Mohon tunggu...
Fajar Bagus Permana
Fajar Bagus Permana Mohon Tunggu... Freelance, Blogger, Youtuber, Translator Indonesia English -

Salah satu benda bernyawa di kolong langit yang sedang mencoba kembali berdiri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia Diciptakan untuk Mencinta

5 Desember 2018   16:58 Diperbarui: 5 Desember 2018   17:13 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.islamicity.org/11298/man-is-created-to-love/

Dalam skenario yang ideal, melihat lebih ke dalam, seorang pria dan wanita Muslim tidak menikah karena semata mereka pikir mereka kemudian dan dengan begitu telah mencapai sebentuk cinta. Sebaliknya, mereka seharusnya bersatu sebagai suami dan istri yang percaya bahwa mereka memiliki apa yang dibutuhkan untuk bisa terus tumbuh dan membangun cinta sepanjang hidup mereka sampai akhir. Mereka harus melihat satu sama lainnya sebagai mitra yang sangat diperlukan dalam mengejar dan merasakan (baik secara individu maupun bersama-sama) cinta surgawi tertinggi, yang merupakan satu-satunya jaminan bagi segala bentuk cinta duniawi yang sah, termasuk cinta yang didambakan di antara sebuah pasangan.

Suami dan istri adalah mitra dalam menjalani hidup yang berprinsip dan berbobot, yang melampaui batas-batas dunia fana ini sampai ke alam akhirat. Itulah mengapa ketika Allah berbicara tentang pernikahan dan ikatan pasangan pria dan wanita sebagai landasan dalam masyarakat, Dia menggarisbawahi pada gagasan hidup dalam ketenangan serta keberadaan cinta dan kasih sayang di antara mereka berdua. Semua tiga komponen, yang tertanam dalam iman yang kuat, sangat penting untuk mewujudkan tujuan hidup dan untuk mencapainya. Persepsi konvensional satu dimensi tentang cinta, berdasarkan model konvensional hubungan antara pria dan wanita yang juga merupakan satu dimensi, tidak akan bisa cukup berarti, atau memuaskan. Dengan cara yang benar, perkawinan akan memberikan pemenuhan kebutuhan fisik, emosi dan spiritual tanpa adanya kepribadian yang masih merasa terhambat dan tertekan.

Allah mengingatkan dalam Al Qur'an, sebagai berikut: Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran. (Al-Baqarah, ayat 221)

Pada akhirnya, beberapa macam cinta bisa menjadi relatif palsu dan munafik. Demikian pula, mereka juga dapat menipu dan menyesatkan, jika pemahaman epistemologis dan spiritual dan evaluasi dari manusia tentang cinta tidak benar. Jenis cinta palsu semacam itu mengaburkan dan mencelakakan, alih-alih membantu. Mereka menuntun pada penyesalan yang pahit dan perasaan bersalah yang luar biasa. Namun, karena sifatnya alaminya yang kuat dan penuh kasih sayang, manusia seringkali, pada akhirnya, menyadari keadaan sebenarnya dari masalahnya dan beralih ke sumber nilai dan cinta yang sesungguhnya, tetapi pada saat itu, mungkin sudah sedikit terlambat. Terlalu tidak konsekuen, sia-sia, dan merugikan terhadap kebaikan dirinya sendiri secara keseluruhan serta tujuan jangka panjangnya adalah beberapa hal yang menyebabkan manusia menjadi tidak pantas untuk mendapatkan cinta dan perhatian dari seorang kekasih, apalagi mendapatkan buah dari cinta itu sendiri. Tak diragukan lagi, pemilik cinta sejati (pecinta sejati) dapat dengan mudah membedakan antara cinta yang otentik dengan yang palsu juga cinta duniawi dengan cinta ontologis.

Allah mengingatkan dalam Al-Qur'an: Katakanlah, "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (At-Taubah, ayat 24)

Dan juga: Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal). (Al-Baqarah, ayat 165)

Artikel ini disadur dari artikel berbahasa Inggris dari laman www.islamicity.org yang dikarang oleh Spahic Omer terbit pada 24 Maret 2017 dengan judul "Man is Created to Love".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun