Menteri Keuangan sejak 8 September 2025 (Kompas, 2025)
Gaya Umum
Disiplin fiskal, konservatif, prediktabilitas tinggi, menjaga defisit tetap terkendali, reformasi pajak, efisiensi belanja negara.
Lebih ekspansif, mempercepat belanja pemerintah, stimulus ekonomi, insentif investasi, lebih agresif merespons kebutuhan domestik (Kontan, 2025).
Fokus pada stabilitas, konsolidasi, pengendalian defisit, dan efisiensi belanja produktif. Contoh: RAPBN & KEM-PPKF 2026 tetap ekspansif tapi berhati-hati (KEM-PPKF, 2025).
Defisit APBN 2025 sebesar Rp 321,6 triliun (1,35% PDB). Mendorong percepatan belanja walau pendapatan negara masih lemah (Kemenkeu, 2025).
Moneter / Dukungan TambahanMenjaga stabilitas makro, inflasi, serta kepercayaan investor (IMF, 2024).Lebih aktif melalui stimulus, insentif investasi, serta pendekatan lebih responsif meski berisiko kurang terkoordinasi (Bisnis Indonesia, 2025).
Â
Dinamika Kebijakan: Apa yang Berubah?
1. Defisit Anggaran & Belanja Pemerintah
Purbaya mencatatkan defisit APBN hingga Agustus 2025 sebesar Rp 321,6 triliun (1,35% PDB) (Kemenkeu, 2025). Pendapatan negara baru mencapai 57,2% target, sedangkan belanja 55,6%---sehingga percepatan belanja menjadi agenda utama.
Proyeksi defisit 2026 sekitar 2,68% PDB, masih dalam batas aman meski lebih tinggi dibanding sebelumnya (KEM-PPKF, 2025).