Mohon tunggu...
Fatimah Azzahra
Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IKM 2

Memiliki ketertarikan dengan buku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Memahami tentang Kesehatan Mental

4 Januari 2024   04:32 Diperbarui: 5 Januari 2024   10:27 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pentingnya Memahami Tentang Kesehatan Mental

Kesehatan mental adalah keadaan batin yang terus menerus di dalam keadaan yang tenang, aman, dan tentram, yang memungkin kan seseorang untuk menyadari potensinya, mengatasi tekanan hidup, bekerja secara produktif, dan memberikan kontribusi pada masyarakat. Masalah kesehatan mental dapat berupa gangguan kecemasan, gangguan ke-pribadian, gangguan psikotik, gangguan suasana hati, gangguan makan, gangguan pengendalian impuls, kecanduan, gangguan obsesif-kompulsif, dan banyak lainnya. Prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia sekitar 1.7 kasus per 1000 penduduk, dan survei menunjukkan bahwa sekitar 11.6% penduduk Indonesia di atas usia 15 tahun mengalami gangguan kesehatan mental dan emosional. Remaja dan dewasa muda pada usia 10-24 tahun juga mengalami masalah kesehatan mental, dengan sekitar 20% remaja mengalami masalah kesehatan mental, khususnya masalah pertemanan.

Kesehatan mental seseorang bisa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, yang termasuk faktor internal adalah seperti kondisi kepribadian fisik, perkembangan dan kematangan kondisi psikologi, keberagaman, sikap, menghadapi problem hidup. Adapun yang termasuk faktor eksternal adalah seperti keadaan ekonomi, budaya, dan kondisi lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat, maupaun lingkungan pendidikan. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas mengenai kesehatan mental dan segala sesuatu yang terkait dengan kesehatan mental.

Saat ini dunia semakin keras dan penuh tantangan, sangat penting bagi kita untuk memahami apa itu kesehatan mental. Memahami bagaimana pentingnya kesehatan mental dan bagaimana cara mencegah penyakit mental, agar anda secara keseluruhan mendapatkan kebahagiaan, kesuksesan, dan kepuasan yang lebih besar. Tujuan artikel ini adalah untuk membahas beberapa poin poin penting mengenai kesehatan mental dan memberi anda pemahaman yang lebih baik tentang seberapa penting mencegah penyakit mental dan bagaimana mengobati penyakit Mental.

Pertama, saya akan menjelaskan mengapa sangat perlu memperhatikan kesehatan mental, melihat banyaknya kasus bunuh diri yang meningkat dari tahun ketahun, tentunya sangat penting bagi kita semua untuk mempelajari edukasi agar mengurangi kasus bunuh diri yang terjadi beberapa tahun belakangan ini. Pada kasus ini sebenarnya tidak hanya bunuh diri yang kita jadikan acuan, banyak metode-metode yang dilakukan penderita yang memiliki gangguan kesehatan mental untuk membunuh diri nya sendiri.

Kemudian, membahas pentingnya menjaga Kesehatan Mental, sudah banyak edukasi tentang menjaga kesehatan mental yang beredar di media sosial, namun masih sedikit yang melakukan hal hal tersebut, banyak remaja sekarang yang sangat mudah terkena penyakit mental. Maka dari itu pada artikel ini saya akan memberikan edukasi bagaimana menjaga kesehatan mental, dan menerapkan hidup sehat.


Dan yang terakhir, tulisan ini akan meng-angkat beberapa penyebab seseorang memiliki penyakit mental, sudah banyak studi kasus tentang apa penyebab dari beberapa orang yang memilih untuk mengakhiri hidupnya, dan beberapa penyebab seseorang yang memiliki gangguan jiwa atau penyakit mental.

Pembahasan

Pertama, artikel ini akan membahas tentang beberapa Ruang lingkup kesehatan mental yang nyatanya sangat luas dimana lingkungan ini terbagi menjadi beberapa bagian, namun tidak semua lingkungan dibahas pada artikel ini, dikarenakan begitu banyak ruang lingkup yang terbagi. Diantaranya adalah:

1. Kesehatan Mental dalam keluarga.

Peran keluarga dalam pendidikan atau pun tumbuh kembang anak sangat lah besar, hal ini juga berlaku pada kesehatan mental nya. Dimana pasangan suami istri ditantang agar bisa menjaga keluarga untuk menciptakan keluarga yang memiliki keadaan yang baikdan harmonis, poin ini yang memang memiliki pondasi kuat agar pada kehidupan keluarga berjalan dengan baik. Ada simpulan yang mengatakan, jika keadaan kedua orang tua baik, maka akan berpengaruh untuk mengembangkan mental yang sehat dan menyalurkan ke anggota keluarga lainnya.

2. Kesehatan Mental dalam sekolah.

Peran guru dalam psikologi perkembangan siswa maupun guru sangat besar, namun lingkungan sekolah tidak hanya berdiri dari guru saja, perkembangan kesehatan mental peserta didik ataupun ketika anak menjadi siswa atau pun siswi juga akan dipengaruhi oleh emosional ketika anak berada di sekolah. Beberapa orang juga berpendapat ketika pemimpin sekolah dan guru memiliki kesehatan mental yang baik, maka semua siswa atau siswi yang berada di sekolah juga akan memiliki kesehatan mental yang baik. Karena hal tersebut menjelasakan betapa pentingnya kesehatan mental, maka pimpinan dan guru harus bekerja dengan baik agar menciptakan kombinasi untuk mendapatkan kehidupan sekolah baik itu secara fisik, sosial, maupun moral spiritual yang baik demi perkembangan kesehatan mental para siswa.

Survei yang dilakukan oleh China Youth Research Center pada tahun 2015 lalu, mendapat kesimpulan bahwa adanya kenaikan jumlah kasus kekerasan di kalangan remaja. Survei yang dilakukan terhadap 5.864 responden ini menyebutkan bahwa 32,5% responden mengaku bahwa mereka pernah mendapatkan intimidasi dari rekannya, sementara 6,1% lainnya mengaku kerap kali diganggu oleh senior mereka di sekolah (Hainan, Tribunnwes, 2016), responden kebanyakan mengatakan bahwa intimidasi yang kerap dirasakan ketika di masa sekolah menimbulkan memori yang tidak enak, dan menimbulkan trauma yang ber kepanjangan.

Fenomena yang menunjukkan bahwa masalah pertemanan dapat menjadi sumber tekanan dan depresi pada remaja. Fenomena bunuh diri di Otsu, Jepang ini dialami oleh (X) remaja laki-laki berusia 13 tahun yang disebabkan karena sering dibully oleh kelima temanya. (X) sering dibully dengan cara dipatahkan hidungnya, dibakar rambutnya dengan rokok, dan dipaksa untuk melakukan percobaan bunuh diri. Akhibat bullying yang terus-terusan dilakukan oleh kelima temannya membuat (X) merasa tertekan dan memutuskan untuk bunuh diri dengan cara melompat dari apartemen milik keluarganya pada tanggal 22 Juli 2012. Kelima temannya mengaku jika bullying ini dilakukan hanya untuk bersenang-senang (Kristanti, Viva, 2012).

Banyak korban dan pelaku yang berasal dari sekolah, guru dan pimpinan di sekolah harus lebih memperhatikan siswa dan siswi yang berada di sekolah, oleh karena itu, edukasi tentang mencegah terjadinya kekerasan di sekolah maupun diluar sekolah pada remaja harus lebih di tingkatkan, mengingat kasus bunuh diri kebanyakan akibat bullying, pihak sekolahan harus lebih ketat menjaga lingkungan sekolah.

3. Kesehatan mental di lingkungan kerja

Pada lingkungan kerja lumayan sulit untuk memelihara kesehatan mental, dikarenakan seringnya mendapati tekanan dari berbagai sisi, lingkungan kerja memainkan peran penting dalam kehidupan manusia berada, seperti yang diketahui lingkungan kerja bukan hanya menjadi tempat mencari nafkah saja, atau menjadi ladang mencari uang, namun ditempat kerja juga ada berbagai jenis emosi yang dijadikan ajang persaingan bisnis, dan peningkatan kesehatan kesejahteraan hidup dan juga adu tujuan. Rata-rata lingkungan kerja menjadi sumber stress yang banyak memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental bagi semua orang.

Dikarenakan pada lingkungan kerja kebanyakan orang yang sudah dewasa dan memiliki tuntutan yang lebih besar, karena dari itu alasan bunuh diri di lingkungan kerja lebih kompleks dari kasus yang lainnya.

4.Kesehatan mental di kehidupan politik

Politik tidak akan ada habisnya. Kesehatan mental sebenarnya menjadi nomor satu di ruang lingkup ini, tidak sedikit orang yang masuk ke dunia politik yang memiliki gangguan penyakit mental, bukan yang ber arti orang berkebutuhan khusus, tapi lebih condong kepada gangguan karakter dan pemikiran, seperti berkhianat pada rakyat yang menimbulkan perlikau agresif karena gagal menjadi pemimpin, gubernur dan lainnya. Namun tak hanya itu, alasan lainnya adalah ketika di masa pemilihan umum, tingkat orang orang politik yang terkena penyakit mental lebih tinggi di banding masa lainnya, banyak orang yang gagal dalam pemilihan menjadi stress akibat kehilangan, dan juga kegagalan.

5. Kesehatan mental di bidang hukum

Hukum dianggap bidang paling adil dan tidak mengenal hati, seorang hakim perlu memahami pengetahuan mengenai kesehatan mental, dimana hakim ditugaskan untuk dapat mendeteksi tingkat kesehatan mental terdakwa atau para saksi saat proses pengadilan berlangsung, karena hal ini sangat berpengaruh pada keputusan besar hakim.

Dari rangkuman ruang lingkup diatas, masalah kesehatan mental yang dialami pada remaja cukup tinggi. Data survei yang dilakukan National Adoles Health Information Center NAHIC (2005) menunjukkan bahwa remaja dan dewasa muda pada usia 10-24 tahun baik pria maupun wanita pernah melakukan rawat jalan gangguan kesehatan mental, sebesar 1,9 juta pria melakukan rawat jalan kesehatan mental sedangkan wanita sebesar 1,6 juta jiwa. Survei Riset Kesehatan Dasar menunjukkan bahwa 11,6% penduduk Indonesia dengan usia diatas 15 tahun mengalami gangguan kesehatan mental dan emosional, sekitar 19 juta anak mengalami kesehatan mental dan sosial (Riskesdas, 2007). Data survei yang dilakukan oleh World Health Organization WHO (2011) menunjukkan bahwa 20% remaja mengalami masalah kesehatan mental kususnya kecemasan dan depresi.

Menurut WHO terdapat sekitar 800.000 kasus depresi berat yang meninggal dunia, angka kematian tertinggi terjadi pada usia 15-29 tahun, 5,1% penderita depresi dari populasi yang berjenis kelamin perempuan dan 3,6% dari populasi laki-laki. WHO mengemukakan bahwa depresi menduduki posisi ke empat dari penyakit yang ada di dunia. Di Indonesia prevalensi penderita depresi yaitu 3,7% dari populasi penduduk. Sampai sekitar 9 juta penduduk yang menderita depresi dari 250 juta penduduk di Indonesia. Di negara maju atau pun berkembang depresi merupakan penyakit lazim di dunia yang dialami oleh penduduknya. Menurut WHO pengertian dari depresi itu sendiri ialah kelainan pada mental seseorang yang ditandai oleh adanya rasa sedih yang berlebihan, hilangnya keinginan dan motivasi untuk bahagia, berkurangnya energi, merasa dirinya selalu salah dan rendah diri, gangguan pola tidur dan makan, sulit untuk konsentrasi, dan munculnya tanda-tanda kecemasan. Depresi dapat menyebabkan gangguan kualitas hidup yang berat dan akhirnya akan muncul keinginan untuk melakukan bunuh diri atau pun menyakiti diri sendiri.

Menurut WHO gangguan mental terdiri dari berbagai masalah dan berbagai gejala yang dialami setiap individu yang menderita gangguan mental. Pada umumnya mereka ditandai dengan beberapa gabungan abnormal pada pikiran, emosi, perilaku, dan hubungan pada orang lain. Banyak contoh penyakit pada mental yaitu seperti skizofren, depresi, cacat intelektual, dan gangguan karena penyalah gunaan narkoba, gangguan afektif bipolar, demensia, cacat intelektual, gangguan perkembangan termasuk autisme dan lainnya. Depresi merupakan salah satu dari jenis gangguan jiwa yang ditandai dengan situasi emosi sedih dan muram dan yang berkaitan dengan gejala kognitif, fisik, dan interpersonal. Gejala-gejala depresi biasanya diawali oleh pengalaman hidup yang negatif, kehilangan anggota keluarga, benda berharga, atau status sosial. Depresi akan menjadi maladaptif dan abnormal jika pada keadaan intensitas tinggi dan terus menetap hingga waktu yang lama.

Pada kasus depresi biasanya individu menderita kesedihan yang amat mendalam, kehilangan hasrat untuk melakukan kegiatan kegiatan yang menyenangkan yang dulu disenangi oleh nya. Menurut Aditomo dan Retnowati yang dikutip dari perspektif perkembangan bahwa depresi mulai bermunculan pada kaum remaja. Menurut pengkajian epidemologis membuktikan bahwa angka prevalensi depresi untuk anak-anak ialah 2,5%, dan untuk remaja meningkat hingga mencapaiangka 8,3%. Jika depresi ringan di perhitugkan maka angka prevalensi meningkat hingga 25%. Orang-orang yang berfikir negatif pada penderita gangguan jiwa keliru kalau mereka menghambat pada akses pelayanan kesehatan dan akhirnya berakibat pada penanganan yang salah. Menurut Dumilah, dkk., dikutip dari laporan Human Rights Watch yang memerhatikan Indonesia tentang buruknya penindakan terhadap warga yang menderita gangguan kejiwaan. Diketahui lebih dari 57.000 orang dengan disabilitas psikososial (kondisi kesehatan mental), bahwa mereka pernah di pasung setidaknya sekali dalam hidup mereka.

Di dalam sebuah kehidupan, manusia tidak hanya membutuhkan kesehatan jasmani saja untuk memenuhi kebutuhan fisiknya seperti makan, minum, dan olahraga. Tapi yang tak kalah penting adalah kesehatan mental untuk memenuhi kebutuhan kebahagiaan dan ketenangan dalam kehidupan seseorang.

Kesehatan mental menurut WHO didefinisikan ketika kondisi seseorang dapat merasa baik-baik saja secara emosional, sosial, dan psikologis. Seseorang yang memiliki kesehatan mental yang stabil akan dapat mengatasi tantangan hidup dengan baik dan merasa produktif dalam kehidupannya.

Sebuah ahli mengatakan bahwa kesehatan mental adalah bentuk nyata dari wujud keharmonisan yang sungguh-sungguh diantara fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi masalah yang biasa terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemajuan dirinya. Dari definisi tersebut apabila seseorang mampu mewujudkan keharmonisan antara fungsi jiwanya sendiri seperti berpikir, merasa, dan lain-lain, serta senantiasa berpikir secara positif dan mampu menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi dalam hidupnya.

Selain itu, WHO (2001), menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stress kehidupan yang tidak wajar, untuk bekerja secara produktif.

Namun, kondisi ini dapat terganggu apabila seseorang mengalami stress berkelanjutan, trauma, atau tekanan mental yang berat. Gangguan kesehatan mental yang tidak dapat diobati dapat berdampak pada kesejahteraan juga kualitas hidup pada seseorang. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menjaga kesehatan mental dan lebih mengedukasi remaja tentang bagaimana pentingnya menjaga kesehatan mental.

WHO menyebutkan bahwa terdapat beberapa kriteria orang yang sehat secara jiwa dan mental, yaitu;

1) mempunyai rasa kasih sayang.

2) adanya hubungan antar manusia, seperti sikap saling tolong-menolong.

3) adanya kepuasan dalam diri, baik kepuasan atas usaha atau memberi sesuatu.

4) menyelesaikan permusuhan secara kreatif dan konstruktif.

5) introspeksi diri.

6) mampu menyesuaikan diri dengan baik pada kenyataan.

Dari kriteria yang disebutkan oleh WHO tersebut setiap individu harus memahami apakah mereka mempunyai kriteria seperti yang bagaimana WHO sebutkan, karena hal itu berhubungan dengan kondisi mental mereka. Jika kriteria tersebut dapat dimiliki oleh setiap individu, maka dapat meminimalisir terjadinya kondisi mental yang tidak sehat pada individu masing-masing.

Lalu apa dampaknya ketika seseorang tidak menjaga hal-hal yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan mental? Mungkin yang akan terjadi ialah mereka akan mengalami gangguan ataupun penyakit mental juga kejiwaan. Contohnya seperti perilaku bunuh diri, bunuh diri adalah perbuatan secara sengaja, dan bertujuan secara sadar mengambil jiwa sendiri. Perilaku bunuh diri merupakan salah satu ciri bahwa seseorang mengalami gangguan mental, karena seseorang yang melakukan tindakan bunuh diri adalah orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan kenyataan yang terjadi dan tidak mampu menghadapi permasalahan yang dihadapinya.

Secara global, data dari WHO yang dirilis pada tahun 2019 mengungkapkan kasus bunuh diri menjadi penyebab kematian terbesar keempat pada kelompok usia remaja 15-29 tahun di seluruh dunia. Survei yang dilakukan Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022 yang mengungkapkan hasil mengkhawatirkan. Dari seluruh sampel survei yang diambil pada kurun waktu 12 bulan terakhir, ada 1,4 persen remaja mengaku memiliki ide bunuh diri, 0,5 persen telah membuat rencana untuk bunuh diri, dan 0,2 persen telah melakukan percobaan bunuh diri. Penyebabnya sendiri bermacam-macam, contohnya seperti putus cinta, kondisi ekonomi, sakit yang berkepanjangan, stress kuliah dan lain-lain.

Penyebab dari tingginya kasus bunuh diri di kalangan remaja, yaitu masalah kesehatan mental. Pada survei yang sama, terdapat satu dari 20 remaja atau 5,5 persen remaja usia 10-17 tahun didiagnosis memiliki masalah kesehatan mental, atau disebut orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Sementara, sekitar sepertiga atau 34,9 persen memiliki setidaknya memiliki satu masalah kesehatan mental atau tergolong orang dengan masalah kejiwaan (ODMK). Hasil survei yang dilakukan dengan melibatkan 202 remaja usia 12-20 tahun mengungkapkan, efikasi diri atau kepercayaan terhadap kemampuan diri, penerimaan lingkungan sosial dan depresi menjadi prediktor (variabel memengaruhi) munculnya ide bunuh diri dikalangan remaja berkontribusi sebesar 52 persen.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh ke tidakmampuan menyesuaikan diri sehingga menyebabkan mental dapat terganggu yaitu diperlukannya sikap-sikap penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam menentukan kesehatan mental.

Sikap-sikap tersebut antara lain ;

1) sikap memahami dan menerima keterbatasan diri sendiri dan keterbatasan orang lain.

2) sikap menghargai diri sendiri.

3) sikap memahami dorongan untuk aktualisasi diri.

4) sikap memahami kenyataan bahwa semua tingkah laku ada penyebabnya.

Dari sikap tersebut dapat di pahami pentingnya upaya seseorang dalam menjaga kesehatan mentalnya agar terhindar dari gangguan. Selain itu, terdapat hal yang tak kalah penting untuk menjaga kesehatan mental yaitu dengan cara meningkatkan religiusitas dan juga kebermaknaan hidup. Hal ini dapat direalisasikan dengan cara mengikuti beberapa kegiatan keagamaan sesuai kepercayaan masing-masing ataupun kegiatan bermanfaat lain agar mendapatkan hidup, sehingga kesehatan mental pun dapat terwujud.

Penyebab terjadinya penyakit Mental.

Sebenarnya sangat banyak faktor yang menyebabkan seseorang memiliki penyakit mental. Selain karena jasmaniah atau biologis gangguan jiwa juga bisa disebabkan oleh faktor psikologis seperti pengalamannya di masa lalu, kekecewaan, kesuksesan dan kegagalan yang dilaluinya akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaannya di masa yang akan datang yang pada masa tertentu akan dapat mendukung pada terjadinya gangguan jiwa seseorang. Disamping itu juga gangguan jiwa dapat terjadi karena sosio kultural atau budaya, faktor budaya ialah penyebab tidak langsung dari gangguan jiwa. disamping itu juga budaya bisa berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kepribadian setiap individu, contohnya seperti norma-norma kebiasaan yang diberlakukan pada suatu budaya di daerah tertentu. Namun tidak semua bisa kita simpulkan bahwa setiap orang memiliki tipe gangguan jiwa yang sama, setiap individu memiliki alasan yang sudah pasti berbeda namun walauu memiliki alasan atau latar belakang yang sama, kadang penyakit mental ini memiliki kesimpulan yang lebih kompleks dari apa yang hanya bisa dilihat.

Kesehatan Mental di dalam al-Qur’ān.

Para penderita gangguan jiwa membutuhkan perhatian khusus dalam pengobatan. Mereka juga ingin diakui oleh masyarakat sekitar nya. Ada beberapa gejala gangguan jiwa ringan seperti cemas, depresi, psikosomatis, dan kekerasan dalam keluarga. Stigma masyarakat sekitar mengira bahwa orang orang yang memiliki gangguan jiwa itu sudah tidak ada akal dan sudah tidak bisa diajak komunikasi. Tetapi, sebenarnya mereka pun juga bisa diajak berkomunikasi meskipun tidak bisa seperti orang normal biasanya. Dalam pandangan Islam terdapat konsep kesehatan mental mengenai stigma gangguan jiwa sama seperti pendaapat para ahli kesehatan mental pada umumnya.

Akan tetapi, yang difokuskan di dalam kesehatan mental Islam adalah perihal stigma gangguan jiwa yang timbul oleh dugaan bahwa gangguan jiwa ditimbulkan oleh pengaruh kekuatan supranatural atau hal-hal yang dianggap mistis atau gaib. Agama ialah sumber nilai, kepercayaan dan pola-pola tingkah laku manusia yang berarti. Kebanyakan stigma menurut islam bahwa orang yang memiliki gangguan jiwa memiliki hal yang salah dalam dirinya, hingga mereka di sarankan untuk lebih dekat dengan Allah SWT, tidak sedikit orang yang lebih memilih menasehati secara blak blak an daripada membawa ke pihak yang lebih ber pengalaman.

Terdapat satu atau beberapa faktor penyebab pada orang dengan gangguan jiwa dan biasanya tidak berdiri sendiri. Dalam mencegah dan mengobati gangguan jiwa sangat penting untuk mengetahui seba-sebab dari gangguan jiwa itu sendiri. Sebab sebab gangguan jiwa pada umumnya menurut Nadira Lubis, dkk yang dikutip dari Santrock dibedakan menjadi dua yaitu : jasmaniah atau biologis seperti keturunan, pada jasmaniah contohnya seperti kegemukan yang mengarah pada penderita psikosa manik depresi dan tidak menutup kemungkinan juga akan mengalami skizofrenia, tempramen karena orang yang terlalu sensitif dan cedera tubuh. tuntunan bagi kestabilan hidup umat manusia. Segala ibadah memberikan manfaat bagi kesehatan, shalat dan do’a ialah perantara dalam agama untuk mengarahkan pada kehidupan yang lebih berarti, namun, penyebab gangguan jiwa sangat beragam macam, bahkan pihak psikiater masih sering bertanya tanya apa penyebab penyakit mental ini bisa terjadi, karena setiap orang memiliki alasan yang berbeda beda dari setiap individu tentunya.

Al-Qur’ān dipandang sebagai sumber ajaran Islam, kebenarannya bersifat hakiki dan tidak ada keraguan didalam Al-Quran di karena kan ia diturunkan oleh Allah SWT, sebagai kitab suci yang berisi petunjuk dan juga penjelasan untuk umat islam, bagi petunjuk itu sendiri di dalamnya banyak terdapat ayat-ayat yang berkaitan dengan kesehatan mental dengan berbagai istilah yang digunakannya sebagai sesuatu yang hendak dicapai oleh setiap manusia. Tak hanya petunjuk, di dalam Al-Quran juga terdapat banyak arahan-arahan agar umat islam berjalan di jalan yang lurus.

Di dalam islam, manusia di perintah kan untuk lebih banyak sabar, di situasi apa pun, Allah memberi tau agar tetap sabar dan harus selalu sabar, ada banyak kata sabar yang ada di dalam Al-Quran. Ayat-ayat al-Qur’ān yang menjelaskan tentang sabar tersebar di 103 ayat di dalamnya. Kata sabar terdapat dalam al-Qur’ān dengan berbagai konteksnya. Penjelasan tentang sabar dapat ditemukan dalam ayat yang menjelaskan tentang siapa orang yang sabar, yaitu Q.S. al-Baqarah (2) : 155-156.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ

الصّٰبِرِيْنَ

Ayat-ayat tersebut memberikan penjelasan tentang siapa yang disebut ṣābirīn atau orang-orang yang bersabar. Orang yang bersabar berdasarkan ayat ini adalah mereka yang apabila ditimpakan musibah mereka mengatakan “innālillāhi waiinnā ilaihi rāji’un”. Penjelasan ayat ini mengandung makna yang begitu dalam. M. Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan bahwa innālillāhi, bahwa kami milik Allah. Karena milik Allah, maka Allah berhak melakukan sekehendak-Nya. waiinnā ilaihi rāji’un, dan kami akan kembali kepadaNya (Shihab, M. Q., 2002). Namun arti sabar bukan hanya seperti yang tertulis diatas, kembali lagi seperti yang dikatan Allah bahwa di berbagai situasi kita harus bersabar, makna sabar bisa berbeda tergantung situasi itu sendiri.

Jadi orang orang yang bersabar dalam konteks mental adalah orang yang apabila ditimpa musibah akan berserah diri kepada Allah dan tidak putus asa sehingga selalu memiliki harapan hidup yang dialaminya. Hal ini memperbaiki dan memperbanyak ibadah serta berdoa kepadsa Allah SWT. Dalam hidup manusia, dinyatakan dalam al-Qur’ān bahwa Allah akan memberikan cobaan pada manusia. Hal ini terdapat dalam Q.S. al-Baqarah (2) : 155.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ

الصّٰبِرِيْنَ

 Pada ayat tersebut digunakan lafadz walanabluwannakum yang artinya adalah menyatakan kesungguhan, Allah dengan tegas menyatakan bahwa Allah pasti menguji manusia dalam bentuk kesempitan dan kesulitan.

Dalam Q.S. ali-Imran (3) : 186, Allah menegaskan bahwa manusia sungguh diuji dengan harta dan (nafṣ) diri/jiwa. Dalam ayat ini juga manusia diperintahkan untuk bersabar terhadap sesuatu yang mereka katakan.

لَتُبْلَوُنَّ فِيْٓ اَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّ

  اَذًى كَثِيْرًاۗ وَاِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ ذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا

Dalam Q.S. Muhammad (47) : 31, Allah juga menegaskan tujuan ujian ujian yang diberikan oleh Allah, yaitu bahwa sesungguhnya Allah benar-benar menguji manusia untuk bisa diketahui mana orang-orang yang berjihad dan bersabar. Bahkan Allah mengatakan bahwa setiap manusia mendapatkan cobaan di karena kan rasa sayang Allah kepada hamba nya itu sendiri, dan ketika manusia mendapatkan cobaan Allah mengatakan bahwa hamba tersebut akan di naik kan derajat nya jika sanggup melewati cobaan tersebut.

 بَارَكُمْ وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتّٰى نَعْلَمَ الْمُجٰهِدِيْنَ مِنْكُمْ وَالصّٰبِرِيْنَۙ وَنَبْلُوَا۟ اَخْ

Bahkan Allah menyatakan bahwa apakah manusia mengira masuk surga sebelum diketahui mana manusia yang bersungguh-sungguh dan bersabar firman Allah, Q.S. ali Imran (3) : 142.

اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصّٰبِرِيْنَ

Konsep kesehatan mental berdasarkan pada surah:

Q.S. al-Baqarah : 53

لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ ٱلْفُرْقَانَ وَ ٱلْكِتَٰبَ وَإِذْ ءَاتَيْنَا مُوسَى

Q.S. Ali Imran (3) : 200

   وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْ الَّذِيْنَ يٰٓاَيُّهَا

تُفْلِحُوْنَ

Q.S. Ar-ra’d (13) : 11

نَّ لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِۗ اِ

اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ

بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗۚ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ

Q.S. Yūsuf (12) : 87

يٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَخِيْهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ

رَّوْحِ اللّٰهِۗ اِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ

Q.S. Al A’raf (7) : 199

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ

Q.S. Rum (30) : 38

فَاٰتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ

يُرِيْدُوْنَ وَجْهَ اللّٰهِ ۖوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Q.S. Fuṣilat (41) : 53

سَنُرِيْهِمْ اٰيٰتِنَا فِى الْاٰفَاقِ وَفِيْٓ اَنْفُسِهِمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُ

الْحَقُّۗ اَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ اَنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ

Terdapat beberapa esensi terkait dengan sabar. Ayat yang mengandung kata sabar dengan redaksi amr terdapat pada ayat-ayat yang menyatakan perintah sabar dalam menghadapi ujian tersebut :

Q.S. al-Baqarah (2) : 153

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Q.S. al- Baqarah (2) : 155

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ

الصّٰبِرِيْنَ

Q.S. al-Rum (30) : 60

نَ فَاصْبِرْ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِيْنَ لَا يُوْقِنُوْ

Q.S. Hūd, (11) : 49

تِلْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الْغَيْبِ نُوْحِيْهَآ اِلَيْكَ ۚمَا كُنْتَ تَعْلَمُهَآ اَنْتَ وَلَا قَوْمُكَ مِنْ قَبْلِ هٰذَاۚ فَا

صْبِرْۚ اِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِيْنَ

Psikoterapi Terhadap Perspektif dalam al-Qur’ān.

Psikoterapi al-Qur’ān, yaitu terapi dalam memberikan pembelajaran untuk mengamalkan ajaran agama agar kehidupan manusia bebas dari gangguan kejiwaan, seperti rasa cemas, tegang, depresi. Pendekatan psikoterapi keagamaan ini terdapat dalam al-Qur’an pada Q.S. Yunus (10) : 57

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى

الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ

dan Q.S. Al Isra’(17) : 82.

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ

الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا

Banyak bentuk terapi atau pengobatan penyakit mental, dalam islam segala bentuk terapi yang menggunakan media atau tafsir dari al-Qur’an misalnya seperti: ruqyah, dzikir, doa, sholat, dan haji juga bisa menjadi terapi bagi orang yang memiliki masalah kesehatan mental.

Konsep al-Qur’ān Tentang Kesehatan Mental.

Al-Qur’ān sebagai sumber ajaran Islam, kebenarannya yaitu bersifat hakiki dan tidak ada keraguan di dalam nya karena ia diturunkan oleh Allah SWT, sebagai kitab suci yang berisi petunjuk dan penjelasan (Ramayulis & Nizar, S., 2010). Ada beberapa alasan yang berbeda ketika orang memiliki penyakit kesehatan mental, yaitu seperti di dalam Ilmu Kedokteran dan Kesehatan mental dalam al-Qur’an yang mengemukakan beberapa penyakit mental yang disebabkan oleh seseorang jauh dari al-Qur’ān diantara nya sebagai berikut : Riya’ yaitu bertingkah laku karena motif ingin dipuji atau diperhati- kan orang lain, Ḥasad dan dengki atau iri hati, Rakus (berlebih-lebihan dalam makan), Waswas merupakan bisikan hati, akan nafsu dan kelezatan, Ingkar janji, Membicarakan kejelekan orang lain (ghibah), Sangat marah (syiddat al-ghaḍap), Cinta dunia (ḥubb ad dunya), Cinta harta (ḥubb al-Mal), Kebakhilan (pelit), Cinta pada kedudukan atau pangkat (hubb al-Jah), Kesombongan (kibr) atau bangga (‘ujub).

Istilah kebahagiaan, ketentraman, keselamatan, kejayaan kemakmuran dan kesempurnaan, dalam istilah kesehatan mental tersebut, dalam al-Qur’ān juga terdapat ayat-ayat yang berkaitan dengan uraian definisi kesehatan mental, meliputi hubungan manusia dengan dirinya sendiri, sesama manusia, lingkungan dan Tuhan, yang kesemuanya ditujukan untuk mendapatkan hidup bermakna bahagia dunia dan akhirat (Hawari, D. (1996).

Konsep al-Qur’ān Tentang Kesehatan Mental Perspektif Tafsir Al-Misbah.

Berikut ini ayat-ayat al-Qur’ān yang berhubungan dengan konsep kesehatan mental yaitu sebagai berikut: Pertama : ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan dirinya serta pengembangan dan memanfaatkan potensinya dalam bentuk amr ma’ruf wa nahi munkar atau sebaliknya mengutamakan hawa nafsu yang ada pada dirinya. Firman Allah SWT : dalam Q.S Al-Imran (3) : 110.

 بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ كُنْتُمْخَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ

مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ كِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ الْ

Menurut Quraish Shihab, dalam tafsir Al-Misbah bahwa Q.s Al-Imran 110

بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ كُنْتُمْخَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ

مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ كِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ الْ

Menjelaskan bahwa yang dimaksud dari dalam ayat ini adalah kalian, sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia jika kalian semua menunaikan syarat syarat Nya, dan beriman kepada Allah, yang dilahirkan untuk syarat yang telah Allah tetapkan, jadi penafsiran dari ayat tersebut adalah “sebaik baiknya kalian, umat yang memerintahkan manusia kepada yang ma’ruf, melarang manusia yang munkar me manusia pada zaman kalian (Shihab, M. Q., 2002).

Kedua : Ayat al-Qur’ān tentang kesehatan mental yang diterapkan dalam kesabaran dalam menghadapi cobaan, Allah Q.S. al-Baqarah (2) : 155.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ

الصّٰبِرِيْنَ

Al-Baqarah (2) : 153

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Al-Baqarah (2) : 155

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ

الصّٰبِرِيْنَ

Sabar dengan kepribadian dalam Tafsir Al-Misbah, terdapat hubungan antara sabar dengan ke sejahteraan psikologis, dan dengan Relevansi konsep sabar dalam pendidikan Islam ber implikasi pada konsep Adversity Quotient. Penelitian ini menemukan bahwa dalam menghadapi ujian dan menghadapi kesulitan, perlu kesabaran, sebagaimana firman Allah mengatakan : "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolong mu, sesungguhnya Allah beserta orang orang yang sabar.” (Q.S. al Baqarah (2) : 153).

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Pada umumnya sabar sering diartikan sebagai keteguhan hati dalam menghadapi cobaan dan kesulitan, serta keuletan menghadapi cita-cita.

Ketiga : Ayat al-Qur’ān yang berkaitan dengan ḥabl min Allah, manusia mempunyai kecenderungan untuk mengembangkan beribadah kepada Allah atau sebelumnya mengingkarinya. Firman Allah SWT dalam Q.S Adz-Zariyat (51) : 56

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Diagnosis Kesehatan Mental

Ketika merasa sudah perlu penanganan pihak yang lebih profesional, segera lah datang ke Dokter ahli jiwa atau psikiater yang akan men diagnosis suatu gangguan mental yang dialami dengan diawali suatu wawancara medis dan juga wawancara psikiatri lengkap mengenai riwayat perjalanan gejala pada pengidap serta riwayat penyakit pada keluarga pengidap. Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang menyeluruh untuk mengeliminasi kemungkinan adanya penyakit lain. Jika diperlukan, dokter akan meminta untuk dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan fungsi tiroid, skrining alkohol dan obat-obatan, serta CT scan untuk mengetahui adanya kelainan pada otak pengidap. Jika kemungkinan adanya penyakit lain yang sudah dieliminasi, dokter akan memberikan obat dan rencana terapi untuk membantu mengelola emosi pengidap. Kebanyakan orang sering self diagnose yang berakhir menjadi kepercayaan yang salah dalm diri sendiri, kebanyakan remaja sekarang mempercayai kata kata dengan embel embel mental yang beredar di media sosial, yang membuat akan kepercayaan diri seorang menurun, oleh karena itu pergi ke pihak yang profesional sangat penting daripada men diagnosis diri sendiri dengan ilmu media sosial.

Pencegahan Kesehatan Mental

Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah gangguan mental, yaitu:

•Memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.

•Menjaga kecukupan tidur dan istirahat.

•Mencari bantuan profesional jika diperlukan.

•Membantu orang lain dengan tulus.

•Memelihara pikiran yang positif.

•Menjaga hubungan baik dengan orang lain.

•Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik.

Ketika sudah melakukan pencegahan, namun tetap terkena masalah kesehatan mental, artikel ini akan membahas beberapa cara untuk mengatasi masalah kesehatan mental. Beberapa cara efektif mengatasi masalah kesehatan mental adalah:

•Menghindari kebiasaan buruk

•Terapi psikologis

•Meditasi.

•Memperkuat dukungan sosial

•Menjaga kesehatan fisik

Selain cara-cara tersebut, ada perawatan diri dan pengobatan medis juga yang dapat membantu mempercepat proses pemulihan, memantau kondisi kesehatan, dan mengidentifikasi pemicu gangguan psikologis.Perawatan medis untuk masalah kesehatan mental dapat mencakup psikoterapi, pengobatan, atau kombinasi keduanya, dan juga terapi mandiri juga bisa dilakukan dirumah jika tidak memiliki waktu dan keberanian datang ke pihak profesional.

Untuk orang orang yang bertanya tanya apa yang akan di lakukan dan apa yang akan terjadi ketika datang ke pihak profesional untuk mengobati penyakit gangguan kesehatan mental yaitu ada beberapa pilihan pengobatan yang akan dilakukan dokter dalam menangani gangguan mental, antara lain seperti Psikoterapi. Psikoterapi merupakan terapi bicara yang memberikan media yang aman bagi pengidap untuk pengidap dalam mengungkapkan perasaan dan meminta saran. Psikiater akan memberikan bantuan dengan membimbing pengidap dalam mengontrol perasaan. Psikoterapi beserta perawatannya dengan menggunakan obat-obatan merupakan cara yang paling efektif untuk mengobati penyakit mental. Beberapa contoh psikoterapi, antara lain cognitive behavioral therapy, exposure therapy, dialectical behavior therapy, dan sebagainya. Ada juga Stimulasi otak. Stimulasi otak berupa terapi elektrokonvulsif, stimulasi magnetik transkranial, pengobatan eksperimental yang disebut stimulasi otak dalam, dan stimulasi saraf vagus. Kemudia ada Pengobatan terhadap penyalahgunaan zat. Pengobatan ini dilakukan pada pengidap penyakit mental yang disebabkan oleh ke tergantungan akibat penyalah gunaan zat terlarang.

Ada banyak faktor penyebab penyakit gangguan kesehatan mental, untuk mahasiswa disarankan untuk tidak sering memikirkan yang belum tentu terjadi, disarankan agar tidak jatuh cinta dengan yang sekelas, untuk tidak memikirkan tugas yang kalau dikerjakan ternyata tidak sesusah yang di fikirkan, untuk tidak memikirkan mantan yang sudah bahagia bersama yang baru, untuk mengurangi mendengarkan lagu sedih yang membuat mood hancur, jika masih mahasiswa semester awal, disarankan agar memperbanyak koneksi, mengikuti kegiatan kampus yang bermanfaat, dan tidak melakukan yang sia sia, disarankan agar tidak jatuh cinta di semester awal, untuk tidak nongkrong setelah pulang kelas, untuk tidak jadi beban di kelompok sendiri, untuk belajar yang benar agar nilai nya tidak rendah yang bisa meningkat kan stress yang bahaya bagi tubuh. Ketika terasa jenuh, lesu, letih, lunglai, istirahat lah sejenak, nikmati waktu bersama dengan teman sangat membantu mental tetap terjaga, disarankan agar tidak sering begadang atau pun tidak tidur, dikarenakan itu membuat salah satu aspek penyakit mental dan penyakit lainnya muncul tanpa di sadari, dan sangat di sarankan untuk semuanya, cari kebahagiaan masing masing dan jangan gantung kan kebahagian kepada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun