Mohon tunggu...
Zakki Ahmad Fauzi
Zakki Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Penulis/Blogger

Gemar membaca dan menulis. Dulu sempat suka menggambar sketsa. Suka sejarah, pemerintahan, falsafah, militer, aviasi, perkapalan, dan banyak hal lainnya. Suka anime, manga, manhwa, dan manhua.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Indonesia Perlu Memulai Proyek Internasionalisasi Bahasa

14 September 2025   16:05 Diperbarui: 14 September 2025   16:05 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Integrasi bahasa Indonesia dalam AI, penerjemahan, dan teknologi digital.

Dengan langkah-langkah ini, Indonesia menyiapkan fondasi kokoh agar bahasa nasionalnya bisa menjadi jembatan komunikasi antarbangsa, mendukung diplomasi, perdagangan, dan pengaruh budaya global.

Penutup

Internasionalisasi bahasa Indonesia bukan sekadar proyek linguistik, tetapi strategi geopolitik, ekonomi, dan budaya. Keunggulan bahasa Indonesia---sederhana, sudah memiliki kamus besar, jumlah penutur signifikan---memberi modal yang tak dimiliki banyak bahasa lain. Proyek inimemberikan peluang untuk mengukuhkan posisi Indonesia di panggung dunia, tidak hanya sebagai negara besar secara demografi dan ekonomi, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan dan diplomasi bahasa. Jika dijalankan dengan konsistensi dan strategi matang, bahasa Indonesia bisa menjadi alat soft power yang memfasilitasi kerja sama regional dan internasional, memperkuat identitas nasional, sekaligus membuka jalur ekonomi dan budaya baru.

Bahasa global tidak lahir dalam semalam. Inggris membutuhkan ratusan tahun untuk mencapai statusnya sekarang, Mandarin dan Arab pun melalui proses sejarah panjang. Namun, keunggulan bahasa Indonesia---fonetik sederhana, tata bahasa mudah, aksara Latin, dan kosakata yang relatif mudah diadaptasi---memberikan keunggulan unik: bisa dipelajari dengan lebih cepat dibanding bahasa besar lainnya. Dengan pendekatan berbasis teknologi, pendidikan, dan diplomasi, Indonesia bisa mempercepat proses ini, bahkan memotong kurva sejarah yang biasanya memakan generasi demi generasi.

Selain itu, proyek ini harus dilengkapi dengan mekanisme umpan balik internasional. Misalnya, diplomat dan duta besar Indonesia di berbagai negara bisa memberikan masukan kosakata baru, istilah ilmiah, ekonomi, budaya, dan teknologi yang relevan, sehingga Kamus Besar Bahasa Indonesia berkembang dinamis. Proses ini memungkinkan bahasa Indonesia selalu relevan dan adaptif terhadap kebutuhan global. Teknologi digital, termasuk AI dan platform pembelajaran online, bisa mempermudah penyebaran bahasa Indonesia secara masif, tanpa bergantung sepenuhnya pada tatap muka tradisional.

Dampak jangka panjang dari proyek ini tidak hanya bersifat linguistik. Bahasa Indonesia yang menjadi lingua franca akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin regional, meningkatkan pengaruh diplomatik, dan menumbuhkan kesadaran global tentang budaya, sejarah, dan nilai-nilai bangsa. Negara lain akan belajar bahasa Indonesia karena kebutuhan praktis, bukan paksaan. Ekonomi, perdagangan, pendidikan, dan budaya akan menciptakan ekosistem di mana bahasa ini hidup dan berkembang secara organik.

Proyek ini juga sejalan dengan tren globalisasi budaya dan pendidikan. Dengan lebih banyak negara mempelajari bahasa Indonesia, universitas di luar negeri bisa membuka jurusan bahasa dan budaya Indonesia, media internasional bisa mulai menggunakan konten dalam bahasa Indonesia, dan sektor pariwisata akan mendapat keuntungan karena wisatawan akan lebih mudah berkomunikasi. Proyek ini, jika dijalankan sejak 2027--2028, memungkinkan Indonesia menjadi pionir dalam diplomasi bahasa di Asia Tenggara, dan dalam jangka panjang, memposisikan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua atau ketiga di negara-negara kunci Asia sebelum 2036.

Dengan semua faktor ini, proyek internasionalisasi bahasa Indonesia bukan lagi sekadar mimpi. Ini adalah strategi nasional yang visioner, yang menggabungkan kekuatan linguistik, diplomasi, ekonomi, dan budaya. Bahasa Indonesia, dengan segala kelebihannya, memiliki modal dasar untuk menjadi bahasa yang tidak hanya dikenal, tetapi juga digunakan secara luas di dunia internasional. Dengan perencanaan matang, dukungan pemerintah, partisipasi masyarakat, dan adopsi teknologi, bahasa Indonesia bisa menjadi simbol identitas nasional sekaligus alat komunikasi global, menjadikan Indonesia bukan hanya negara besar secara geografis atau demografis, tetapi juga kekuatan budaya dan diplomasi di abad ke-21.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun