Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Soeharto, CIA, dan Tuduhan Kudeta terhadap Soekarno: Antara Pengkhianatan dan Realpolitik Perang Dingin

30 September 2025   07:08 Diperbarui: 30 September 2025   07:08 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Mengubah orientasi Indonesia ke arah pro-Barat, meninggalkan garis politik Soekarno.

Realis:

*Tanpa tindakan militer, Indonesia berpotensi jatuh ke perang saudara besar.

*Eliminasi PKI dianggap menyelamatkan kaum agamis, nasionalis, dan stabilitas negara.

*Bantuan CIA adalah bagian dari konteks global Perang Dingin, bukan semata-mata "jual bangsa".

Label "pengkhianat" pada Soeharto lahir dari narasi politik dan kekecewaan atas otoritariannya di masa Orde Baru. 

Namun, jika ditinjau dari sudut realpolitik Perang Dingin, tindakannya juga bisa dipahami sebagai upaya pragmatis menjaga negara dari potensi dominasi PKI dan blok komunis. 

Soeharto bukan agen, tapi mitra pragmatis CIA dalam konteks Perang Dingin. Ia adalah aktor domestik dengan kepentingan sendiri, dengan memanfaatkan dukungan CIA/AS untuk memperkuat posisinya.

CIA "menunggangi" situasi untuk melemahkan Soekarno dan menghancurkan PKI, tapi itu berbeda dengan menjadikan Soeharto "boneka CIA".

Narasi "Soeharto agen CIA" lebih banyak muncul dari propaganda politik (baik kelompok kiri maupun pendukung Soekarno), bukan hasil bukti arsip solid.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun