Mohon tunggu...
Fadya Asmadina Aulia
Fadya Asmadina Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan

Saya seorang mahasiswi pendidikan Profesi Guru Prajabatan sekolah dasar. Di blog ini saya akan membagikan opini seputar dunia pendidikan khususnya Pendidikan dasar.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembelajaran Tematik di Masa Pandemi

30 November 2021   23:50 Diperbarui: 21 Februari 2024   11:55 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto 1. Pembelajaran tematik di kelas

Implementasi  Pembelajaran Tematik di SD Pada Masa Pandemi Covid-19

Pembelajaran tematik adalah program pembelajaran yang berangkat dari satu tema/topik tertentu dan kemudian dielaborasi dari berbagai aspek atau ditinjau dari berbagai perspektif mata pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah. 

Pada dasarnya pembelajaran tematik diimplementasikan pada kelas awal (kelas 1 sampai dengan kelas 3) sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. Implementasi yang demikian mengacu pada pertimbangan bahwa pembelajaran tematik lebih sesuai dengan perkembangan fisik dan psikis anak.
Pandemic covid-19 termasuk Indonesia. 

Secara tanggap pemerintah telah mengambil sikap bahwa pendidikan harus diterapkan pembelajaran daring untuk mengurangi penambahan kasus Covid-19 Dampak dari kebijakan tersebut terhadap pendidikan antara lain berpengaruh pada kurang maksimalnya pelaksanaan pembelajaran tematik.pembelajaran daring  yang sebelumnya tak pernah di lakukan tentu banyak terjadi berbagai kendala dan permasalahan , semua wajib mengalami keadaan seperti ini .

Implementasi pembelajaran tematik pada masa covid-19 mengalami berbagai kesulitan d antaranya :

a. Strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran daring masih kurang sesuai
Pembelajaran online atau yang sering disebut pembelajaran daring merupakan suatu pembelajaran yangdilaksanakan secara jarak jauh dengan pemanfaatan teknologi seperti Smarthphone, laptop, tablet, maupunKomputer. 


Dalam hal ini guru dituntut agar dapat menggunakan strategi yang sesuai dengan kegiatanpembelajaran daring. tetapi, beberapa guru menggunakan strategi yang masih belum sesuai sehinggaberdampak pada antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. 

Hal ini dikarenakan dengan kebiasaan guru yang menggunakan strategi pembelajaran secara tatap muka, sehingga saat melakukan pembelajaran daring mengalami kesulitan mencari stategi belajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa sehingga tidak membuat siswa bosan dan mudah memahami materi pelajaran

b. Kemampuan Penggunaan Teknologi Yang Masih Kurang
Implementasi pembelajaran daring mengharuskan setiap guru dapat menggunakan aplikasi-aplikasipembelajaran online dengan baik. Kenyataannya masih ada beberapa guru yang belum mampu menggunakan aplikasi pembelajaran daring. Seperti yang terjadi di Sekolah Dasar Kota Baubau selama proses pembelajaran guru menggunakan aplikasi WhatsApp. 

Melalui aplikasi WhatsApp guru dapat mengirimkan tugas dalam berbagai format dokumen seperti Ms. Word, Ms. Power Point, link video, pesan suara, dan format lainnya. Tetapi masih ada guru yang hanya mengirimkan foto materi dan tugas yang harus dikerjakan pada hari itu danmengirimkannya di grup WhatsApp kelas. Hal ini dikarenakan kemampuan guru dalam menggunakanperangkat atau aplikasi-aplikasi yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran online masih kurang. 

Untukmengatasi hal ini guru bekerjasama dengan orang tua siswa dalam membuat tugas atau melaporkanperkembangan siswa belajar dari rumah. (Santaria, 2020), Bagi guru sekolah dasar guru belum memiliki kesiapan dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring. Selain itu, guru juga kurang menguasai teknologi padahal pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan internet sebagai satu-satunya sarana. Hal ini menyebabkan penyampaian materi pembelajaran menjadi terhambat.

c. Kesulitan guru dalam mengevaluasi pembelajaran tematik
Implementasi pembelajaran tematik yang dilaksanakan secara daring dengan penggunaan mediapembelajaran berupa aplikasi WhatsApp menyulitkan guru dalam melakukan penilaian (sikap, pengetahuan, keterampilan) hal ini dikarenakan guru tidak dapat menilai siswa secara langsung dengan melihat kegiatanpembeljaran yang dilakukan siswa, mengetahui sikap, pengetahuan, keterampilan yang dimiliki oleh setiapsiswa. 

Sebagaimana pelaksanaan pembelajaran daring menimbulkan masalah baru dalam hal penilaian siswa. Hal ini karena siswa memperolah nilai maksimal ketika diberi soal yang menjadi pertanyaan guru, apakahnilai tersebut karena siswa benar-benar memahami materi atau mendapat bantuan orang dewasa ketika pengerjaannya. Sehingga guru tidak dapat menilai ketercapaian pembelajaran secara obyektif seduai dengankemampuan siswa. 

Dari sisi afektif, guru juga mengalami kesulitan penilaian. Hal serupa disampaiakan (Pratiwi, 2021)Biasanya penilaian afektif terjadi secara alamiah ketika siswa berinteraksi, berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman. Adanya pembelajaran daring, menghilangkan sosialisasi siswa dengan siswa secara langsung. Disisi lain juga meragukan kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

d. Keterbatasan Fasilitas Yang Dimiliki Oleh Siswa
Implementasi pembelajaran tematik secara daring dengan penyampaian materi pelajaran kepada siswayang tidak memiliki fasilitas yang menunjang dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menjadi salah satu.

e. Menggunakan Kouta intenet  dan jaringan
pembelajaran daring harus wajib menggunakan smartphone atau laptop tetapi agar bisa terhubung handphone tersebut wajib memiliki kouta internet , tidak semua siswa mampu membeli kouta internet.

Tidak semua wilayah memiliki jaringan/ sinyal yang bagus , ketika saat pembelajaran di mulai namun ada salah satu siswa mengalami kendala jaringan , penyampaian materi pembelajaran juga akan tidak sepenuh dikuasai oleh siswa bahkan ada siswa tidak memahami sama sekali. Hal ini menjadi salah satu kurang efktignya dari pembelajaran daring  

Upaya mengembangkan strategi dalam pembelajaran Online
Untuk mengembangkan strategi yang dibutuhkan agar pengajaran dan pembelajaran online berhasil, perlu dipahami gaya belajar dan cara terbaik menanganinya di lingkungan online. 

Seperti kasus di kelas tatap muka, ketika mengajar secara online, penggunaan gaya mengajar tertentu atau rangkaian gaya harus bervariasi untuk menangani gaya belajar siswa yang berbeda. 

Keberhasilan belajar dan mengajar bergantung semua peserta yang memiliki sikap yang dibutuhkan untuk berhasil dalam lingkungan online. 

Menyulap gaya belajar siswa yang diidentifikasi, kendala pengajaran online, dan keterampilan teknis yang dimiliki guru, guru harus merencanakan yang terbaik untuk siswa. 

Seorang responden menunjukkan bahwa mengundang siswa untuk diskusi kelas virtual sangatlah sulit. Dalam kelas tatap muka, siswa dapat melihat satu sama lain, dan tampaknya lebih memotivasi bagi siswa untuk melihat siswa lain mengangkat tangan untuk memberikan pendapat mereka sendiri atau membangun ide masing-masing. 

Lebih sedikit keterlibatan siswa dilaporkan di kelas daring. Saat guru meminta siswanya mengerjakan dan menyerahkan tugas mereka secara daring, guru bertanggung jawab untuk memberikan umpan balik yang cepat untuk pekerjaan yang diserahkan. 

Responden yang merupakan guru mengungkapkan bahwa mereka tidak hanya diharapkan oleh sekolah untuk memberikan umpan balik, tetapi orang tua juga sangat menantikan umpan balik dari guru. Kondisi ini menimbulkan tekanan pada guru. Mengingat kondisi sebuah tugas untuk anak usia dini biasanya membutuhkan waktu penyelesaian maksimal 30 menit, guru harus menyediakan rata- rata 4-6 tugas untuk sehari. 

Sementara di kelas tatap muka pengaturan penilaian formatif dan umpan balik dapat dilakukan lebih cepat, pembelajaran jarak jauh membuat guru membutuhkan waktu lebih lama untuk memberikan umpan balik. 

Guru memeriksa pekerjaan yang diunggah siswa satu per satu, menulis umpan balik, mengidentifikasi kesalahpahaman, dan mengajarkan kembali siswa secara individu sesuai kebutuhan. Umpan balik yang lebih individual diberikan dibandingkan dengan umpan balik kelompok. Di satu sisi, ini sangat ideal untuk pelajar. Di sisi lain, hal itu menyita waktu para guru. 

Guru tetap setiap hari datang ke sekolah, namun waktu mengajarnya menjadi tidak terbatas. Sebagian besar waktu mereka dihabiskan untuk membuat konten dan memberikan umpan balik kepada siswa. Keterampilan guru yang rendah dalam teknologi dapat mengakibatkan waktu yang lebih lama untuk membuat konten untuk pembelajaran online.

Pemahaman Guru Tentang Karakteristik Pembelajaran Siswa Kelas Rendah di SD
Perkembangan Pertumbuhan fisik sebagai salah satu karakteristik perkembangan siswa kelas rendah biasanya telah mencapai kematangan. 

Anak telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Untuk perkembangan emosi, anak usia 6-8 tahun biasanya telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, mengontrol emosi, mau dan mampu berpisah dengan orang tua, serta mulai belajar tentang benar dan salah. 

Perkembangan kecerdasan siswa kelas rendah ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

Pembelajaran di kelas rendah dilaksanakan berdasarkan rencana pelajaran yang telah dikembangkan oleh guru. Proses pembelajaran harus dirancang guru sehingga kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar, dan sistem penilaian sesuai dengan tahapan perkembangan siswa. 

Hal lain yang harus dipahami, yaitu proses belajar harus dikembangkan secara interaktif. Dalam hal ini, guru memegang peranan penting dalam menciptakan stimulus respon agar siswa menyadari kejadian di sekitar lingkungannya. Siswa kelas rendah masih banyak membutuhkan perhatian karena focks konsentrasinya masih kurang, perhatian terhadap kecepatan dan aktivitas belajar juga masih kurang. Hal ini memerlukan kegigihan guru dalam menciptakan proses belajar yang lebih menarik dan efektif.
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional.

Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar seperti , Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, Mulai berpikir secara operasional, Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda,  Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat.

Solusi Dalam Mempelajari Tematik SD Di Tengah Masa Pandemi
Karena adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan belajar dari rumah (BDR), pembelajaran daring (Dalam Jaringan) ataupun pembelajaran online. Maka seluruh masyarakat pada jenjang Sekolah Dasar SD semua melakukan aktifitas pendidikan atau pembelajaran di rumah. Khususnya untuk anak kelas rendah, menurut Piaget anak di kelas awal SD berada pada masa rentang usia dini dan pada masa tersebut kemampuan anak untuk lebih maksimal dengan hal-hal yang bersifat abstrak.

Pada dasarnya anak belajar berkat interaksinya dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Dari interaksi demikian anak memperoleh pengetahuan dan pengalaman. Ketika anak berinteraksi dengan lingkungannya ini ia belajar banyak hal, dari subjek matematik, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial sampai humaniora. Karena ilmu ilmu sebagaimana disebutkan diatas ada di masyarakat dan lingkungan sekitar anak, baik ilmu itu sebagai konsep yang diwacanakan oleh masyarakat maupun praktik dari penerapan ilmu-ilmu tersebut.

Masyarakat dan lingkungan anak sebagai sumber belajar memberikan informasi yang banyak bagi anak walaupun anak belum bisa mengelaborasi pengetahuan itu sendiri dengan bidang-bidang ilmu-ilmu tertentu. Tetapi yang diterima anak adalah satu kesatuan dan keseluruhan tanpa bisa dipecahpecah.

Pembelajaran tematik itu sendiri merupakan pendekatan yang mengaitkan beberapa aspek antar mata pelajaran, dengan adanya pemaduan dalam hal tersebut tentunya akan membuat pembelajaran menjadi bermakna dan menjadikan solusi mempelajari tematik di dalam masa pandemi. 

Bermakna yang dimaksudkan adalah peserta didik mampu memahami konsep yang diajarkan oleh pendidik melalui pengalaman secara langsung menghubungkan antar konsep mata pelajaran. Untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran tematik terpadu dengan maksimal maka guru harus menggunakan pendekatan atau model-model yang efektif dan sesuai dengan pembelajaran.

Penulis: Dian Rahayu(206910041); Sintya Triana Riski (206910163); Narizka Alifya(206910708); Yulia Fitri(206910699); Fadya Asmadina Aulia(2110067)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun