Mohon tunggu...
Fatharani Chairunisa
Fatharani Chairunisa Mohon Tunggu... Mahasiswi

Mahasiswi Jurusan Manajemen Keuangan dan saya tinggal di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mini Riset Bahasa Indonesia

16 Januari 2025   06:58 Diperbarui: 16 Januari 2025   06:58 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin berkembangnya waktu, maka pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Anak remaja mengganggap kalau tidak mengerti bahasa gaul berarti remaja tersebut tidak gaul. Bahasa gaul makin meraja di kalangan remaja bahkan tak jarang banyak orang berpendidikan pun menggunakan bahasa gaul ini, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan baik dalam waktu formal maupun non-formal mengakibatkan penggunaan bahasa menjadi tidak baik dan tidak benar.

Bahasa gaul merupakan bahasa yang kemunculannya mengikuti tren yang sedang terjadi di kalangan remaja. Munculnya bahasa alay sebagai bahasa gaul zaman sekarang memiliki kaitan erat dengan masyarakat pemakainya (Gunawan, 2011). Kaitan bahasa gaul dengan masyarakat pemakainya tidak hanya terbatas pada bahasa sebagai alat komunikasi, tetapi juga merupakan refleksi dari pikiran, sikap, dan sebuah budaya. Selain beberapa yang telah dijelaskan tersebut, bahasa juga sebagai pemberi petunjuk tentang bagaimana cara kepada masyarakat bagaimana dalam membahas pengalaman mereka. Cara-cara yang terjadi di dalam masyarakat ini berlangsung selama masa hidup mereka sehingga hampir tidak disadari keberadaannya dalam tuturan. Beban dalam menjaga kelestarian bahasa ialah bagi semua warga masyarakat tanpa terkecuali. Seluruh elemen wajib menjaga bahasa nasionalnya agar tidak terjadi ketimpangan. Kalau generasi negeri ini semakin tenggelam dalam pudarnya Bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia pun akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa (Rahayu, 2015). Identitas bangsa terletak pada persatuannya yaitu dengan mempertahankan bahasanya sebaik mungkin. Bahasa Indonesia bukanlah didapat dan dipertahankan dengan mudah, melainkan melalui perjuangan panjang para pahlawan dan pemuda. Jika pemuda zaman dahulu telah mengerahkan segenap jiwa raganya untuk menjunjung tinggi bahasa persatuan Indonesia, sudah seharusnya pemuda di zaman sekarang ini tidak seenaknya saja melakukan hal-hal yang justru mengancam keberadaan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sangatlah penting kedudukannya, seperti tercantum di dalam teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Bpk. Ir. Soekarno dan ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi "Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia". Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional; yaitu posisinya berada di atas bahasa daerah. Selain itu , di dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus (BAB XV, pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan cerminan dari budaya bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia yang santun dan lestari ialah cita-cita yang mesti kita perjuangkan demi kelangsungan Indonesia. Bahasa gaul dapat terbentuk dari seseorang yang menguasai lebih dari satu bahasa. Dapat pula dikatakan bahwa bahasa ibu dan bahasa kedua seseorang dapat menimbulkan munculnya istilah baru ketika penggunanya tidak benar-benar mengetahui batasan-batasan yang memisahkan antarkeduanya. Bahasa gaul remaja melambangkan keakraban dan dipengaruhi oleh berbagai bahasa daerah dan bahasa asing (Wijana, 2012. Bahasa asing dan bahasa daerah sering kali mempengaruhi bahasa Indonesia dan menimbulkan adanya kesalahan berbahasa. Ciri khas yang berbeda dari tiap bahasa tentunya yang akan menjadikan ketidakharmonisan berbahasa ketika aspekk-aspek yang meliputi dalam ciri-ciri tersebut memaksakan diri untuk menjadi satu padahal sebenarnya sangat tidak bisa. Akhirnya di sinilah terjadipercampuran unsur yang bisa menjadi salah satu penyebab munculnya istilah-istilah baru yang justru dianggap lebih keren. Secara umum, fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi, bahkan fungsi komunikasi dapat dipandang sebagai fungsi utama bahasa (Swandy, 2017). Berkomunikasi merupakan aspek kehidupan yang paling utama sehingga dapat dinilai bagaimana pentingnya bahasa itu dalam kelangsungan peradaban dunia. Perbedaan bahasa ialah kekayaan, namun dapat juga menjadi masalah jika ada hal-hal yang membenturkannya. Bahasa yang digunakan oleh berbagai kelompok umur memiliki tujuan tertentu dengan variasi dan struktur bahasa yang berbeda (Sartini, 2012). Tujuan yang telah tercapai terkadang justru melebar dan melebihi apa yang awalnya diinginkan. Bahasa gaul tersebut seharusnya ditinggalkan setelah eksistensi yang diinginkan sudah dirasa cukup, bukan malah dilanjutkan tanpa tujuan yang lebih jelas lagi.

Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminologi mengartikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri. Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia, bukan bunyi yang dihasilkan alat lain. Bahasa berasal dari udara yang keluar dari paru- paru menggetarkan pita suara di kerongkongan dan kemudian terujar lewat mulut.

B. FUNGSI BAHASA 

  • Fungsi bahasa menurut Abidin, dkk (2010:3) menjelaskan bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai media komunikasi, tetapi selain sebagai media komunikasi bahasa juga memiliki fungsi lain yaitu :
  • Fungsi ekspresif Bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan pengelaman. Contohnya dalam puisi. Pengarang mengeksperikan ide, gagasan dan pengalamanya dengan bahasa yang ditulis per bait yang disebut puisi.
  • Fungsi estetis Bahasa sebagai media yang indah untuk menyampaikan pesan. Fungsi estetis ini biasa diwujudkan dalam bentuk karya sastra.
  • Fungsi informative Artinya bahasa dapat digunakan untuk menginformasikan sesuatu kepada orang lain.
  • Alat fungsional Artinya bahasa dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu.

Bahasa Baku

Setiap negara mempunyai bahasa resmi masing-masing. Dalam bahasa Indonesia, bahasa resmi itu disebut bahasa baku. Bahasa baku terdiri dari kata-kata yang baku. Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman, dengan kata lain bahasa baku adalah bahasa yang menjadi bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-hari pada bahasa percakapan maupun bahasa tulisan. Bahasa baku lazim digunakan dalam :

  • Komunikasi resmi (Tertulis), contohnya : surat-menyurat resmi, pengumuman resmi, undang-undang dan lain-lain.
  • Wacana Teknis, contohnya : laporan resmi, karangan ilmiah, buku pelajaran dan lain-lain.
  • Pembicaraan di depan umum, contohnya : ceramah, kuliah, pidato dan lain-lain.
  • Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya (Formal), contohnya : guru terhadap murid, saat sedang rapat di intansi tertentu, pembicaraan kenegaraan.

Bahasa Gaul

Bahasa gaul atau bahasa prokem yang khas Indonesia dan jarang dijumpai di negara-negara lain kecuali di komunitas-komunitas Indonesia. Bahasa gaul dijadikan sebagai bahasadalam pergaulan anak-anak remaja. Istilah ini muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu ia dikenal sebagai bahasanya para anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman. Namun seiring bertambahnya waktu bahasa prokem yang tadinya hanya dipakai para preman atau anak jalanan sebagai bahasa rahasia beralih fungsi menjadi bahasa gaul.

Faktor-faktor Yang Memengaruhi Penggunaan Bahasa Gaul Oleh Remaja

Faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan bahasa gaul oleh remaja juga turut menjadi pertimbangan dalam penggunaannya. Menurut Novianti dan Fatimah (2019), penggunaan bahasa gaul oleh remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Situs jejaring sosial memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan bahasa gaul. Remaja yang menjadi pengguna utama situs jejaring sosial menjadi agen dalam menyebarkan dan mengadopsi bahasa gaul. Tulisan bahasa gaul yang diposting oleh satu remaja dapat menjadi contoh dan ditiru oleh ribuan remaja lainnya.
  • Lingkungan tempat seseorang berkumpul dan bersosialisasi juga mempengaruhi keinginan untuk menggunakan bahasa gaul. Teman sebaya dan keluarga dapat memengaruhi seseorang untuk ikut-ikutan dalam menggunakan bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari.
  • Penggunaan media, baik media elektronik seperti film, iklan, atau acara televisi, maupun media cetak seperti majalah, surat kabar, atau novel remaja, juga berkontribusi dalam penyebaran bahasa gaul. Bahasa gaul sering digunakan dalam media tersebut, mendorong pembaca atau remaja lain untuk mengadopsi bahasa tersebut.

Dampak Penggunaan Bahasa Gaul 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun