Mohon tunggu...
Fajar Budhi Wibowo
Fajar Budhi Wibowo Mohon Tunggu... SinergiNews - Pusat Studi Budaya dan Sejarah Sanghyang Hawu - LSM KOMPAS (Koordinat Masyarat Pejuang Aspirasi

Jurnalistik, Seni Budaya, Sejarah, Sosial

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

SMKN 4 Bandung dan Almamater Kebanggan Para Alumni

12 Oktober 2025   18:42 Diperbarui: 12 Oktober 2025   18:42 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SMKN 4 Bandung dan Almamatr Kebanggaan para Alumni (Foto: Fajar Budhi Wibowo)

Fajar meneruskan ceritanya, bahwa pada era awal-awal itu, sekolah terus membangun fondasi yang kuat. Guru-gurunya banyak yang hebat dan menguasai hal-hal praktis, saat itu siswa langsung praktik di proyek-proyek kecil.

Fakta membuktikan bahwa pada masa tersebut, lulusan-lulusannya cepat terserap di perusahaan negara, seperti IPTN untuk peralatan elektronik pesawat, atau PLN untuk instalasi listrik. Ini membuktikan STM Negeri 2 bukan cuma sekolah, tapi mitra pembangunan.

 

Konsolidasi di Tengah Perubahan Zaman (1970-an - 1980-an)

Masuk 1970-an, menurut cerita dari berbagai pihak, jumlah siswa STM di Bandung meledak, hal ini mendorong pemerintah untuk mengatur ulang struktur dan regulasi. Tepatnya pada 23 Januari 1976, keluar SK berdiri sendiri untuk enam STM Negeri di Kotamadya Bandung, termasuk STM Negeri 2 yang tetap fokus listrik dan elektronika. Sekitar waktu itu, ada reorganisasi lokasi: STM Negeri 1 dan 5 pindah ke gedung lama ST, STM Negeri 4 ke Ciliwung, dan STM Negeri 2 ke Kliningan, bergabung dengan bekas ST Negeri II dibubarkan.

Kurikulum diperkuat dengan teori dan praktik yang seimbang. Jurusan Elektronika mulai menjadi salah satu yang difavoritkan, karena teknologi komunikasi sudah mulai berkembang, sementara jurusan listrik terus dimatangkan untuk menyiapkan SDM bagi proyek infrastruktur besar.

"Zaman itu yang saya dengar, bisa masuk menajdi siswa di STM Negeri 2 itu suatu prestise, kebanggaan," cerita Fajar dari cerita seniornya.

"Banyak lulusannya langsung mendapatkan pekerja di Len Industri atau Pindad, karena skill mereka langsung bisa dipakai."

Apalagi menurut cerita Fajar, dalam Sejarah perkembangan sekolah teknik di Bandung, pada tahun 1975, semua praktik teknik siswa STM Bandung mulai terpusatkan di Pusat Latihan Pendidikan Teknik (PLPT) di Jalan Cikutra Kota Bandung.

Tempat ini menjadi seperti kamp pelatihan industry, siswa sekolah teknik belajar mengoperasikan alat ukur, membuat rangkaian, menggunakan solder, dan menguji arus dengan osciloskope dan alat-alat presisi tinggi lannya. Pada 1978, PLPT ganti nama jadi Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT), dan jadi "laboratorium hidup" buat ribuan siswa. Di BLPT, siswa STM Negeri 2 dan STM-STM lain, dituntun untuk belajar bertanggung jawab nyata, satu kesalahan saja, bisa merusak alat yang harganya relative mahal pada saat itu, bisa dikatakan belajar di BLPT mirip tantangan di dunia kerja nyata.

Hubungan dengan industri ditingkatkan melalui Praktik Kerja Nyata (PKN) atau Praktek Kerja Lapangan (PKL), di mana siswa diwajibkan magang di perusahaan. Ini menjadikan lulusan STMN 2 khususnya siap pakai. Di akhir 1980 atau awal 1990-an, sekolah sudah punya tiga jurusan utama yang stabil, dan reputasinya sebagai pencetak teknisi unggulan makin kuat. Lulusan mulai naik ke posisi manajerial di BUMN, dan beberapa melanjutkan kuliah, ada yang menjadi insinyur atau guru maupun dosen.

 

Transformasi ke SMK dan Masa Transisi (1990-an - Awal 2000-an)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun