Pada baris butir hujan yang turun di kampus tua aku menghitunya
Iya, seperti aku menghitung rindu yang semakin tak terhitung
Sampai jarakmu yang jauh serasa dekat sedekat nadiku yang soenyi
Langit kelabu, hitam dan mungkin lebih hitam dari plasma warna yang ditawar mata
Dalam ruang waktu hanya terangkai butir hujan yang bersiul tanpa irama
Saat ruas malam kian usang, purnama seperti jompo tanpa tawar indah dalam pasang mata
Sampai bibir waktu semakin pucat, hujan mengujami tanpa jedah
Seperti juga dalam jiwa, rindu menghujani dan juga menghujam
Dengan wajahmu yang indah melebihi senja
Juga matamu yang tajam juga elok melebihi purnama yang semakin kental dan selalu mengental dalam ruas ingatanku
Sampai kini aku masih ada di sana
Mengapung dalam lautan itu
Dari hujan sunyi yang turun kian keras
Kau mungkin jauh, tapi aku disini di kampus tua bersahabat dengan hujan yang belum juga redah dengan rindu akan wujudmu yang masih dan selalu kubawa.
Kampus tua, 26 Desember 2020