Mohon tunggu...
Faris Firdaus Alkautsar
Faris Firdaus Alkautsar Mohon Tunggu... Pemikir santai yang menuliskan sesuatu yang ia pikirkan.

Suka memandang suatu kondisi dari berbagai sisi, manusia harus berpegang pada kebenaran bukan mencari pembenaran dari kesalahan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi-Puisi Abstrak Karya Faris Firdaus A. Bagian 1

19 Agustus 2025   18:56 Diperbarui: 19 Agustus 2025   18:57 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Syair Mentari Pagi

Gulungan tikar pandan sudah diletakkan

Daftar tugas yang menunggu

Diselesaikan atau ditinggalkan

Asalkan jangan disesalkan

Pagi ini ku menyingkap takdir

Memulai hari dengan senyuman di bibir

Awan yang berlalu lalang di langit

Pertanda dunia tak sempit

Namun seluas laut yang tak berujung

Berharap supaya beruntung

Jangan sampai buntung

Inilah syair mentari pagi

 

Memahami Pancaroba

Datang pergi dan berlalu

Panas sejuk dingin membisu

Apa gerangan denganmu

Waktu itu mengubah mu?

Apa kamu mengubah waktu

Suasana yang silih berganti

Panas terik terganti

Hujan rintik-rintik

Suara berbisik

Pikiran terbesit

Adakah yang terlalu sulit?

Memahami suasana hari

Sembari mengayomi hati

Saat ini yang telah dinanti

Teruslah menghidupi

Jangan terpikir untuk mati

Persiapkan diri

Untuk menghadapi pancaroba ini

Debu dan Bulu diatas Kasur

Suara dengkur itu

Gerakan kaki menghempas debu

Bulu dan debu terbang

Bak perasaan yang bimbang

Raga berguling kesana kemari

Menjadi tajuk mimpi

Epilog malam hari

Sudahkah sadar diri

Untuk pengambilan keputusan nanti

Siapakah yang dipilih oleh hati?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun