Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

YONO oh YONO, Kebahagiaan dari Satu yang Bermakna

3 Maret 2025   18:00 Diperbarui: 3 Maret 2025   18:00 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi YONO (sumber gambar: Meta AI)

Asal-Usul dan Mengapa Penting?

YONO lahir sebagai kritik atas gaya hidup serba cepat, serba pamer, serba boros. Manusia modern terjebak dalam ilusi bahwa "lebih banyak berarti lebih bahagia". Padahal kenyataannya, semakin kita punya banyak, semakin kita gelisah --- takut kehilangan, takut ketinggalan, takut terlihat kalah.

YONO mengajarkan: cukup satu yang berkualitas, asal bermakna. Filosofi ini punya akar kuat dalam berbagai kebijaksanaan lama:

- Dalam Islam, ini mirip konsep qanaah (rasa cukup).

- Dalam filosofi Zen, dikenal sebagai wabi-sabi --- keindahan dalam kesederhanaan.

- Dalam gaya hidup minimalis modern, ini dikenal sebagai less is more.

Relevansi YONO di Indonesia

Di negara kita, flexing sudah seperti budaya baru. Pamer barang branded, pamer liburan mewah, pamer pencapaian --- semua berlomba tampil di media sosial. Akibatnya? Banyak orang terjebak hutang gaya, belanja demi gengsi, sampai kehilangan jati diri.

Padahal, budaya asli Indonesia justru sarat dengan nilai kesederhanaan dan gotong royong. YONO mengajak kita kembali ke akar: menghargai apa yang ada, menikmati apa yang kita punya, bukan memburu apa yang orang lain pamerkan.

YONO dan Pendidikan Karakter

Prinsip YONO sangat relevan ditanamkan sejak dini. Bayangkan kalau anak-anak muda kita diajari:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun