Mohon tunggu...
Faiz Alghifar07
Faiz Alghifar07 Mohon Tunggu... penulis

hari hari adalah campuran antraa kopi,kata kata,dan impian ,saya seorang santri kecil yang berusaha untuk menginspirasikan dunia lebih berwarna dengan kreatif dan semangat eunonia dalam asmaraloka menjadi binar antara besari

Selanjutnya

Tutup

Love

move on ! mengapa tidak mencoba move in

13 Juli 2025   06:00 Diperbarui: 13 Juli 2025   01:22 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sama sama kita ketahui  bahwa remaja adalah transisi yang penuh gejolak  anatara masa kanak kanak menuju dewasa ,dimana  pengenalan jati diri  serta mengeksplorasi emosi dan pembentukan hubungan sosial menjadi pusat perhatian mereka satu sama lain. dalam fase ini cinta pertama atau hubungan  sering menjadi rasa yang sangat mendalam dan lebih bermakna ,ketika hubungan itu berakhir mereka tidak hanya kehilangan pasangan melainkan kehilangan sebagian identitas mereka  yang telah dibangunin selama ini.

 hambatan move on inilah yang menjadi hijab bagi pertumbuhan mereka karena move on bukan sekedar soal kenanagan atau rasa yang ttelah hilang  melainkan hilang nya mental dan kepercayaan diri mereka terhadapa apa apa yang telah ia jalani ,dinamika yang kompleks membawa rasa takut dan gelisah akan masa lalu yang ia lewati menjadikan lingkungan sosial sebagai tekanan  terhadap diri mereka masing masing   sehingga mereka tidak dapat terampil untuk mengelola emosi secara sehat,dalam banyak kasus tidak sedikit remaja yang terjebak antara keinginan untuk melupakan dan mendorong untuk untuk tetap mengenang

 kesulitan untuk move on ini bukan lah sekedar kemampuan untuk melupakan melainkan refleksi dari faktor dinamika psikologis yang lebih dalam .namun langkah yang paling fundamental dalam proses move on adalah move in sebuah proses yang mengajak kita untuk mengenali siapa diri kita sebenarnya ,sebuah faktor yang mengajrkan kita  bahwa mencintai diri sendiri sangat lah penting 

sebab ketika remaja mulai memahami nilai nilai pribadi serta kebutuhan emosional  maka arah hidup mereka akan kan tertuju terhadap hal hal yang mereka impikan  dan mereka pun akan dapat melepas segala keterikatan yang membuat diri mereka masuk kedalam lingkungan yang toksik  oleh karena itu proses ini melibatkan refleksi serta penerimaan dalam bentuk makna hidup atas pengalaman yang telah dilalui 

dengan mengenal teori ini lah remaja akan membangun kembali identitas yang tidak lagi bergantung dengan masa lalu dan memilii ketahanan emosional yang kuat dan terus berkembang 

dan dalam refleksi ini,luka emosional tidak lagi menjadi beban melainkan kekuatan  sebgai sumber berkembang ,remaja belajar bahwa kehilangan bukan lah akhir segalanyaa melainkan bagian proses menjadi dewasa ,dan mereka pun dapat melihat bahwa  rasa sakit itu lah yang melahirkan pemahaman serta keterpurukan menjadi ruang  dalam membangun kembali driri yang lebih utuh.

sebab ini lah proses move on tidak lagi terasa seperti kehilangan akan tetapi sebuah perjalanan untuk menjadi diri yang lebih kuat dan baik dari sebelum nya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun