Mohon tunggu...
Faqrullah Ajengnurjannah
Faqrullah Ajengnurjannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Second Account sebagai Panggung Belakang dan Pengaruhnya pada Kesehatan Mental

23 Mei 2022   01:49 Diperbarui: 23 Mei 2022   02:01 1535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dibuat pada platform online oleh penulis

Pada akhirnya remaja merasa kesulitan mengekspresikan perasaan atau pikirannya, karena mereka merasa tidak ada yang memberikan respon atau perhatian pada mereka. 

Alasan tersebut yang kemudian memicu remaja menggunakan media sosial untuk mencari hiburan atau mengalihkan perhatian, namun konten yang disajikan di akun utama media sosial, umumnya digunakan untuk membangun citra diri, sehingga sekali lagi remaja tidak bisa mengekspresikan perasaan atau pikirannya secara leluasa. 

Respon dan interaksi digital pada akun utama juga terkadang tidak sesuai harapan, sehingga justru membuat pengguna semakin merasa terbebani. Perasaan terbebani inilah yang dapat memicu gangguan kesehatan mental karena menimbulkan rasa cemas pada diri individu. Penjelasan tersebut bertolak belakang dengan ciri-ciri kejiwaan sehat yang dipaparkan Sikun dalam Fakhriyani (2019) pada poin pertama yaitu merasa aman dan terbebas dari kecemasan.

Mengatasi permasalahan diatas, maka dipilihlah alternatif second account atau akun kedua yang menggunakan identitas tidak identik dengan identitas asli penggunanya. Akun kedua digunakan untuk mengekspresikan diri lebih bebas tanpa terikat perhatian dari pengguna lain. 

Beberapa remaja juga menggunakan akun kedua sebagai ruang pribadi mereka. Ruang dimana mereka dapat membagikan atau menggunakannya untuk kepentingan yang tidak ingin dibagikan pada publik, seperti mencari tahu hal tertentu; mengikuti akun pengguna lain secara diam-diam atau sekedar menjadi galeri penyimpanan pribadi dengan ruang tidak terbatas. 

Pada akun kedua,pengguna dapat mengungkapkan gagasan dan perasaannya secara jujur tanpa perlu khawatir dengan respon yang mungkin diberikan pengguna lain. Kebebasan berekspresi ini membebaskan individu dari rasa tertekan dan cemas yang mungkin bisa timbul melalui respon yang diperoleh dari pengguna lain. 

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Permana dan Sutedja (2021) yang menyebutkan kebebasan berekspresi sebagai salah satu alasan membuat akun kedua khususnya pada platform instagram. Alasan tersebut disebutkan pada poin ke 10 dengan persentase 4% dari total 15 poin alasan. Alasan lain yang relevan dengan alasan tersebut ada pada poin ke 1 (18%); 3 (11%) dan 8 (6%).

Fenomena akun kedua ini merupakan gambaran dari teori dramaturgi yang digagas oleh Erving Goffman pada tahun 1959. Teori dramaturgi digambarkan sebagai sebuah sandiwara yang diperankan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dilansir dari website Sosiologi Info, nama dramaturgi berasal dari kata drama dalam bahasa inggris, yakni dramaturgy maknanya ialah pertunjukkan drama pada seni theater. 

Teori tersebut menggambarkan bahwa masing-masing individu memiliki panggung depan atau front stage dan panggung belakang atau back stage (Dwi & Alnashava, 2018). Panggung depan terdiri dari setting dan personal front, apa yang ditampilkan pada panggung depan merupakan citra diri yang ingin ditampilkan oleh aktor. Dalam konteks media sosial, panggung depan merujuk pada akun pertama, dimana konten yang disajikan pengguna dibatasi. 

Pada akun pertama dimana citra diri pengguna dibangun, penting untuk melakukan persiapan setting dan personal front, karena akan mempengaruhi kesan pertama publik saat melihat konten dan aktifitas penggunanya. Setting merupakan kondisi yang diciptakan aktor (dalam konteks media sosial adalah pengguna atau pemilik akun) untuk membangun suasana pertunjukannya. Sementara personal front merupakan gaya dan penampilan yang ditunjukkan oleh aktor pada publik. Berbeda dengan panggung depan, panggung belakang merupakan kondisi sebenarnya yang tidak ingin diperlihatkan pada publik, salah satunya untuk menjaga citra penampilan dari panggung depan. 

Dalam konteks media sosial, panggung belakang merujuk pada akun kedua, dimana konten disajikan tanpa terikat aturan atau batasan yang dibuat penggunanya pada akun utama. Pengguna media sosial secara bebas mengunggah hal yang mereka inginkan tanpa takut adanya respon atau label yang diberikan pengguna lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun