Mohon tunggu...
Fahri Ali Ashofi
Fahri Ali Ashofi Mohon Tunggu... Lainnya - Anak masa lalu

Fahrialiashofi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Petualangan dalam Perpindahan

5 Maret 2021   10:43 Diperbarui: 5 Maret 2021   10:49 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan dari Stasiun Duri ke stasiun Tanah Tinggi 20 menit. 

Sejarah Stasiun Tanah Tinggi

Stasiun tanah tinggi adalah  api kelas III/kecil yang terletak di Tanah Tinggi, Tangerang, Tangerang dan termasuk ke dalam Daerah Operasi I Jakarta. Stasiun ini memiliki dua jalur kereta api. 

Stasiun ini dahulu ditutup kemungkinan karena terlalu dekat dengan Stasiun Poris Plawad yang berada di timur stasiun ini. Stasiun ini awalnya hanya mempunyai 1 jalur kereta api, namun karena pembangunan jalur ganda, dibangunlah 1 jalur kereta api lagi. 

Stasiun ini awalnya direncanakan untuk tersambung dengan jalur kereta api dari Bandar Udara Soekarno-Hatta, namun dibatalkan dan dipindahkan ke Stasiun Batuceper.

Menurutnya sumber sejarah stasiun tanah tinggi ini didirikan oleh staaatssproorwoegen pada tanggal 5 Juli 1896 dan diresmikan pada tanggal 2 Januari 1899. Pada awalnya stasiun ini digunakan untuk mengangkut hasil pertanian, kebutuhan militer, dan penumpang. 

Barang yang diangkut sebagian besar berupa hasil-hasil pertanian. Tanah-tanah partikelir yang dikelola oleh pengusaha Tionghoa banyak ditanami padi, kacang tanah, ketela, nila, kelapa, dan berbagai jenis sayuran. 

Selain hasil pertanian, barang yang diangkut menggunakan kereta api adalah hasil kerajinan rumah tangga. Kerajinan yang paling banyak dikerjakan adalah penganyaman topi dari bambu. Hasil-hasil dibeli oleh orang Tionghoa dan Eropa. 

Sebagian besar orang Tionghoa menjual kembali topi bambu yang ia beli sedangkan orang Eropa mengirimnya ke luar negeri melalui Pelabuhan Tanjung Priok. 

Sepanjang perjalanan dari Sudimara ke Tanah Tinggi, aku menikmati petualangan di setiap pemberhentian. Sambil melihat landmark-landmark penting di negara ini, mulai dari bangunan bersejarah hingga bangunan pencakar langit-langit yang megah dan berkilau dengan arsitektur dari bergaya khas Eropa sampai bergaya muslim. 

Kehidupan kota yang kita saksikan dari luar begitu indah dan menggoda nyatanya kalau diperlihatkan boroknya banyak sekali terdapat luka masyarakat yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Ada banyak problem besar yang harus di selesaikan oleh pemerintah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun