Psikologi, sebaliknya, berfokus pada pemahaman dunia dari dalam—melalui makna, pengalaman, dan kesadaran subjektif manusia.
Hermeneutika akuntansi berusaha menyatukan kedua pendekatan tersebut melalui jalan yang disebut Verstehen, yaitu kemampuan untuk memahami makna kehidupan manusia secara mendalam. Melalui Verstehen, peneliti akuntansi berupaya melihat dunia ekonomi sebagai dunia hidup (Lebenswelt), yakni dunia yang diisi oleh manusia dengan nilai, simbol, dan pengalaman yang saling berkelindan.
5. Tujuan dan Implikasi Hermeneutika Akuntansi
Tujuan utama dari hermeneutika akuntansi bukan untuk menemukan hukum universal atau membuktikan teori secara empiris, melainkan untuk memahami kehidupan ekonomi manusia secara mendalam. Pendekatan ini menekankan bahwa kebenaran dalam akuntansi tidak harus bersifat eksperimental, tetapi dapat diperoleh melalui proses interpretasi yang reflektif dan koheren terhadap makna.
Dengan demikian, teori akuntansi hermeneutik menawarkan dasar rasional baru:
pengetahuan yang dapat dipercaya karena dipahami dari dalam diri manusia itu sendiri, bukan semata-mata karena dapat diuji secara statistik. Pemahaman ini menjadikan akuntansi bukan hanya alat ukur ekonomi, tetapi juga cermin dari kehidupan manusiayang penuh dengan makna, nilai, dan emosi.
3. Implikasi bagi Teori Akuntansi
Pemikiran Dilthey memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan teori akuntansi hermeneutik, khususnya dalam hal memahami hakikat pengetahuan akuntansi dan peran peneliti di dalamnya. Jika positivisme menekankan pengukuran objektif terhadap realitas ekonomi, maka hermeneutika menekankan pada pemahaman makna sosial dan manusiawi di balik data ekonomi.
Dengan demikian, akuntansi tidak lagi sekadar sistem teknis untuk mencatat, mengukur, dan melaporkan transaksi keuangan, tetapi juga suatu sistem komunikasi sosial yang mengandung nilai, simbol, dan makna yang merepresentasikan kehidupan ekonomi manusia.
4. Epistemologi Ganda Akuntansi
Dilthey, dan kemudian para pemikir akuntansi hermeneutik, mengusulkan adanya dua epistemologi dalam memahami akuntansi, yaitu:
Epistemologi Luar (Fisiologis)
Akuntansi dipahami sebagai sistem pengukuran dan pengendalian yang bersifat kuantitatif, empiris, serta teknis. Pandangan ini melihat akuntansi dari sisi objektif—yakni sebagai alat untuk mengukur performa ekonomi, efisiensi, dan kestabilan organisasi. Pendekatan ini penting dalam menjaga keteraturan dan akurasi data finansial.-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!