atau kepercayaan adalah faktor penting yang dapat mengatasi kritis dan kesulitan antara rekan bisnis selain itu juga merupakan aset penting dalam mengembangkan hubungan jangka panjang antar organisasi.

Moorman, Deshpande dan Zaltman (1993) sebagaimana yang dikutip oleh Zulganef (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai keinginan menggantungkan diri pada mitra bertukar yang dipercayai. Definisi lain Rempel, Holmes dan Zanna (1985) yaitu kepercayaaan merupakan rasa percaya diri seseorang yang akan ditemukan berdasarkan hasrat dari orang lain daripada kekuatan dirinya sendiri.

Morgan dan Hunt (1994) berpendapat bahwa ketika suatu pihak mempunyai keyakinan bahwa pihak lain yang terlibat dalam pertukaran mempunyai reliabilitas dan integritas, maka dapat dikatakan ada kepercayaan (Darsono dan Dharmmesta : 2005).

Lau dan Lee (1999) mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan (willingness) seseorang untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain dengan resiko tertentu. Kepercayaan terhadap merek terbentuk dari pengalaman masa lalu dan interaksi sebelumnya (Garbarino dan Johnson, 1999). 

Anderson dan Narus dalam Aydin dan Ozer (2005) menekankan bahwa trust terjadi ketika suatu kelompok percaya bahwa tindakan kelompok yang lain akan memberikan hasil yang positif baginya.

Baca juga :Kepercayaan Masyarakat Kota Palembang terhadap Tradisi Ziarah Kubro sebagai Bentuk Kearifan Lokal

Menurut KBBI keyakinan merupakan anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau nyata. Dengan kata lain kepercayaan tidak akan lahir jika tanpa adanya objek yang dipercayai.

Sistem Kepercayaan di Indonesia

sumber: https://www.liputan6.com/
sumber: https://www.liputan6.com/
Sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia, maka masyarakat Indonesia sebelum adanya pengaruh Hindu-Buddha juga telah mempercayai adanya kekuatan di luar diri mereka. Hal ini juga tidak terlepas dari kehidupan mereka. Mereka hidup dari berladang dan bersawah. 

Dalam mengolah/mengerjakan ladang atau terutama sawah harus ada kerjasama diantara mereka, seperti gotong royong membuat parit, membuat pintu air, bahkan mendirikan rumah. Kehidupan ini hanya dapat berjalan dalam masyarakat yang sudah teratur, yang telah mengetahui hak dan kewajibannya. Ini berarti telah ada organisasi dan yang menjadi pusat organisasi ialah desa dan ada aturan-aturan yang harus dipatuhi bersama.

Kepentingan desa berarti kepentingan bersama. Sifat kerja sama antara rakyat dan pemimpinnya membentuk persatuan yang kuat, memunculkan kepercayaan, yakni memuja roh nenek moyang, memuja roh jahat dan roh baik bahkan mereka percaya bahwa tiap-tiap benda memiliki roh. Dengan demikian munculah Animisme, Dinamisme, dan Politeisme.

Animisme, animisme adalah kepercayaan yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda baik yang bernyawa maupun yan g tidak bernyawa memiliki roh. Roh mempunyai kekuatan gaib yang disebut mana. Disini roh pada benda-benda tertentu mempunyai pengaruh pada setiap manuisa. Sehingga tujuan agama disi adalah hubungan baik dengan roh-roh yang ditakuti dan dihormati itu dengan senantiasa menyenangkan hati mereka.

Baca juga : Kebebasan Menganut Ajaran/Aliran Kepercayaan Masih Diperlakukan Tidak Adil di Indonesia

Dinamisme, Istilah dinamisme berasal dari kata dinamo artinya kekuatan. Dinamisme adalah paham/kepercayaan bahwa pada benda-benda tertentu baik benda hidup atau mati bahkan juga benda-benda ciptaan (seperti tombak dan keris) mempunyai kekuatan gaib dan dianggap bersifat suci. Benda suci itu mempunyai sifat yang luar biasa (karena kebaikan atau keburukannya) sehingga dapat memancarkan pengaruh baik atau buruk kepada manusia dan dunia sekitarnya. 

Dengan demikian, di dalam masyarakat terdapat orang, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda-benda, dan sebagainya yang dianggap mem- punyai pengaruh baik dan buruk dan ada pula yang tidak.

Benda-benda yang berisi mana disebut fetisyen yang berarti benda sihir. Benda-benda yang dinggap suci ini, misalnya pusaka, lambang kerajaan, tombak, keris, gamelan, dan sebagainya akan membawa pengaruh baik bagi masyarakat; misalnya suburnya tanah, hilangnya wabah penyakit, menolak malapetaka, dan sebagainya.

Politeisme, politeisme mengandung kepercayaan pada dewa-dewa. Dalam kepercayaan ini hal-hal yang menimbulkan perasaaan takjub dan dahsyat bukan lagi dikuasai oleh roh akan tetapi sudah dikuasai oleh dewa-dewa. 

Baca juga : Relevansi Kepercayaan Kuno Dengan Budaya Islam di Jawa

Dewa dalam politeisme mempunyai tugas sendiri-sendiri. Berlainan dengan roh Dewa diyakini lebih berkuasa. Oleh karena itu dalam kepercayaan ini bukan hanya memberi sesajen akan tetapi juga menyembah dan berdoan pada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat yang bersangkutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun