TUGAS EVALUASI AKHIR SEMESTER (EAS) MINI RISET BAHASA INDONESIAÂ
Dosen Pengampu : Siska Fajar Kusuma, S.M., M.M.
Disusun Oleh : Fatharani Chairunisa
NPM Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 10120902
Kelas         : C4.24
Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul Di Kalangan Mahasiswa Jurusan Manajemen Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi : Studi Kasus Mahasiswa Universitas Teknologi Digital Bandung
A. PENGERTIAN BAHASAÂ
Bahasa  Indonesia  memiliki  kedudukan  dan  peran  yang  penting  bagi  bangsa  Indonesia  dalam  wilayah Negara  Indonesia.  Bahasa  Indonesia  memiliki  kedudukan  sebagai  bahasa nasional  yang  dicetuskan  pada Sumpah  Pemuda,  28  Oktober  1982  dengan  fungsi  sebagai  lambang  kebanggaan,  lambang  identitas,  alat pemersatu,  dan  alat  perhubungan.  Bahasa  Indonesia  sebagai  bahasa  negara  secara  resmi  berlaku  sejak diundangkannya  UUD 1945,  18  Agustus  1945  dengan  fungsi  sebagai  bahasa  resmi  kenegaraan,  pendidikan, perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan serta Iptek.
Bahasa merupakan simbol khas dari suatu negara ataupun wilayah, karena bahasa merupakan unsur vital dalam berkomunikasi atau sebagai alat komunikasi paling utama. Dalam melakukan interaksi, hubungan sosial dengan sesama masyarakat, setiap orang butuh bahasa. Bahasa sangat beragam di dunia ini, karena setiap negara mempunyai bahasa masing-masing yang berbeda satu sama lain, bahkan bahasa dapat membedakan anatara negara yang satu dengan negara yang lain maupun daerah yang satu dengan daerah lainnya.
Bahasa  secara  filosofis merupakan pengungkapan  manusia  atas  realitas  melalui  simbol-simbol  yang bearti keesistensian bahasa Indonesia  sangat bergantung pada  tingkat  keberhasilan masyarakat  Indonesia untuk tetap  menjaga  dan  melestarikan  bahasa  Indonesia  ini,  misalnya  menciptakan  kosa  kata  dan  istilah-istilah  baru, baik itu berupa penyerapan kosa kata bahasa daerah atau bahasa asing semakin ditingkatkan. Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Linguistik sebagai  ilmu  kajian bahasa memiliki  berbagai  cabang.  Cabang-cabang  itu di antaranya  adalah  fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik.
Negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau atau wilayah mempunyai berbagai macam bahasa yang berbeda tiap pulau dan daerahnya yang disebut bahasa daerah. Bahasa daerah ini dipakai dalam keadaan nonformal, dalam arti saat berinteraksi sesama warga satu daerah. Sedangkan dalam acara formal menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa penuturnya, bahasa daerah dari suatu daerah yang satu dengan yang lain berbeda contohnya Sumatera Barat mempunyai bahasa minang sebagai bahasa daerah, sedangkan Bandung mempunyai bahasa Sunda. Bahasa daerah ini dapat membedakan wilayah yang satu dengan wilayah yang lain.
Semakin berkembangnya waktu, maka pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Anak remaja mengganggap kalau tidak mengerti bahasa gaul berarti remaja tersebut tidak gaul. Bahasa gaul makin meraja di kalangan remaja bahkan tak jarang banyak orang berpendidikan pun menggunakan bahasa gaul ini, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan baik dalam waktu formal maupun non-formal mengakibatkan penggunaan bahasa menjadi tidak baik dan tidak benar.
Bahasa gaul merupakan bahasa yang kemunculannya mengikuti tren yang sedang terjadi di kalangan remaja. Munculnya bahasa alay sebagai bahasa gaul zaman sekarang memiliki kaitan erat dengan masyarakat pemakainya (Gunawan, 2011). Kaitan bahasa gaul dengan masyarakat pemakainya tidak hanya terbatas pada bahasa sebagai alat komunikasi, tetapi juga merupakan refleksi dari pikiran, sikap, dan sebuah budaya. Selain beberapa yang telah dijelaskan tersebut, bahasa juga sebagai pemberi petunjuk tentang bagaimana cara kepada masyarakat bagaimana dalam membahas pengalaman mereka. Cara-cara yang terjadi di dalam masyarakat ini berlangsung selama masa hidup mereka sehingga hampir tidak disadari keberadaannya dalam tuturan. Beban dalam menjaga kelestarian bahasa ialah bagi semua warga masyarakat tanpa terkecuali. Seluruh elemen wajib menjaga bahasa nasionalnya agar tidak terjadi ketimpangan. Kalau generasi negeri ini semakin tenggelam dalam pudarnya Bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia pun akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa (Rahayu, 2015). Identitas bangsa terletak pada persatuannya yaitu dengan mempertahankan bahasanya sebaik mungkin. Bahasa Indonesia bukanlah didapat dan dipertahankan dengan mudah, melainkan melalui perjuangan panjang para pahlawan dan pemuda. Jika pemuda zaman dahulu telah mengerahkan segenap jiwa raganya untuk menjunjung tinggi bahasa persatuan Indonesia, sudah seharusnya pemuda di zaman sekarang ini tidak seenaknya saja melakukan hal-hal yang justru mengancam keberadaan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sangatlah penting kedudukannya, seperti tercantum di dalam teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Bpk. Ir. Soekarno dan ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi "Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia". Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional; yaitu posisinya berada di atas bahasa daerah. Selain itu , di dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus (BAB XV, pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan cerminan dari budaya bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia yang santun dan lestari ialah cita-cita yang mesti kita perjuangkan demi kelangsungan Indonesia. Bahasa gaul dapat terbentuk dari seseorang yang menguasai lebih dari satu bahasa. Dapat pula dikatakan bahwa bahasa ibu dan bahasa kedua seseorang dapat menimbulkan munculnya istilah baru ketika penggunanya tidak benar-benar mengetahui batasan-batasan yang memisahkan antarkeduanya. Bahasa gaul remaja melambangkan keakraban dan dipengaruhi oleh berbagai bahasa daerah dan bahasa asing (Wijana, 2012. Bahasa asing dan bahasa daerah sering kali mempengaruhi bahasa Indonesia dan menimbulkan adanya kesalahan berbahasa. Ciri khas yang berbeda dari tiap bahasa tentunya yang akan menjadikan ketidakharmonisan berbahasa ketika aspekk-aspek yang meliputi dalam ciri-ciri tersebut memaksakan diri untuk menjadi satu padahal sebenarnya sangat tidak bisa. Akhirnya di sinilah terjadipercampuran unsur yang bisa menjadi salah satu penyebab munculnya istilah-istilah baru yang justru dianggap lebih keren. Secara umum, fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi, bahkan fungsi komunikasi dapat dipandang sebagai fungsi utama bahasa (Swandy, 2017). Berkomunikasi merupakan aspek kehidupan yang paling utama sehingga dapat dinilai bagaimana pentingnya bahasa itu dalam kelangsungan peradaban dunia. Perbedaan bahasa ialah kekayaan, namun dapat juga menjadi masalah jika ada hal-hal yang membenturkannya. Bahasa yang digunakan oleh berbagai kelompok umur memiliki tujuan tertentu dengan variasi dan struktur bahasa yang berbeda (Sartini, 2012). Tujuan yang telah tercapai terkadang justru melebar dan melebihi apa yang awalnya diinginkan. Bahasa gaul tersebut seharusnya ditinggalkan setelah eksistensi yang diinginkan sudah dirasa cukup, bukan malah dilanjutkan tanpa tujuan yang lebih jelas lagi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminologi mengartikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri. Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia, bukan bunyi yang dihasilkan alat lain. Bahasa berasal dari udara yang keluar dari paru- paru menggetarkan pita suara di kerongkongan dan kemudian terujar lewat mulut.
B. FUNGSI BAHASAÂ
- Fungsi bahasa menurut Abidin, dkk (2010:3) menjelaskan bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai media komunikasi, tetapi selain sebagai media komunikasi bahasa juga memiliki fungsi lain yaitu :
- Fungsi ekspresif Bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan pengelaman. Contohnya dalam puisi. Pengarang mengeksperikan ide, gagasan dan pengalamanya dengan bahasa yang ditulis per bait yang disebut puisi.
- Fungsi estetis Bahasa sebagai media yang indah untuk menyampaikan pesan. Fungsi estetis ini biasa diwujudkan dalam bentuk karya sastra.
- Fungsi informative Artinya bahasa dapat digunakan untuk menginformasikan sesuatu kepada orang lain.
- Alat fungsional Artinya bahasa dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu.
Bahasa Baku
Setiap negara mempunyai bahasa resmi masing-masing. Dalam bahasa Indonesia, bahasa resmi itu disebut bahasa baku. Bahasa baku terdiri dari kata-kata yang baku. Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman, dengan kata lain bahasa baku adalah bahasa yang menjadi bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-hari pada bahasa percakapan maupun bahasa tulisan. Bahasa baku lazim digunakan dalam :
- Komunikasi resmi (Tertulis), contohnya : surat-menyurat resmi, pengumuman resmi, undang-undang dan lain-lain.
- Wacana Teknis, contohnya : laporan resmi, karangan ilmiah, buku pelajaran dan lain-lain.
- Pembicaraan di depan umum, contohnya : ceramah, kuliah, pidato dan lain-lain.
- Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya (Formal), contohnya : guru terhadap murid, saat sedang rapat di intansi tertentu, pembicaraan kenegaraan.
Bahasa Gaul
Bahasa gaul atau bahasa prokem yang khas Indonesia dan jarang dijumpai di negara-negara lain kecuali di komunitas-komunitas Indonesia. Bahasa gaul dijadikan sebagai bahasadalam pergaulan anak-anak remaja. Istilah ini muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu ia dikenal sebagai bahasanya para anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman. Namun seiring bertambahnya waktu bahasa prokem yang tadinya hanya dipakai para preman atau anak jalanan sebagai bahasa rahasia beralih fungsi menjadi bahasa gaul.
Faktor-faktor Yang Memengaruhi Penggunaan Bahasa Gaul Oleh Remaja
Faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan bahasa gaul oleh remaja juga turut menjadi pertimbangan dalam penggunaannya. Menurut Novianti dan Fatimah (2019), penggunaan bahasa gaul oleh remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
- Situs jejaring sosial memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan bahasa gaul. Remaja yang menjadi pengguna utama situs jejaring sosial menjadi agen dalam menyebarkan dan mengadopsi bahasa gaul. Tulisan bahasa gaul yang diposting oleh satu remaja dapat menjadi contoh dan ditiru oleh ribuan remaja lainnya.
- Lingkungan tempat seseorang berkumpul dan bersosialisasi juga mempengaruhi keinginan untuk menggunakan bahasa gaul. Teman sebaya dan keluarga dapat memengaruhi seseorang untuk ikut-ikutan dalam menggunakan bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari.
- Penggunaan media, baik media elektronik seperti film, iklan, atau acara televisi, maupun media cetak seperti majalah, surat kabar, atau novel remaja, juga berkontribusi dalam penyebaran bahasa gaul. Bahasa gaul sering digunakan dalam media tersebut, mendorong pembaca atau remaja lain untuk mengadopsi bahasa tersebut.
Dampak Penggunaan Bahasa GaulÂ
Dampak dari penggunaan bahasa gaul dapat dirasakan dalam berbagai aspek. Dampak dari Penggunaan Bahasa Gaul diantaranya:
- Dampak Positif: Efek positif dari penggunaan bahasa gaul adalah mendorong kreativitas remaja. Terlepas dari kontroversi seputar bahasa gaul, setiap perubahan atau inovasi bahasa seharusnya dinikmati. Namun, penggunaannya harus disesuaikan dengan situasi, media, dan audiens yang tepat.
- Dampak Negatif: Penggunaan bahasa gaul dapat menyulitkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Di sekolah atau tempat kerja, penting untuk menggunakan bahasa yang sesuai. Bahasa gaul juga dapat mengganggu pembaca atau pendengar yang tidak memahami maksudnya, terutama dalam bentuk tulisan yang memerlukan waktu lebih lama untuk dipahami. Selain itu, bahasa gaul bisa membuat komunikasi formal menjadi lebih sulit, seperti saat melakukan presentasi di depan kelas.
Dampak Bahasa Gaul terhadap Bahasa Indonesia: Saat ini, banyak masyarakat yang menggunakan bahasa gaul, dan generasi muda Indonesia juga tidak terhindar dari penggunaan bahasa gaul ini. Bahkan, generasi muda lebih banyak menggunakan bahasa gaul daripada bahasa Indonesia. Untuk mengurangi penggunaan bahasa gaul yang meluas di masyarakat, penting bagi kita untuk menanamkan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Seiring dengan maraknya penggunaan bahasa gaul, terdapat dampak yang signifikan terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa, antara lain:
- Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan oleh Bahasa Gaul: Â Aktivitas berbahasa sangat terkait dengan budaya suatu generasi. Jika generasi saat ini semakin meninggalkan penggunaan bahasa Indonesia, bahasa Indonesia bisa menjadi semakin tidak terlihat sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pembinaan kepada generasi muda agar mereka tidak mengabaikan penggunaan bahasa Indonesia. Dampak arus globalisasi tercermin dalam perilaku masyarakat yang cenderung meninggalkan bahasa Indonesia dan beralih ke bahasa gaul.
- Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul dapat mengakibatkan penurunan kualitas bahasa Indonesia.
- Ancaman Punahnya Bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul yang semakin meluas di kalangan remaja merupakan ancaman serius terhadap keberlangsungan bahasa Indonesia. Ini juga menjadi indikasi buruknya kemampuan berbahasa generasi muda saat ini. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa suatu saat bahasa Indonesia dapat tergeser oleh bahasa gaul di masa depan. Cara mengatasi penyebaran dan penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja Indonesia. Untuk mengurangi prevalensi penggunaan bahasa gaul yang semakin luas di kalangan masyarakat masa depan, perlu dilakukan langkah-langkah saat ini untuk meningkatkan pemahaman dan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional di kalangan generasi muda. Orangtua, guru, dan pemerintah perlu berperan aktif dalam membentuk pemahaman dan kedekatan anak-anak terhadap bahasa Indonesia, sehingga penggunaannya baik pada saat ini maupun di masa depan dapat meningkat.
Dalam menghadapi penyebaran bahasa gaul yang semakin marak di kalangan masyarakat modern, semua pihak yang prihatin terhadap keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan alat komunikasi dalam dunia pendidikan harus bertindak nyata. Terkait dengan interferensi bahasa gaul dalam bahasa Indonesia dan pergeseran bahasa Indonesia, ada beberapa langkah yang dapat diambil:
- Mengedukasi masyarakat Indonesia, terutama generasi penerus, tentang pentingnya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang harus diprioritaskan. Dengan demikian, mereka akan lebih memilih menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar daripada bahasa gaul.
- Mendorong semangat persatuan dan kesatuan di kalangan generasi muda dan masyarakat umum untuk memperkuat identitas bangsa Indonesia melalui penggunaan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dapat digunakan untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
- Pemerintah perlu menekankan penggunaan bahasa Indonesia dalam produksi film Indonesia, termasuk film layar lebar dan sinetron. Dengan memperkuat penggunaan bahasa Indonesia oleh aktor dan aktris dalam film nasional, masyarakat juga akan terdorong untuk menggunakan bahasa Indonesia seperti yang dilakukan oleh idola mereka.
- Meningkatkan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dan perguruan tinggi dengan memberikan tugas praktik berbahasa Indonesia, seperti bermain drama, diskusi kelompok, penulisan artikel, dan penulisan sastra seperti cerita pendek dan puisi. Praktik berbahasa Indonesia dapat mengembangkan kreativitas siswa dan mahasiswa dalam berbahasa Indonesia serta membiasakan mereka menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Pengaruh Media Sosial
Kemajuan  teknologi  yang  terus  menerus  menuntut  masyarakat  untuk  mengikuti perkembangan  zaman.Teknologi  yang  semakin  canggih   menjadikan  media  sosial  sebagai bagian  penting  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Penggunaan  media  sosial  tersebar  luas  di kalangan remaja,  hampir semuanya generasi muda kini sudah memanfaatkan perangkat digital untuk  menunjang  berbagai  aktivitas. Media  sosial  memungkinkan  orang-orang  yang sebelumnya tidak dikenal menjadi terkenal, dan memungkinkan mereka yang mungkin tidak fasih  dalam  mengekspresikan  emosi  dan  ekspresi  diri  untuk  mengekspresikan  diri  mereka secara bebas melalui media sosial. (Octolina dkk., 2019).
Bahasa  merupakan  alat  yang  sangat  penting  dalam  melaksanakan  kegiatan  di  atas. Bahasa  mempunyai  beberapa  ciri  yang  sangat  penting. Pertama,  bahasa  digunakan  sebagai sarana  untuk  mengungkapkan  emosi  dan  ekspresi  diri  seseorang. Kedua,  bahasa  berfungsi sebagai  alat  komunikasi,  memungkinkan  individu   menyampaikan  pesan  dan  memfasilitasi kerja  sama  dalam  masyarakat.  Selain  itu,  bahasa  juga  berfungsi  sebagai  alat  integrasi  dan adaptasi  terhadap  konteks  sosial. Ketika  beradaptasi  dengan  lingkungan  sosial  tertentu, masyarakat  memilih  bahasa  yang  sesuai  dengan  situasi  dan  kondisi  yang  dihadapinya. Terakhir, bahasa dapat berfungsi sebagai alat kontrol sosial dan mempengaruhi sikap, perilaku, dan  bahasa  seseorang. Kontrol  sosial  dapat  diterapkan  baik  pada  diri  sendiri  maupun  pada masyarakat  luas. (Octorina  et  al.,  2019)  Teknologi  telah  menjadi  alat  yang  tidak  tergantikan dalam menjalankan berbagai aspek kehidupan manusia.Pertama,  teknologi  di  bidang komunikasi terus memberikan solusi sederhana dan mudah dipahami untuk menghubungkan manusia.Media sosial telah mendominasi ruang percakapan dengan platform seperti Facebook, WhatsApp, Instagram, Twitter, Line,  dan Path. Selain itu,  platform seperti Ymail, Yahoo,  dan Gmail  telah  menciptakan fenomena globalisasi  dalam  hal  komunikasi  elektronikluar  biasa.Perkembangan komunikasi melalui media sosial telah merevolusi paradigma masyarakat. Hal ini terlihat dari kemudahan komunikasi antar individu tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Misalnya,  per  April  2017,  Indonesia  menempati  peringkat  keempat   pengguna  Facebook terbesar  di  dunia   dengan  111  juta  pengguna  (m.liputan6.com,  21  April  2017). Hal  ini menjadikan  india  sebagai  negara  dengan  jumlah  pengguna  Facebook  terbanyak  setelah Amerika Serikat, India, dan Brazil. Jumlah ini adalah bagian dari total 1,98 miliar pengguna Facebook di seluruh dunia. Dengan berdasarkan fenomena ini, dapat disimpulkan bahwa media sosial memiliki peran yang sangat signifikan dalam perkembangan bahasa manusia. (Manan, 2018).
Kesadaran Bahasa dan Identitas Kebangsaan
Dalam bidang sosiolinguistik, terdapat pemahaman bahwa bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dengan keberadaan suatu masyarakat. Bahkan, bahasa sering dianggap sebagai ciri  atau  identitas  kelompok  masyarakat  tertentu. Bahasa  Indonesia,  sebagai  bahasa  resmi  di Republik  Indonesia,  memiliki  kedudukan  ganda,  yakni  sebagai  bahasa  nasional  dan  bahasa negara. (Bulan, 2019). Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai beberapa peran penting. Pertama,  bahasa  ini  merupakan  simbol  kebanggaan  dan  jati  diri  bangsa  Indonesia. Kedua, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi yang mempersatukan masyarakat Indonesia  dari  berbagai  latar  belakang,  daerah,  dan  budaya.  Bahasa   juga  berfungsi  sebagai unsur pemersatu yang menghubungkan berbagai suku, budaya, dan bahasa nusantara. Di sisi lain,  bahasa  Indonesia  mempunyai  peran  sebagai  bahasa  nasional, digunakan  sebagai  bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, alat komunikasi tingkat nasional, serta alat pengembangan dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. (Bulan, 2019).
Bahasa  Indonesia,  yang  bukan  berasal  dari  mayoritas penduduk,  telah  berhasil berkembang dengan baik. Sebagaimana  yang disebutkan oleh Fishman (Sneddon, 2003, hlm 5),  proses  penerimaan  bahasa  Indonesia  sebagai  bahasa  pemersatu  dan  nasional  merupakan pencapaian  yang  menakjubkan.Penutur  yang  bukan  asli  dari  bahasa  ini  berhasil  diyakinkan untuk menerima bahasa Indonesia, yang bukan bahasa ibu mereka, sebagai bahasa pemersatu dan  bagian  penting  dari  identitas  mereka.Bahasa  juga  berperan  dalam  identifikasi  pribadi. Identitas  seseorang  tidak  hanya  dikenali  dari ciri  fisiknya  tetapi  juga  dari  bahasa  yang digunakannya.  Sejak  tahun  1930-an  hingga  tahun  1950-an,  penggunaan  bahasa  Indonesia menjadi pilihan politik untuk mengekspresikan simbol nasionalisme dan perlawanan terhadap kolonialisme  Belanda.  Saat  itu  belum  banyak  orang  yang  fasih  berbahasa  Indonesia,  namun banyak pula orang-orang terpelajar yang  fasih berbahasa Belanda. (Senin 2019). Namun para pendahulu  Indonesia  memberi  contoh  dengan  mendahulukan  kepentingan  bangsa  di  atas kepentingan  suku  dan  bangsanya  sendiri.Bahasa  Jawa  yang  jumlah  penuturnya  jauh  lebih banyak, dengan sepenuh hati menerima bahasa Indonesia sebagai bahasa baru untuk dijadikan bahasa  nasional  Republik  Indonesia.Setiap  masyarakat  Indonesia  juga  mengakui  jati  diri etniknya masing-masing dan jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia.(Blank, 2019)
KOMUNIKASI
Sejak dalam kandungan, bayi sudah menjalin komunikasi dengan ibunya, demikian juga sebaliknya. Komunikasi antara bayi dan ibunya dilaksanakan secara verbal, misalnya bayi dalam kandungan yang bergerak-gerak, namun juga dilaksanakan secara lisan, misalnya ibu yangmengucapkan kata, Sayang, anakku.
Komunikasi berguna untuk menyampaikan pesan dari komunikator (pemberi pesan) kepada komunikan (penerima pesan) agar dapat dipahami, dimengerti, dan mungkin dilaksanakan. Komunikasi sangat penting bagi kebahagian hidup kita.
Ada beberapa peranan yang disumbangkan oleh aktivitas komunikasi dalam rangka menciptakan kebahagiaan manusia.
- Komunikasi membantu perkembangan intelektual dan sosial manusia. Seiring dengan bertambahnya usia manusia, maka lingkungan pergaulan semakin luas. Bersamaan dengan ini perkembangan intelektual dan sosial manusia semakin bertambah. Bertambahnya kedua aspek tersebut sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi manusia dengan lingkungan sekitar di mana ia berada. Oleh Wilbur Scharmm (1971), hubungan sosial ini diinginkan karena manusia merasa harga dirinya atau rasa amannya akan bertambah jika menjadi anggota masyarakat. Kebutuhan ini direalisasikan dengan menjalin komunikasi yang harmonis dengan kelompok sosial di mana seseorang itu berada. Hubungan dilaksanakan secara langsung (antarpersonal).
- Dengan komunikasi, manusia dapat menemukan jati diri atau identitasnya. Sebab manusia secara individual akan mendapatkan feedback atau umpan balik dari manusia lain. Dalam komunikasi manusia menanggapi, mengamati, berkata, memperhatikan atau mencatat berbagai hal yang disampaikan oleh orang lain.
- Dalam rangka memahami realitas di sekeliling manusia serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang dimiliki tentang dunia sekitar kita, manusia perlu membandingkan dengan kesan-kesan dan pengertian orang tentang realitas yang sama.
- Kesehatan mental manusia sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain, lebih-lebih orang-orang yang merupakan tokoh-tokoh signifikan dalam hidup manusia.
KONFORMITAS
Konformitas adalah meleburkan diri pada lingkungan agar mendapat pengakuan. Dalam perkembangan sosial remaja, konformitas memang amat diperlukan karena akan meningkatkan self-esteem (harga diri) anak. Konformitas meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah anggota kelompok. Dimana dalam penelitian-penelitian terkini justru menunjukkan bahwa konformitas cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya ukuran kelompok hingga delapan orang anggota tambahan atau lebih. Jadi tampak bahwa semakin besar kelompok mahasiswa yang menggunakan bahasa gaul, maka semakin besar pula kecenderungan mahasiswa lainnya untuk ikut serta meskipun tingkah laku tersebut berbeda dari yang sebenarnya diinginkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahasa  itu  sendiri  merupakan  alat  untuk  interaksi  antar  manusia  dalam masyarakat  memiliki  sifat  sosial,  pemakaian bahasa  Indonesia  sebagai  bahasa  nasional  yang  berfungsi  sebagai alat  komunikasi  yang  mempunyai  peran  sebagai  penyampai  informasi.  Bahasa  juga  berperan  meliputi  segala aspek kehidupan manusia, termasuk salah satu peran tersebut adalah untuk memperlancar proses sosial manusia. Kehadiran bahasa gaul ditengah-tengah bahasa Indonesia dapat merusak kosa kata bakudari bahasa Indonesia itu sendiri,  karena  kalangan  mahasiswa secara  berkelompok  mengutarakan  dan  mengucapkan  bahasa  gaul sebagai sarana komunikasi antar mereka selama kurun waktu tertentu. Bahasa  gaul  yang  muncul  juga  ditandai  dengan  menjamurnya  internet  dan  situs-situs  jejaring  sosial yang  berdampak  terhadap  perkembangan  bahasa  gaul.  Pengaruh  lingkungan  juga  dapat  menjadi  tempat berkembangnya atau meluasnya bahasa gaul tersebut. Keberadaan bahasa Indonesia saat sekarang ini terancam dan  terpinggirkan  oleh  bahas gaul,  dalam kondisiini  diperlukan pembinaan  dan  pemupukan  sejak  dini kepada generasi  muda  agar  mereka  tidak  mengikuti  kosa  kata dari bahasa  gaul  ini.Mahasiswa  dalam  menggunakan bahasa gaul ini dapat  mempersulit mereka  dalam berkomunikasi dengan orang lain dalam acara  formal seperti presentasi  di  depan  kelas.  Permasalahan  seperti  ini  orang  tua  juga  ikut mengawasi  anak-anaknya  dalam menggunakan internet atau jejaring sosial, karena melalui jejaring sosial  ini anak akan  lebih mudah mendapatkan kosa kata bahasa gaul sehingga akan susah melafalkan kosa kata baku dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan munculnya bahasa gaul di kalangan mahasiswa dapat merusak keberadaan dari kosa kata baku bahasa Indonesia itu sendiri, karena dengan  seringnya mereka  mengucapkan kosakata  bahasa gaul maka mereka akan kesulitan dalam mengungkapkan suatu bahasa Indonesia yang baku dengan baik dan benar dalam bentuk formal atau saat berdiskusi di depan kelas. Oleh  karena  itu, sebagai mahasiswa patutlah melestarikan dan biasakan diri untuk menggunakan  bahasa  Indonesia  yang  baku  dan  sesuai  dengan  Ejaan  Yang  Disempurnakan (EYD) agar  lebih  mudah dalam mengucapkan dan menulisakannya.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data di atas, dapat diambil simpulan bahwa bahasa gaul mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perkembangan bahasa Indonesia dalam masyarakat. Pendukung utama eksisnya bahasa gaul ialah para remaja. Kenyataannya, tumbuhnya bahasa gaul di tengah-tengah bahasa Indonesia memang tidak dapat dihindari. Teknologi yang semakin mudah juga menjadi salah satu faktor yang mendukung adanya percampuran bahasa gaul dalam penggunaan bahasa Indonesia masyarakat. Bahasa gaul tidak selalu berkonotasi buruk, namun jika pemakaiannya tidak berpegang dengan kontrol maka akan menimbulkan tergesernya posisi bahasa Indonesia dan bisa saja digantinkan oleh bahasa gaul tersebut dengan tiba-tiba. Ketika bahasa gaul telah digunakan secara terus-menerus, bisa jadi orang pun akan membawanya bahkan dalam situasi formal sekali pun. Percampuran bahasa resmi dengan bahasa gaul pun tidak akan bisa dihindarkan baik hal tersebut dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja. Permasalahan ini hendaknya diselesaikan dengan penanaman rasa cinta terhadap bahasa Indonesia sejak dini kepada anak-anak. Cinta terhadap bahasa Indonesia akan memudahkan seseorang dalam mempertahankan tertancapnya bahasa Indonesia tersebut dalam benaknya sehingga tidak akan bisa dirancukan oleh bahasa-bahasa lain yang muncul di tengah-tengahnya.
Penelitian  ini menunjukkan  dampak  signifikan penggunaan bahasa  gaul  di  kalangan mahasiswa Manajemen Kelas  C  Universitas  Teknologi Digital Bandung. Temuan  ini  menyoroti  adanya pengaruh  positif  dan  negatif,  terutama  terkait  penggunaan bahasa Indonesia yang benar dan resmi. Budaya populer dan globalisasi juga turut memberikan dampak, dengan dampak negatif berupa  menurunnya  kemampuan  berbahasa  Indonesia  secara  umum.Yang  juga  perlu digarisbawahi  adalah  pentingnya  kesadaran  siswa  akan  penggunaan  bahasa  Indonesia  yang baik  dan  benar. Rekomendasi  tersebut  mencakup  langkah-langkah  nyata  untuk  memperkuat penggunaan  bahasa  resmi  dan  mencegah  hilangnya  kehadiran  bahasa  Indonesia,  menyiarkan  aksi  kebanggaan  Indonesia  di  media  sosial. Pada  akhirnya,  langkah-langkah  ini diharapkan dapat membantu menjaga dan meningkatkan kualitas penggunaan bahasa Indonesia oleh mahasiswa.
SARAN
Beberapa saran yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini yakni, mengedukasi masyarakat Indonesia, mendorong semangat kesatuan dan persatuan di kalangan remaja, pemerintah menekankan pengunaan bahasa Indonesia serta meningkatkan pengajaran bahasa Indonesia di Universitas. Â
DAFTAR PUSTAKA
Eriyanto. (2015). Penggunaan Bahasa Gaul dalam Masyarakat: Telaah Bahasa dan Budaya.
Suratno, T. (2016). Bahasa Gaul dalam Perspektif Linguistik. Cakrawala Pendidikan, 35(3), 453-462.
Nasrulloh, A. (2017). Pengaruh penggunaan bahasa gaul terhadap kemampuan berbahasa Indonesia pada mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Purwokerto. Jurnal Tarbawi, 4(1), 47-55.
Ishak, N. S. (2018). A Sociolinguistic Analysis of Slang Words Used Among Teenagers in Malaysia. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 8 (8), 1114-1126.
Arifin, Z., & Rahayu, S. (2018). Pengaruh penggunaan bahasa gaul terhadap kemampuan berbahasa Indonesia pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra, 2(1), 15-24.
Wicaksono, A. S., Atmowardoyo, H., & Nurcahyono, E. (2019). Pengaruh bahasa gaul terhadap penggunaan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keguruan, 2 (2), 73-82.
Ridlo, M., Satriyadi, Y., Azzahra, N., & Nasution, A. H. (2021). Analisis Pengaruh Bahasa Gaul Di Kalangan Mahasiswa Terhadap Bahasa Indonesia Di Zaman Sekarang. Jurnal Kewarganegaraan, 5(2), 561-569.
Muliana, H., & Sumarni, S. (2015). Analisis nilai moral bahasa gaul (alay) terhadap pendidikan remaja pada media sosial. Jurnal Konfiks, 2(1), 69-83.
Sari, D.P., & Aditya, Y. (2018).Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul Terhadap Bahasa Indonesia Anak Muda di Kota Makassar. Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya,1 (1),9-18.
Yasin, M. (2017).Pemakaian Bahasa Gaul dalam Kalangan Remaja dan Dampaknya terhadap Bahasa Indonesia. Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan,1(1),1-10. Jurnal Komunikasi: Malaysian Journal of Communication, 31(2), 803-8
Anis, M. Y., & Saddhono, K. (2016). Strategi Penerjemahan Arab--Jawa sebagai Sebuah Upaya dalam Menjaga Kearifan Bahasa Lokal (Indigenous Language). Akademika: Jurnal Pemikiran Islam, 21(1), 3548. http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/akademika/article/view/ 454
Gunawan, F. (2011). Bahasa alay: Refleksi sebuah budaya. Adabiyyt: Jurnal Bahasa dan Sastra, 10(2), DOI: https://doi.org/10.14421/ajbs.2011.10207 365-386.
Gunawan, F. (2014). Pendidikan karakter, hipotesis Saphir-Whorf dan bahasa intelek di media sosial. Al-Ta'dib, 7(1), http://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/al-tadib/article/view/ 240/230 1-18.
Gunawan, F. (2015). Implikasi Penggunaan Bahasa Gaul terhadap Pemakaian Bahasa Indonesia di Kalangan Siswa SMAN 3 Kendari. AlIzzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian, 8(1), http://ejournal.iainkendari.ac.id/al-izzah/article/view/87/78 56-72.
Lestari, O. (2018). Variasi Ragam Bahasa dalam Kehidupan Remaja. Kongres Bahasa.
Mursito, B. M. (2007). Konstruksi Realitas dalam (Bahasa) Media. Jurnal Komunikasi Massa, 1(1). https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/10735/MjQxNDQ=/Konstr uksi-Realitas-dalam-Bahasa-Media-abstrak.pdf
Oktaviani, F. (2014). Hubungan antara Penggunaan Bahasa Gaul dengan Keterbukaan Komunikasi di Kalangan Siswa. J-IKA, 1(1), 57-65. DOI: https://doi.org/10.31294/kom.v1i1.232
Rahayu, A. P. (2015). Menumbuhkan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Pendidikan dan Pengajaran. Jurnal Paradigma, 2(1), 115. http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/paradigma/ article/view/886
Rendrasari, R. (2013). Penggunaan Bahasa Alay Di Facebook Siswa Smk Negeri 1 Labuan. BAHASA DAN SASTRA, 2(2). http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/view/2181
Saddhono, K. (2006). Bahasa Etnik Madura di Lingkungan Sosial: Kajian Sosiolinguistik di Kota Surakarta. Kajian Linguistik dan Sastra, 18(34), 1-15. http://hdl.handle.net/11617/204
Saddhono, K. (2012). Kajian sosiolingustik pemakaian bahasa mahasiswa asing dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Universitas Sebelas Maret. Kajian Linguistik dan Sastra, 24(2), 176-186. DOI: https://doi.org/10.23917/kls.v24i2.96
Saddhono, K. (2018). Bercerita Dengan Media Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Pemahaman Tingkat Tutur Bahasa Jawa Siswa Smp Di Kabupaten Magelang. https://osf.io/preprints/inarxiv/vhcdf/
Saddhono, K., & Wijana, I. D. P. (2011). Wacana Khotbah Jumat di Surakarta: Suatu Kajian Linguistik Kultural. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 17(4), 433-446.
Sari, B. P. (2015). Dampak Penggunaan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja Terhadap Bahasa Indonesia. http://repository.unib.ac.id/11122/
Sartini, N. W. (2012). Bahasa Pergaulan Remaja: Analisis Fonologi Generatif. Jurnal Ilmu Humaniora, 12(2), http://journal.unair.ac.id/download-fullpapersmozaik9116dae378full.pdf 122-132.
Sartini, N. W. (2014). Revitalisasi bahasa Indonesia dalam konteks kebahasaan. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 27(4), 206-210. DOI: http://dx.doi.org/10.20473/mkp.V27I42014.206-210
Setiawan, H. (2018, October). Bahasa Slang sebagai Ancaman Nilai Karakter. In Seminar Nasional Pendidikan dan Kewarganegaraan IV (pp. 213-221). http://seminar.umpo.ac.id/index.php/SEMNASPPKN/ article/view/179
Setyawati, N. (2016). Pemakaian Bahasa Gaul dalam Komunikasi di Jejaring Sosial. Sasindo, 2(2 Agustus). http://journal.upgris.ac.id/index.php/sasindo/article/view/974
Swandy, E. (2017). Bahasa Gaul Remaja Dalam Media Sosial Facebook. Jurnal Bastra, 1(4), 1-19.http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA/article/view/2304
Theodora, N. (2013). Studi Tentang Ragam Bahasa Gaul Di Media Elektronika Radio Pada Penyiar Memora-Fm Manado. Acta Diurna, 2(1). https://www.neliti.com/publications/93101/studitentang-ragam-bahasa-gaul-di-media-elektronika-radio-pada-penyiarmemora-f
 Wijana, I. (2012). Peranan Bahasa-bahasa Daerah dalam Perkembangan Bahasa Gaul Remaja Indonesia. http://eprints.undip.ac.id/54157/
Wijiasih, N. (2016). Penggunaan Kata Gaul pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Unnes (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang). http://lib.unnes.ac.id/29350/
Zakiah, K. (2018). Abreviasi Bahasa Gaul Remaja. kelasa, 13(1), 1-16. http://ejurnalbalaibahasa.id/index.php/kelasa/article/view/972
Anggini, N., Afifah, N. Y., & Syaputra, E. (2022). PENGARUH BAHASA GAUL (SLANG) TERHADAP BAHASA INDONESIA PADA GENERASI MUDA. JURNAL MULTIDISIPLIN Â DEHASEN (MUDE), 1(3), 143-148.
Annisa, Pinky. 2022. Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Bahasa Indonesia Di Tengah Arus Globalisasi. Osf.Io.
Apriana, Dwi. 2022. Pengaruh Bahasa Inggris Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia Di Era Globalisasi Sebagai Peluang Sekaligus Ancaman. Osf.Io
Buadiarti, Any. 2022. INTERFERENSI BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS PADA ABSTRAK JURNAL ILMIAH. Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya.
Kokasih, E. 2022 SERI KULIAH RINGKAS: BAHASA INDONESIA. Jakarta: Penerbit Erlangga
Mahmud. T (2018). PENGARUH BAHASA DAERAH TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA Â INDONESIA SECARA BERSAMAAN PADA SISWA DI SEKOLAH SMPN 1 GEULUMPANG BARO KABUATEN PIDIE. Â STKIP Bina Bunga Getsempena Banda Aceh. Seminar Nassional Pendidikan
Nurhasanah, N. (2014). PENGARUH BAHASA GAUL TERHADAP BAHASA INDONESIA. In Forum Ilmiah (Vol. 11, No. 1, pp. 15-21)
Prasasti, R. (2016). PENGARUH BAHASA GAUL TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA MAHASISWA UNSWAGATI. LOGIKA Jurnal Ilmiah Lemlit Unswagati Cirebon, 18(3), 114-119.
Rif'at, A (2019). PENGGUNAA BAHASA INDONESIA DAN BAHASAA GAUL DI KALANGAN  REMAJA.. Jurnal Skripta : Jurnal Pembelaaran Bahasa dan Sastra Indoensia  Universitass PGRI Yogyakarta (Vol. 5,No. 2)
Saragih, Dwi Karolina. 2022. DAMPAK PERKEMBANGAN BAHASA ASING TERHADAP BAHASA  INDONESIA DI ERA GLOBALISASI. JURNAL PENDIDIKAN TAMBUSAI: Volume 6, Nomor  1, Tahun 2022
Bulan, D. R. (2019).  Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional Bangsa  Indonesia. Jurnal JISIPOL, 3(2), 23--29. http://ejournal.unibba.ac.id/index.php/jisipol/article/view/115
Manan, N.  A. (2018).  ETIKA  BAHASA  DALAM  KOMUNIKASI  MEDIA  SOSIAL  (Studi Kasus  Pada  Mahasiswa  PGSD  STKIP  Muhammadiyah  Kuningan). Jurnal  Ilmiah Educater, 4(1), 25--35. www.kuningankab.go.id
Syafitri, D., & Sari, R. M. (2023). Jurnal Komunitas Bahasa. 11(1), 11--19.
Ulfa,  S.  M.  (2019).  Volume  5  nomor  2,  september  2019  33. Jurnal  SKRIPTA:  Jurnal Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(2), 33--39.
Yuliana,  Y.  (2022).  Pengaruh  Penggunaan  BahasaGaul  Terhadap  Bahasa  Indonesia  pada Remaja Milenial. Concept: Journal of Social Humanities and Education, 1(4), 39--48.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI