Mohon tunggu...
Fatimah Azzahra
Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IKM 2

Memiliki ketertarikan dengan buku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Memahami tentang Kesehatan Mental

4 Januari 2024   04:32 Diperbarui: 5 Januari 2024   10:27 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Terdapat satu atau beberapa faktor penyebab pada orang dengan gangguan jiwa dan biasanya tidak berdiri sendiri. Dalam mencegah dan mengobati gangguan jiwa sangat penting untuk mengetahui seba-sebab dari gangguan jiwa itu sendiri. Sebab sebab gangguan jiwa pada umumnya menurut Nadira Lubis, dkk yang dikutip dari Santrock dibedakan menjadi dua yaitu : jasmaniah atau biologis seperti keturunan, pada jasmaniah contohnya seperti kegemukan yang mengarah pada penderita psikosa manik depresi dan tidak menutup kemungkinan juga akan mengalami skizofrenia, tempramen karena orang yang terlalu sensitif dan cedera tubuh. tuntunan bagi kestabilan hidup umat manusia. Segala ibadah memberikan manfaat bagi kesehatan, shalat dan do’a ialah perantara dalam agama untuk mengarahkan pada kehidupan yang lebih berarti, namun, penyebab gangguan jiwa sangat beragam macam, bahkan pihak psikiater masih sering bertanya tanya apa penyebab penyakit mental ini bisa terjadi, karena setiap orang memiliki alasan yang berbeda beda dari setiap individu tentunya.

Al-Qur’ān dipandang sebagai sumber ajaran Islam, kebenarannya bersifat hakiki dan tidak ada keraguan didalam Al-Quran di karena kan ia diturunkan oleh Allah SWT, sebagai kitab suci yang berisi petunjuk dan juga penjelasan untuk umat islam, bagi petunjuk itu sendiri di dalamnya banyak terdapat ayat-ayat yang berkaitan dengan kesehatan mental dengan berbagai istilah yang digunakannya sebagai sesuatu yang hendak dicapai oleh setiap manusia. Tak hanya petunjuk, di dalam Al-Quran juga terdapat banyak arahan-arahan agar umat islam berjalan di jalan yang lurus.

Di dalam islam, manusia di perintah kan untuk lebih banyak sabar, di situasi apa pun, Allah memberi tau agar tetap sabar dan harus selalu sabar, ada banyak kata sabar yang ada di dalam Al-Quran. Ayat-ayat al-Qur’ān yang menjelaskan tentang sabar tersebar di 103 ayat di dalamnya. Kata sabar terdapat dalam al-Qur’ān dengan berbagai konteksnya. Penjelasan tentang sabar dapat ditemukan dalam ayat yang menjelaskan tentang siapa orang yang sabar, yaitu Q.S. al-Baqarah (2) : 155-156.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ

الصّٰبِرِيْنَ

Ayat-ayat tersebut memberikan penjelasan tentang siapa yang disebut ṣābirīn atau orang-orang yang bersabar. Orang yang bersabar berdasarkan ayat ini adalah mereka yang apabila ditimpakan musibah mereka mengatakan “innālillāhi waiinnā ilaihi rāji’un”. Penjelasan ayat ini mengandung makna yang begitu dalam. M. Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan bahwa innālillāhi, bahwa kami milik Allah. Karena milik Allah, maka Allah berhak melakukan sekehendak-Nya. waiinnā ilaihi rāji’un, dan kami akan kembali kepadaNya (Shihab, M. Q., 2002). Namun arti sabar bukan hanya seperti yang tertulis diatas, kembali lagi seperti yang dikatan Allah bahwa di berbagai situasi kita harus bersabar, makna sabar bisa berbeda tergantung situasi itu sendiri.

Jadi orang orang yang bersabar dalam konteks mental adalah orang yang apabila ditimpa musibah akan berserah diri kepada Allah dan tidak putus asa sehingga selalu memiliki harapan hidup yang dialaminya. Hal ini memperbaiki dan memperbanyak ibadah serta berdoa kepadsa Allah SWT. Dalam hidup manusia, dinyatakan dalam al-Qur’ān bahwa Allah akan memberikan cobaan pada manusia. Hal ini terdapat dalam Q.S. al-Baqarah (2) : 155.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ

الصّٰبِرِيْنَ

 Pada ayat tersebut digunakan lafadz walanabluwannakum yang artinya adalah menyatakan kesungguhan, Allah dengan tegas menyatakan bahwa Allah pasti menguji manusia dalam bentuk kesempitan dan kesulitan.

Dalam Q.S. ali-Imran (3) : 186, Allah menegaskan bahwa manusia sungguh diuji dengan harta dan (nafṣ) diri/jiwa. Dalam ayat ini juga manusia diperintahkan untuk bersabar terhadap sesuatu yang mereka katakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun