Mohon tunggu...
Fajar Auliaputra
Fajar Auliaputra Mohon Tunggu... Football Storyteller

Bercerita melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Paul Scholes, Badan Kecil Tapi Umpannya Tajam

15 Juli 2025   08:53 Diperbarui: 15 Juli 2025   08:53 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Selebrasi Paul Scholes/Sumber: vivagoal.com

Di dunia sepakbola yang penuh dengan glamor, nama besar, dan selebrasi berlebihan, ada satu pemain yang mainnya kalem, diam,
tapi begitu menyentuh bola... semua berubah jadi simfoni.

Paul Scholes. Badan kecil, rambut jahe, suaranya gak pernah lebih keras dari komentator, tapi umpannya? Lebih nyaring daripada tepuk tangan di Old Trafford. Scholes: Bukan untuk yang Hanya Lihat dari Highlight

Kalau kamu cuma lihat highlight, Scholes bukan pemain yang bikin kamu takjub. Gak banyak trik, gak banyak selebrasi,
gak pernah bikin video joget di TikTok.

Tapi coba duduk, tonton satu pertandingan penuh saat Scholes masih main, dan kamu bakal tahu:dia adalah otaknya Manchester United. Bukan figur yang teriak-teriak, tapi dialah metronom pengatur tempo, penyambung antar lini, penyihir yang bekerja diam-diam di antara kerumunan.

Passing nya, Jangan Ajak Bercanda

Scholes gak butuh ruang besar. Dia butuh sepersekian detik untuk melihat celah. Dan bola akan mendarat di kaki temannya seperti ada GPS internal dalam sepatunya. Short pass? Rapi dan tajam. Long pass? Akurat seperti sniper.

Dia bisa kirim bola ke kaki Giggs di sisi kiri, langsung, tanpa jeda, meski ada tiga pemain lawan di jalurnya. Umpannya bukan cuma sampai, tapi juga datang di waktu yang pas. Respek dari yang Terbaik

Xavi pernah bilang, "Scholes adalah gelandang terbaik dari generasi kami." Zidane angkat topi, Pirlo pun kagum. Itu bukan basa-basi.
Karena pemain sekelas mereka tahu, visi Scholes bukan sekadar "melihat", tapi membaca sebelum kejadian terjadi.

Kecil? Iya. Tapi Jangan Salah

Secara fisik, dia bukan pemain yang intimidating. Tinggi 168 cm, kurus, gak se-atletis pemain zaman sekarang. Tapi Scholes tak pernah takut. Tekelnya? Kadang brutal. Dia bahkan dikenal terlalu rajin cari kartu kuning. Bukan karena emosi, tapi karena dia main sepenuh hati.

Mau duel? Dia lawan. Mau adu lari? Dia tetap kejar. Karena buat Scholes, sepakbola bukan soal tampil, tapi soal tanggung jawab.

Bicara Sedikit, Bekerja Banyak

Dia bukan tipe yang suka kamera. Jarang diwawancarai. Dan bahkan saat pensiun, dia langsung hilang dari keramaian. Tapi coba tanya fans MU sejati, nama siapa yang selalu mereka hormati diam-diam? Scholes. Karena dia adalah simbol kerja sunyi. Simbol bahwa bukan volume suara yang bikin kamu besar, tapi konsistensi dan kualitas.

Di Antara Para Raja, Ada Sang Pendiam yang Jadi Pemikir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun