KBRI Roma juga sudah membentuk posko covid-19 sejak Februari 2020 dengan nomor hotline yang berbeda dengan kekonsuleragn, yang berfungsi untuk mengetahui dan menampung seluruh kebutuhan WNI yang berada di Italia dan sekitarnya. Nomor kontak penting disetiap wilayah WNI juga terus disebarkan.
Andra Tutto Bene adalah salah satu semboyan dari Italia yang ketika itu dinyanyikan untuk mendapatkan dana bagi pekerja kesehatan, dokter, dan lain-lain, mengingat banyaknya korban berjatuhan akibat kesalahan yang telah mereka lakukan sendiri.
Italia mengalami masa suram ketika mencatat jumlah penderita tertinggi di Eropa, yang mana masyarakat dari zona merah eksodus ke bagian selatan (istilahnya mudik), pulang kerumah orang tuanya, dan kemudian dalam waktu satu minggu terjadi ledakan yang luar biasa dimana korban meninggal adalah nenek mereka yang mereka sayangi. Saat ini, masyarakat sadar bahwa mereka harus tetap tinggal dirumah, meski terpisah tapi disatukan oleh cinta. Pada akhirnya, harapan mereka wabah akan cepat selesai dan terbebas kembali.
8. Duta Besar RI-Peru, Bolivia
Kesempatan ke delapan diberikan kepada Duta Besar RI-Peru, Bolivia Yang Mulia Ibu Marina Estella Anwar Bey yang menyampaikan tema tentang "Menghadapi Covid-19 di Negara Lost City Machu Picchu".
Di Peru, lockdown dilakukan pada 16 Maret 2020. Otoritas setempat menyatakan akan segera lockdown dalam waktu 24 jam setelah ada pilot dari Eropa terkena covid-19. Ibu Duta besar merasa pada waktu itu suasanya mirip seperti perang, serba takut dan tidak boleh keluar rumah.
Saat itu, semua duta besar diundang untuk meeting dan diberikan himbauan agar para turis di Peru untuk meninggalkan kota tersebut sesegera mungkin, karena dalam waktu 45 hari (berlaku jam 6 sore sampai dengan jam 4 pagi), semua masyarakat harus tinggal dirumah dan kegiatan akan di tutup. Polisi berjaga disetiap sudut dan siap menangkap warga yang melanggar aturan, suasananya mirip saat perang. Beliau menjelaskan bahwa saat itu ada empat turis asal Indonesia yang menghubungi KBRI. Satu orang akan ke Bolivia diarahkan untuk segera meninggalkan peru.
Meskipun WNI saat itu berhasil ditangani, bukan berarti pekerjaan selesai. Kebetulan ada grup dubes perempuan berkjumlah 13 orang, karena Ibu duta besar adalah salah satu ketua organisasi di Asean, beliau selalu dihubungi oleh Organisasi di ASIA dan OCEANIA, sehingga dengan cepat bisa share semua informasi yag di dapat, karana saat itu kondisi di Peru masih simpang siur.
Untuk kepentingan diplomatik, negara setempat hanya memberikan dua orang dan hanya dua mobil KBRI yang bisa bergerak. Pembelian sembako yang pada awalnya cukup sulit kemudian teratasi karena sebagian besar staff perempuan ternyata lebih cekatan dan tahu apa yang harus dilakukan ditengah situasi pandemi covid-19. Beliau berkesimpulan di hari kartini ini bahwa pandemi covid-19 justru membuat perempuan Tangguh untuk membela negara dan masyarakatnya di Luar Negeri.
9. Duta Besar RI-Bangladesh, Nepal
Urutan kesembilan adalah Duta Besar RI-Bangladesh, Nepal, Yang Mulia Ibu Rina Soemarno yang mengangkat tema tentang "Diplomacy in Time of Social Distancing".