Mohon tunggu...
Fauzan Rizqy Hidayat
Fauzan Rizqy Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa

Nama : Fauzan Rizqy Hidayat NIM : 43223010058 Program Studi / Fakultas : S1- Akuntansi / Fakultas Ekonomi dan Bisnis Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi Dosen : Prof.Dr. Apollo , Ak , M. Si. Universitas Mercu Buana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

B-206_Kuis Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey

11 Oktober 2025   15:13 Diperbarui: 12 Oktober 2025   16:26 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keduanya saling melengkapi: pengukuran eksternal hanya bermakna jika disertai pemahaman internal terhadap makna dan nilai yang dihayati pelaku akuntansi.

3. Dualitas Pengetahuan dan Epistemologi Akuntansi

 Naturwissenschaften (ilmu alam) dan Geisteswissenschaften (ilmu tentang manusia). Kedua cabang ini sama-sama rasional, tetapi berbeda dalam orientasi dan metodenya. Ilmu alam berfokus pada penjelasan sebab-akibat (Erklren), sementara ilmu manusia berfokus pada pemahaman makna (Verstehen). Dalam ilmu alam, pengetahuan diperoleh dengan mengamati dan menjelaskan gejala eksternal secara objektif, seperti bagaimana hukum gravitasi bekerja atau bagaimana sebuah mesin beroperasi. Namun dalam ilmu manusia, pengetahuan muncul melalui partisipasi dan empati terhadap kehidupan batin manusia itu sendiri. Di sinilah Dilthey menegaskan bahwa manusia tidak dapat dipahami seperti benda; kehidupan manusia harus dihayati dan ditafsirkan dari dalam.

psikologi bagi Dilthey menggambarkan cara memahami manusia dari dalam. Peneliti berusaha masuk ke dalam dunia batin subjek, mencoba merasakan dan menghidupkan kembali pengalaman orang lain (Nacherleben). Dalam konteks akuntansi, pendekatan ini berarti memahami makna yang dihayati oleh pelaku ekonomi di balik setiap angka yang mereka hasilkan. Laporan keuangan tidak lagi dipandang sebagai kumpulan data netral, melainkan sebagai teks kehidupan yang mengandung nilai, emosi, dan tanggung jawab. Angka laba, misalnya, bukan hanya hasil perhitungan logis, melainkan juga simbol dari kerja keras, dilema moral, dan nilai sosial yang menyertai proses ekonomi di baliknya.

4. Ontologi Hermeneutik Akuntansi: Akuntansi sebagai Dunia Hidup

Wilhelm Dilthey berpendapat bahwa realitas manusia tidak bisa dipahami sebagai sesuatu yang berdiri di luar dirinya, melainkan sebagai bagian dari kehidupan itu sendiri. Ia menyebutnya dengan istilah das Leben atau kehidupan yang dihayati. Dalam pandangannya, kehidupan manusia selalu berada dalam konteks sejarah, budaya, dan pengalaman yang membentuk makna. Karena itu, ontologi hermeneutik tidak berfokus pada objek-objek mati atau hukum universal seperti dalam ilmu alam, melainkan pada kehidupan yang bermakna. Realitas sejati bagi manusia bukanlah data atau angka, tetapi pengalaman hidup yang memberi makna pada data dan angka tersebut.

Dalam konteks akuntansi, pandangan ini menuntun kita untuk melihat bahwa akuntansi bukanlah entitas yang berdiri sendiri. Ia tidak eksis di luar manusia, melainkan ada di dalam kehidupan manusia itu sendiri. Setiap catatan transaksi, laporan keuangan, maupun kebijakan akuntansi adalah bentuk ekspresi manusia dalam memahami dan mengatur kehidupannya. Laporan laba rugi, misalnya, tidak sekadar menggambarkan kondisi keuangan, tetapi juga merefleksikan pandangan moral dan sosial tentang bagaimana kekayaan dihasilkan dan dibagikan. Akuntansi adalah bahasa yang digunakan manusia untuk menuturkan kisah hidup ekonominya- sebuah "cerita angka" yang penuh makna.

PPT prof Apollo
PPT prof Apollo

Aksiologi Akuntansi Hermeneutik Dilthey: Nilai, Empati, dan Makna Moral dalam Angka

Wilhelm Dilthey memandang pemahaman manusia (Verstehen) sebagai jalan etis untuk menghayati nilai kehidupan, bukan sekadar proses intelektual. Dalam akuntansi, hal ini berarti bahwa angka bukan hanya alat ukur kekayaan, tetapi sarana untuk memahami nilai, tanggung jawab, dan makna hidup ekonomi manusia.

PPT PROF APOLLO
PPT PROF APOLLO

Aksiologi akuntansi hermeneutik menekankan tiga pilar utama:

  1. Nilai kehidupan (Lebenswert) — nilai bersifat batin dan memberi arah bagi tindakan manusia.

  2. Empati (Einfühlung) — kemampuan memahami makna moral di balik tindakan ekonomi.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    10. 10
    11. 11
    12. 12
    13. 13
    14. 14
    15. 15
    16. 16
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun