Mohon tunggu...
Faradilla Witha Fernanda
Faradilla Witha Fernanda Mohon Tunggu... Penulis - Sabar itu susah, makanya hadiahnya surga. Kalo mudah, hadiahnya kipas angin.

Penyuka sejarah, khususnya zaman kuno. Dulu bercita cita jadi arkeolog, sekarang Ibu Rumah Tangga, berkarya di rumah :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Jarimu Bisa Mendengar?

24 Maret 2018   20:27 Diperbarui: 24 Maret 2018   21:10 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seorang teman lama mengirimi saya direct message (DM) via instagram, menanyakan tentang tempat saya bekerja sekarang. Saya jawab pertanyaannya sambil balik menanyakan pertanyaan dimana, namun jawabannya membuat kening saya sedikit berkerut.

Bagaimana tidak, balasannya adalah pertanyaan lagi, singkat, tanpa ada jawaban atas pertanyaan saya tadi.

Well.. Nggak saya balas DM-nya. He he.

Dan baru hari ini tadi, saya memesan ojek online untuk pesan antar makanan. Saya menanyakan apakah ada rekomendasi makanan tertentu, namun balasannya pertanyaannya, bukan jawaban saya.

Padahal sebagai penjual jasa bukankah pesanan pembeli harus benar-benar diperhatikan?

Ini mungkin hal yang dianggap sepele oleh orang-orang, tentang kemampuan mendengarkan. Mendengarkan dengan penuh perhatian.

Perhatian yang diberikan bukan karena tertarik dengan topiknya, tapi lebih kepada penghargaan terhadap orang yang sedang berbicara kepadanya. Masalahnya, jika lewat text saja, yang notabene memberikan lebih banyak waktu untuk mencerna kalimat per kalimat, kata per kata - TIDAK bisa memperhatikan? Apalagi dengan pembicaraan langsung?

Saya pernah membaca salah satu pendapat tentang masalah "dengar mendengar" ini, bukan kitanya yang tidak bisa mendengar dengan penih perhatian, tetapi, kita lah yang TIDAK mau perhatian.

Memang saya akui, susah sih, berusaha memberikan perhatian full terhadap lawan bicara, ada aja yang bikin ngga fokus kan?

Atau kita tidak tertarik pada topiknya..

Atau kita meremehkan lawan bicara kita...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun