Mohon tunggu...
Fariz Ragil Ramadhani
Fariz Ragil Ramadhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Digital Marketing Manager PT Bimasakti Multi Sinergi

CRM, Social Media Management & Advertisement, Content Creation, Design Graphic, SEO, SEM, Database Management, Product Analysis, Brand Communication

Selanjutnya

Tutup

Money

Bagaimana Masa depan Toko Kelontong dan Pasar Tradisional di Tengah Persaingan E-commerce?

4 Maret 2018   07:47 Diperbarui: 4 Maret 2018   09:02 3137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: netterstress.blogspot.co.id

Anak saya yang sedang kuliah di ITB dan mengerjakan tugas akhir, pulang ke Jakarta di akhir minggu. Ketika ia saya ajak takziah mengunjungi keluarga teman saya yang wafat, di dalam mobil ketika  lewat jalan kali malang menuju pondok bambu, kami sempat ngobrol dan bercerita tentang buku yang ia mau diskusikan ke saya. Judulnya Reengineering Retail : The Future of Selling in the post Digital World, karya Dough Stephen. Sebelumnya Dough Stephen menulis buku The Retail Revival. Buku ini bab pertamanya sudah seram : Retail is Dead ?

Melalui pelbagai kemacetan yang ditemui sepanjang jalan menuju rumah sahabat tersebut kami berbincang tentang buku yang memiliki beberapa trend menarik.  Pada tahun 2013,maraknya pertumbuhan e-commerce telah jadi fakta tak terhindarkan. 

Pada tahun fiskal yang berakhir pada bulan Maret 2013, Alibaba membukukan laba bersih sebesar 1,6 miliar dollar US . Sementara Amazon belum menghasilkan keuntungan , meski penjualan mendekati angka 68 miliar dollar. 

Meskipun e-commerce di India tahun 2016 baru mencapai 16 miliar dollar US. Angka relatif kecil, tetapi Morgan Stanley memperkirakan dalam empat tahun, angka tersebut dapat melonjak tujuh kali. Didorong oleh pertumbuhan eksponensial dalam keterhubungan tiap orang dan komunitas melalui internet. Kini hampir dua puluh orang India terhubung ke Internet untuk pertama kalinya. Setiap detik  bertambah tiga pengguna baru. 

E-niaga di India, diproyeksikan menciptakan 12 juta pekerjaan baru di India tahun 2025. Pada 2016, India melampaui A.S. sebagai pasar global kedua yang paling terhubung dengan Internet. Penggunaan internet tumbuh sekitar 40 persen per tahun. Pada tahun 2030 lebih dari satu miliar orang India akan online. Adopsi mobile India juga tumbuh dengan kecepatan mengejutkan. Pada 2016, satu dari empat perangkat mobile adalah smartphone. 

Ketika pengecer tradisional melalui toko dan mall, merasa aman dengan keyakinan bahwa pembeli e commerce hanya berfokus pada kategori barang tertentu, seperti pakaian, perabotan dan mobil. Dan masih jutaan produk lain yang tidak tersentuh. Akan tetapi keyakinan ini mulai memudar. 

Toko tradisional tidak memiliki "surga penyelamat lagi". Alibaba dari peritel digital dari Tiongkok telah mencetak rekor dunia Guinness book. Melalui jaringan online business yang ia kembangkan ia berhasil  menjual enam puluh lima mobil secara online dalam satu hari. Jadi jika kita seorang dealer mobil, kita menjadi gugup. 

Pada tanggal 11 November 2016, Alibaba menjual barang dagangan senilai 5 miliar dollar US melalui ecommerce. ini berarti terjadi transaksi  83 juta dollar dalam penjualan per menit atau $ 1,4 juta per detik. Padahal satu toko "Home Depot" seperti Giant dan Carefour diprediksi  rata-rata hanya berhasil menjual sekitar 36 juta dollar setiap tahunnya. Jadi, dalam 60 menit pertama Alibaba bertransaksi secara signifikan lebih banyak dua kali, dua toko Home Depot dalam satu tahun fiskal penuh. Bagi Alibaba, ini merupakan lonjakan penjualan lebih dari 40 persen dari  satu tahun sebelumnya. 

Kita saksikan kekaisaran Amazon tumbuh terus. Mereka kini telah menyaingi perusahaan seperti United Parcel Service (UPS) dan FedEx. Pada bulan November 2015, disebabkan oleh kegagalan UPS mengirim barang yang sudah dipesan pelanggan Amazon, perusahaan tersebut masuk ke dalam kesepakatan untuk membeli "ribuan" mobil pengangkut untuk lebih efektif memindahkan barang dari gudang ke pusat distributornya. 

Amazon juga mengajukan paten agar armada jaringan truk  juga digunakan sebagai pusat distribusi bergerak. Dapat ditemukan dan dimanfaatkan siapa saja, untuk melayani kebutuhan siapapun berdasarkan aktivitas musiman, arus penjualan dan bahkan waktu delivery dalam sehari.

Amazon juga mengadakan kesepakatan dengan Air Transport Services Group (ATSG) pada bulan Maret 2016.  ATSG akan mengoperasikan armada transportasi udara dengan dua puluh pesawat kargo jenis Boeing 767F. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun