Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengunjungi Umoh Laheik, Rumah Tradisional Kerinci yang Terancam Punah

25 Mei 2022   20:48 Diperbarui: 26 Mei 2022   02:00 5022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pintu pada Umoh Laheik ini agak kecil dari ukuran orang dewasa, jadi ketika orang ingin masuk mesti merunduk. Hal ini mengandung filosofi bahwa tamu yang akan masuk mesti menunduk sebagai penghormatan kepada tuan rumah. Pintu terbuat dari papan tebal dan juga terdapat ukiran khas Kerinci.

Foto Dokumentasi pribadi
Foto Dokumentasi pribadi
Di antara rumah larik nan berderet ini, antara satu rumah dengan rumah yang lain/bersebelahan dinding ini terdapat pintu, sehingga jika ada acara adat atau acara lainnya pintu penghubung bisa dibuka. 

Dan bisa dibayangkan, bak kereta api yang antara gerbong satu dengan yang lainnya terbuka aksesnya. Menarik bukan? Kekerabatan dan keakraban terjalin dengan adanya pintu penghubung ini. 

Foto Dokumentasi pribadi
Foto Dokumentasi pribadi

Begitu juga dengan jendela yang disebut "pintu suhai", ukurannya tidak terlalu lebar dibatasi jeruji berukir sebagai ventilasi udara. 

Biasanya jendela terletak pada dua tempat, di bagian depan rumah dan di bagian belakang rumah. 

Foto Dokumentasi pribadi
Foto Dokumentasi pribadi

Atap Rumah

Foto Dokumentasi pribadi
Foto Dokumentasi pribadi
Atap rumah berbentuk segi tiga lurus, kalau dahulu atap berbahan ijuk namun dengan perkembangan zaman saat ini telah tergantikan dengan atap seng. 

Rumah Dihiasi Ukiran

Umoh Laheik ini terdapat banyak ukiran khas Kerinci dengan warna mencolok, seperti pada tiang, dinding, pintu. Motif ukiran lebih banyak motif flora dan sangat jarang terdapat motif fauna ataupun manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun