3.Moral Cosmopolitanism
Perspektif ini menekankan tanggung jawab moral universal. Pelanggaran terhadap warga sipil Gaza, termasuk anak-anak dan tenaga medis, menempatkan Israel dalam posisi moral yang semakin rapuh.Â
Perjanjian damai kehilangan makna ketika tidak didasari kesetaraan dan penghormatan terhadap martabat manusia.
Analisis
Upaya "perdamaian" yang dibicarakan Israel tampak lebih sebagai strategi politik untuk menghindari tekanan internasional ketimbang kesungguhan moral.Â
Fakta lapangan menunjukkan bombardir terhadap Gaza tetap terjadi bahkan ketika pembicaraan gencatan senjata berlangsung.
Lebih ironis lagi, laporan menunjukkan bahwa sebagian korban tewas berasal dari warga Israel sendiri yang menjadi sandera --- menunjukkan betapa subordinasi terhadap ideologi militeristik telah mengalahkan nilai kemanusiaan.Â
Dalam konteks ini, Israel benar-benar "dalam ujian sendirian": terisolasi secara moral, kehilangan simpati publik dunia, dan menghadapi erosi dukungan dari sekutu lamanya.
Perubahan geopolitik ini juga memperlihatkan bahwa semakin banyak negara tidak lagi menerima narasi "perang melawan terorisme" sebagai justifikasi kekerasan terhadap rakyat Palestina.Â
Sebaliknya, dunia melihat bahwa keamanan sejati tidak dapat lahir dari pendudukan.
Israel kini menghadapi dilema eksistensial: antara mempertahankan kekuatan militer atau merebut kembali legitimasi moral di mata dunia.