Banyak ayah yang tidak sadar bahwa dirinya telah berubah. Dulu sibuk bekerja agar anak-anak tidak kekurangan, kini diam-diam menunggu kabar mereka sekadar bertanya, "Ayah sudah makan?" Dulu menjadi pusat keputusan, kini hanya menjadi pendengar di ujung telepon. Dan meski perannya bergeser, cintanya tidak pernah berkurang.
Ayah adalah sosok yang terus ada, meski tak lagi terlihat di depan. Ia menjadi bayangan lembut yang menjaga dari jauh, memastikan semua berjalan baik. Ia bangga melihat anak-anaknya tumbuh, tapi di dalam hatinya ada rindu kecil --- rindu masa ketika suara tawa mereka memenuhi rumah.
Namun itulah keikhlasan seorang ayah: mencintai tanpa menahan, melepas tanpa kehilangan makna. Ia tahu, cinta sejati bukan tentang memiliki, melainkan tentang memberi ruang untuk tumbuh.
Maka, perannya tak akan pernah usai. Ia mungkin menua, rambutnya memutih, langkahnya melambat --- tapi hatinya tetap bekerja, mencintai dalam diam, mendoakan tanpa henti.
Itulah bentuk cinta yang paling panjang umur: cinta seorang ayah.
Sosok yang Tak Pernah Minta Dikenang
Tidak semua cinta butuh panggung. Dan tidak semua pengorbanan perlu diucapkan keras-keras.
Ayah tahu itu. Ia mencintai dengan cara paling sederhana --- dengan bekerja dalam diam, memberi tanpa menghitung, dan hadir tanpa banyak bicara.
Ketika anak-anaknya tumbuh, dunia mungkin tidak mencatat semua yang telah ia lakukan. Tidak ada piagam untuk kesabaran, tidak ada penghargaan untuk keikhlasan. Tapi setiap langkah anak yang berani, setiap keputusan yang bijak, adalah bukti tak kasat mata bahwa ajarannya telah melekat di dalam diri mereka.
Ayah bukan sosok yang mencari sorotan. Ia lebih suka berdiri di belakang, memastikan semua berjalan baik. Ia tak meminta dikenang, karena bagi ayah, yang terpenting adalah mereka yang ia cintai bahagia. Itulah bentuk cinta paling tulus: yang tidak menuntut imbalan, tidak mengikat, hanya memberi arah.
Dan mungkin, di akhir hidupnya nanti, seorang ayah hanya ingin mendengar satu kalimat sederhana: "Terima kasih, Yah. Aku baik-baik saja."
Kalimat itu cukup untuk membayar semua perjuangan, semua doa yang tak pernah selesai ia panjatkan.
Ayah --- sosok yang tak banyak bicara, tapi hidupnya adalah bukti dari cinta yang bekerja dalam keheningan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI