Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Rencana Trump Masuk Nobel Perdamaian 2025: Politik Klaim Perdamaian, Hegemoni Narasi, dan Kelayakan Hadiah

8 Oktober 2025   10:43 Diperbarui: 8 Oktober 2025   10:43 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Donald Trump dan nobel perdamaian (Sumber gambaar: Grok)

Probabilitas terpilih sebagai pemenang Nobel Peace Prize 2025 sangat rendah kecuali ada bukti implementasi cepat dan verifikasi independen dari hasil perdamaian yang nyata

Pada akhir September 2025 Presiden AS Donald J. Trump mempublikasikan sebuah 20-point Gaza proposal dan melakukan lobi publik serta diplomatik yang intensif untuk menempatkan dirinya sebagai kandidat Nobel Perdamaian 2025. 

Proposal ini memicu perdebatan keras: sebagian melihatnya sebagai peluang pragmatis untuk menghentikan perang dan memulangkan sandera, sebagian lagi menilai itu manuver politik spektakuler yang menutupi inkonsistensi kebijakan luar negeri. 

Tulisan ini menilai klaim perdamaian Trump terhadap kriteria Nobel, menguraikan mekanisme nominasi/pemilihan, menilai bukti dampak nyata, merangkum reaksi aktor internasional, dan menilai kemungkinan kemenangannya serta implikasi geopolitik.

Pendekatan: analisis dokumen (proposal 20 poin), liputan media internasional, pernyataan pemerintah/aktor regional, dan aturan resmi Nobel (dokumen publik).  

Latar belakang fakta singkat (bukti terpenting)

1.Rencana 20-poin Trump (akhir Sept 2025): rencana itu merinci gencatan senjata, pengembalian sandera, demilitarisasi Gaza, pembentukan pemerintahan transisi teknokratis, dan peran internasional yang dipimpin AS---diumumkan bersama PM Netanyahu di Washington. Dokumen rencana tersedia publik.  

2.Upaya publikasi & lobi untuk Nobel: Trump dan pendukungnya mengkampanyekan rencana itu sebagai bukti pencapaian perdamaian; media melaporkan aktivitas intens dan klaim optimisme. Namun pengamat Nobel di Norwegia menyebut kampanye tersebut "tidak efektif" dan kemungkinan kecil memengaruhi Komite Nobel.  

3.Respon diplomatik dan proses negosiasi: Qatar, Mesir, dan aktor regional disebut turut memediasi; pejabat Qatar menyatakan banyak detail yang masih harus dirampungkan. Hamas dilaporkan sedang "mempelajari" proposal itu.  

4.Nominasi Nobel & independensi komite: Komite Nobel Norwegia bekerja berdasarkan kriteria Alfred Nobel dan bersifat independen; nominasi banyak, dan identitas nominasi dirahasiakan 50 tahun---komunikasi publik tentang dukungan tidak menjamin kemenangan.  

Mekanisme Nobel & standar yang relevan

*Siapa yang boleh menominasikan? 

Kepala negara, anggota parlemen, profesor universitas, mantan penerima Nobel, dan sekelompok pejabat berhak menominasikan. 

Daftar nominasi resmi tidak dipublikasikan hingga 50 tahun kemudian. Komite menilai "sumbangan terhadap persahabatan antarbangsa, pengurangan angkatan bersenjata, atau promosi kongres perdamaian".  

*Kriteria implisit Komite

Sejarah kontribusi berkelanjutan terhadap perdamaian, multilateralitas, perlindungan HAM & hukum internasional. 

Hadiah cenderung memilih aktor/organisasi dengan rekam jejak jangka panjang, bukan kampanye publik singkat. (Analogi: penghargaan kontroversial seperti Obama 2009 menunjukkan Komite kadang memberi penghargaan simbolis, namun mereka juga mengutamakan koherensi nilai.)  

Analisis klaim Trump vs kriteria Nobel

1. Kelebihan klaim (argument pro-Trump)

Jika proposal benar-benar mengakhiri perang & mengembalikan sandera, dampak humaniter besar sesuai tujuan Nobel (mengurangi penderitaan sipil). 

Rencana mengandung unsur pengembalian sandera cepat dan rehabilitasi Gaza yang, jika terimplementasi, akan menjadi prestasi konkret.  

2. Kelemahan & keraguan serius

*Konsistensi dan kesinambungan: 

Nobel mengapresiasi upaya berkepanjangan; rencana Trump diluncurkan pada fase konflik dengan negosiasi yang belum tuntas---Komite cenderung skeptis terhadap solusi yang belum diuji. Pengamat Norwegia menyebut kampanye Trump "tidak efektif" dan tak sesuai tradisi Komite.  

*Beban politik & rekam jejak: 

Trump telah dikritik karena retorika anti-multilateral dan serangan terhadap institusi internasional (mis. ICC). 

Komite cenderung menghindari pemberian penghargaan yang dapat dilihat sebagai politisasi atau legitimasi tindakan yang kontradiktif dengan nilai HAM.  

*Metode promosi yang agresif: 

Lobi publik, klaim prematur, dan upaya mendapatkan endorsement politik dapat merusak persepsi obyektivitas Komite Nobel terhadap kandidat. 

Le Monde dan pengamat lainnya menggambarkan kampanye itu sebagai konter-produktif.  

Respon aktor internasional & legal-political context

*Israel menyatakan dukungan dan kesiapan menerapkan bagian dari rencana; PM Netanyahu disebut memberi endorsement awal. Namun dukungan Israel sendiri tidak menjadi faktor penentu bagi Komite.  

*Para mediator regional (Qatar, Mesir) menyatakan rencana memerlukan negosiasi teknis; Qatar menekankan masih banyak detail yang harus dikerjakan. Ini menegaskan bahwa rencana masih konsep politik yang perlu verifikasi dan implementasi.  

*Aktivis/NGO & akademisi sebagian skeptis: beberapa pengamat menilai rencana menguntungkan satu pihak atau menempatkan kendali pemulihan di tangan aktor yang dipertanyakan (mis. pemerintahan transisi yang diawasi internasional), sehingga menimbulkan soal legitimasinya terhadap rakyat Gaza. (Laporan-laporan media menyorot kritik ini.)  

Penilaian probabilitas: Apakah Trump berpeluang menang Nobel 2025?

Berdasarkan bukti dan pola historis Komite Nobel:

*Kemungkinan praktis rendah. Komite cenderung memilih aktor/organisasi dengan rekam jejak jangka panjang atau hasil konkrit yang telah diverifikasi. Kampanye yang berlangsung di akhir September/awal Oktober 2025 belum memberi waktu untuk bukti implementasi nyata. Pengamat Nobel di Norwegia menyebut upaya Trump "improbable".  

Namun dua faktor yang memperbesar peluang (tetap bersifat spekulatif):

1.Jika implementasi segera menghasilkan pembebasan sandera besar-besaran dan penghentian kekerasan yang diverifikasi, itu akan menjadi bukti nyata dan mengubah perhitungan.  

2.Jika sejumlah pembuat nominasi berpengaruh (anggota parlemen asing, mantan kepala negara, pemimpin agama) secara terbuka mendukung dan menominasikannya, itu meningkatkan peluang formal meski bukan jaminan. (Nominasi formal diperlukan; publikasi dukungan tidak sama dengan nominasi resmi.)  

Etika, politik, dan implikasi simbolik pemberian Nobel kepada aktor kontroversial

*Legitimasi vs politisasi: Memberi Nobel kepada tokoh yang secara domestik dan internasional kontroversial dapat merusak wibawa hadiah itu --- Komite biasanya sangat peka terhadap efek simbolik jangka panjang.

*Normalisasi perilaku problematik: Penghargaan bisa dipandang sebagai melegitimasi kebijakan lain yang bertentangan dengan prinsip HAM (mis. tindakan keras terhadap media atau institusi internasional).

*Dampak geopolitik: Penghargaan pada Trump akan menguatkan narasi kemenangan geopolitik bagi pendukungnya dan mungkin melemahkan tekanan internasional terhadap pelanggaran HAM---dengan konsekuensi global yang signifikan.

Kesimpulan

Secara prosedural Trump bisa dicalonkan dan didukung publik oleh beberapa aktor, namun probabilitas terpilih sebagai pemenang Nobel Peace Prize 2025 sangat rendah kecuali ada bukti implementasi cepat dan verifikasi independen dari hasil perdamaian yang nyata. 

Kampanye publik intens justru cenderung melemahkan peluang karena tradisi Komite yang menekankan independensi dan bukti berkelanjutan.  

Rekomendasi

1.Pantau bukti lapangan: apakah sandera benar-benar dibebaskan massal & apakah gencatan senjata bertahan (verifikasi pihak ketiga diperlukan).  

2.Tekankan verifikasi independen: melibatkan PBB, ICRC, dan mediator regional untuk validasi.  

3.Hindari mempolitisasi penghargaan: mendorong Komite Nobel agar tetap berpegang pada prinsip ilmiah & moral jangka panjang agar hadiah tetap kredibel.  

Referensi

*PBS NewsHour. (2025). Read Trump's 20-point proposal to end the war in Gaza.  

*Reuters. (2025, Sept/Oct). Trump says he is optimistic about a Gaza deal; Many details to be worked out on Trump Gaza plan, Qatari official says.  

*Reuters. (2025). Trump's 20-point Gaza peace plan 'a win for everybody' --- analyst.  

*Le Monde. (2025, Oct 7). Trump's ineffective campaign to secure the Nobel Peace Prize. (analisis skeptis dari observatorium Nobel).  

*AP News. (2025). Trump was nominated for the Nobel Peace Prize before. Experts say he's unlikely to win this year.  

*Nobel Prize (official). Nomination and selection of Nobel Peace Prize laureates.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun