Mohon tunggu...
Pekik Aulia Rochman
Pekik Aulia Rochman Mohon Tunggu... Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody. But, I am An Enthusiast in learning of anything.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Ayah, Sosok yang Tak Banyak Bicara, tapi Hidupnya Selalu Mengajarkan

12 Oktober 2025   05:52 Diperbarui: 12 Oktober 2025   16:15 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis saat dijenguk Ayah Kandungnya di Kampus UI, Salemba. (Dokumentasi Pribadi)

Ia mungkin tidak berkata, "Ayah bangga padamu," tapi ia akan berdiri diam di pojok ruangan, memperhatikan anaknya tampil di panggung sekolah, dengan mata yang menyimpan kebanggaan besar. Ia mungkin tidak berkata, "Ayah mencintaimu," tapi ia memastikan lampu teras tetap menyala sampai semua orang di rumah pulang dengan selamat.

Keheningannya sering disalahpahami sebagai ketidakterlibatan, padahal di dalam diam itu tersimpan banyak doa, banyak keputusan yang diambil dengan hati-hati.

Ketika anaknya sakit, ia bukan hanya memikirkan biaya rumah sakit, tapi juga bagaimana menenangkan hati istrinya agar tidak panik. Ketika ekonomi keluarga goyah, ia berpura-pura tenang, agar anak-anak tetap bisa tidur dengan damai.

Di dunia yang bising dengan ambisi, sosok ayah adalah oase yang menenangkan --- yang menunjukkan bahwa cinta tidak selalu harus berbunyi. Ia mungkin tidak selalu hadir di setiap percakapan, tapi hadir di setiap langkah hidup anaknya, dalam bentuk dukungan yang tak kasat mata.

Dan mungkin, di situlah letak kebesaran seorang ayah: ia tidak butuh dikenang, tidak menuntut terima kasih. Ia hanya ingin memastikan semua orang yang dicintainya baik-baik saja.
Dalam diamnya, ia sedang mencintai --- dengan caranya sendiri.

Luka dan Cinta yang Tak Diceritakan

Di balik keteguhan seorang ayah, sering tersembunyi luka yang tidak pernah diceritakan. Ia bisa menanggung kegagalan tanpa air mata, menahan kecewa tanpa keluh, dan tetap tersenyum saat hatinya sedang berat. Sebab bagi seorang ayah, kesedihan bukan sesuatu yang boleh dilihat --- ia percaya bahwa ketenangan keluarga bergantung pada kekuatannya menahan diri.

Tapi di balik itu, ada banyak hal yang tidak pernah ia ucapkan.
Ada penyesalan karena waktu yang dulu terlalu habis untuk bekerja. Ada rasa bersalah karena tidak sempat mendengarkan cerita anak ketika kecil. Ada ketakutan bahwa suatu hari anak-anaknya akan tumbuh dan pergi tanpa benar-benar mengenalnya.

Ayah adalah sosok yang sering menyimpan segalanya sendirian. Ia tidak terbiasa meminta bantuan, bahkan saat hidupnya terasa berat. Ia memilih memikul semuanya dalam diam --- bukan karena sombong, tapi karena ia takut terlihat lemah di mata mereka yang ingin ia lindungi.

Namun cinta seorang ayah tak pernah hilang, meski terkadang ia tidak tahu bagaimana cara menampilkannya. Ia mencintai dengan cara membenarkan atap yang bocor, mengantarkan anak di tengah hujan, atau memastikan kulkas tetap penuh.Semua dilakukan tanpa banyak bicara, tanpa perlu pengakuan.

Karena bagi seorang ayah, cinta tidak harus diumumkan. Cukup diwujudkan --- dan biarlah dunia menafsirkannya sendiri.

Tentang Peran yang Tak Pernah Usai

Menjadi ayah tidak pernah berhenti pada satu masa. Ketika anak-anak masih kecil, ia menjaga dengan tangan; ketika mereka dewasa, ia menjaga dengan doa. Tanggung jawabnya tidak selesai ketika anak-anak bisa berdiri sendiri --- justru di sanalah babak baru dimulai: belajar melepaskan dengan lapang dada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun