Mohon tunggu...
Fanzah Evan Ervansyah
Fanzah Evan Ervansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillah

i'm a student. i was college in University informatics and business indonesia. communication science

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pandemi, Wanita Karier yang Menjadi Korban PHK Banting Stir Menjadi Pengusaha Sepatu dengan Omzet Jutaan

20 April 2021   16:20 Diperbarui: 20 April 2021   17:11 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ibu Endang (45) sedang memeriksa sepatu/Dokpri

Endang (45), warga bandung, yang mengalami PHK di tempat kerjanya dulu karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Karena kasus Covid-19 yang terus bertambah, dan pemerintah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB), dengan begitu perusahaan pun memutuskan untuk memberhentikan beberapa karyawannya pada saat itu.

Setelah Covid-19 berada di Indonesia pemerintah pun langsung mengeluarkan peraturan baru untuk seluruh masyarakat Indonesia membatasi kegiatannya, dengan begitu hampir semua sektor pekerjaan terkena imbasnya, tak terkecuali karyawan swasta seperti Endang, Endang yang sebelumnya bekerja di Perusahaan Swasta yang bergerak di bidang tekstil harus terkena imbasnya, perusahaanpun tidak mau mengambil resiko jika terjadi kasus Covid-19 di tempatnya.

Tapi beberapa bulan setelah di PHK, Endang pun memulai usaha sebagai reseller sepatu dirumahnya.

"Alhamdulillah kira-kira satu bulan di PHK saya mulai usaha sepatu sebagai reseller. Saya mulai usaha ini karena tetangga saya yang memang sudah lama berjualan sepatu/sendal, menawarkan kepada saya untuk ikut berjualan, dan saya mulai mencoba berjualan sepatu dengan sistem reseller saya mulai mengambil sepatu 10 pasang dan ditawarkan ke saudara dan teman terdekat," Kata Endang saat diwawancara Minggu (11/4/21).

Karena Endang cukup memiliki banyak relasi teman, dengan cara promosi melalui Whatsapp dan mulut ke mulut, Endang berjualan dengan sistem reseller, mengambil barang dari tetanggga dan dijualkan kembali oleh beliau. Endang berjualan dengan modal nekad karena beliau tidak terbiasa berdiam dirumah, sekaligus

"Ya awalnya saya hanya menawarkan kepada teman dan saudara dekat saja, namun setelah beberapa bulan berjualan saya mulai mencoba berjualan di pasar minggu sekitar rumah saya, dengan membawa kurang lebih 100 pasang sepatu di hari pertama hampir 70% terjual,"  jelasnya.

Walaupun di masa pandemi ini Ibu Endang tetap mencoba tetap berjualan dan sempat menurunya penjualan.

"Saya juga pernah menagalami penurunan penjualan beberapa minggu setelah mulai berjualan, ya saat itu  saya sedang berjualan di pasar minggu dan kebetulan saya membawa cukup banyak pasang sepatu karena melihat pada minggu sebelumnya cukup ramai, namanya juga berjualan sepatu dan tidak setiap hari orang beli sepatu apalagi sedang pandemi seperti ini," jelasnya.

Endang mengungkapkan, banyak kendala barang yang tersedia didistributor yang ditunda karena adanya peraturan baru dari pemerintah, selain itu banyak permintaan pembatalan pesanan dengan berbagai alasan takut terkena dampak virus Covid-19 dari pihak distributor. Namun setelah berjalan beberapa bulan usaha Endang pun mulai mengalami peningkatan per bulannya.

"Alhamdulillah meskipun awalnya mengalami penurunan tapi sekarang tapi sekarang sudah lumayan menghasilkan. jelasnya.

Hampir satu tahun usaha Endang berjalan dan sudah memilki banyak pelanggan dan relasi, kini Endang lebih menjadi pihak ketiga bukan sebagai penjual yang langsung kepada konsumen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun