Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tinjauan Internet: Pembelajaran dari Masa Lalu, Harapan pada Starlink

24 Mei 2024   08:58 Diperbarui: 24 Mei 2024   09:07 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Internet di Area Terpencil (Pexels. com/PhotoMIX Company)

Apakah kita akan kembali terjebak dalam janji manis internet cepat yang hanya bagus di awal, tapi kemudian melempem? 

Pengalaman pahit seperti janji internet cepat sudah sering kita alami, terutama dengan layanan internet yang sering kali tidak sesuai harapan. Di era digital ini, layanan internet menjadi kebutuhan esensial, terutama dalam bidang pendidikan. Namun, kita telah menyaksikan bagaimana internet BTS yang awalnya menjanjikan, kemudian menjadi lemah dan tidak dapat diandalkan.

Kini, muncul harapan baru dengan kehadiran Internet Starlink. Starlink, proyek ambisius dari SpaceX, menjanjikan revolusi dalam akses internet dengan menggunakan ribuan satelit yang mengorbit rendah di Bumi. Namun, harapan ini tidak dapat dilepaskan dari bayangan pengalaman buruk sebelumnya. Sebelum kita terlalu optimis, penting untuk mengingat bagaimana proyek internet BTS sebelumnya yang menghabiskan banyak anggaran, tapi akhirnya tidak memberikan hasil yang memadai.

Saya berpendapat bahwa kehadiran Starlink harus diiringi dengan pengawasan ketat dan evaluasi berkala untuk memastikan kualitas dan keberlanjutannya, agar tidak mengulangi kesalahan internet BTS sebelumnya yang hanya menghabiskan anggaran tanpa hasil yang memadai.

Layanan internet saat ini menjadi kebutuhan pokok yang tidak bisa diabaikan, terutama dalam dunia pendidikan yang semakin bergantung pada teknologi. Internet bukan hanya sarana hiburan, tetapi juga alat vital untuk pembelajaran jarak jauh, riset, dan komunikasi. Namun, sayangnya, infrastruktur internet di banyak daerah masih tertinggal dan tidak merata.


Contoh nyata kegagalan ini adalah proyek internet BTS yang awalnya menjanjikan akses internet cepat dan andal ke daerah-daerah terpencil. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak dari BTS tersebut berfungsi jauh di bawah harapan. Masalah teknis, pemeliharaan yang buruk, dan anggaran yang tidak efektif menjadi penyebab utama kegagalan ini.

Internet Starlink hadir dengan konsep yang berbeda. Dengan ribuan satelit kecil yang mengorbit rendah, Starlink berupaya menyediakan internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah ke seluruh penjuru dunia, termasuk daerah terpencil. Teknologi ini memberikan harapan baru bahwa masalah konektivitas yang selama ini menghantui bisa segera teratasi.

Meskipun Starlink menjanjikan banyak hal, tidak ada jaminan bahwa layanan ini akan sepenuhnya bebas dari masalah. Tantangan teknis, biaya tinggi untuk pengguna, serta dampak lingkungan dari peluncuran dan keberadaan ribuan satelit di orbit menjadi isu yang perlu dipertimbangkan secara serius.

Untuk menghindari kegagalan yang sama seperti yang dialami proyek internet BTS, diperlukan pengawasan ketat dan evaluasi berkala terhadap kinerja Starlink. Pemerintah dan lembaga terkait harus memastikan bahwa layanan yang diberikan benar-benar sesuai dengan yang dijanjikan dan anggaran yang digunakan efektif serta efisien.

Layanan internet BTS sebelumnya menghabiskan anggaran besar tanpa memberikan hasil maksimal

Sejumlah besar dana telah dialokasikan untuk pengadaan dan pemasangan Base Transceiver Station (BTS) di berbagai daerah. BTS ini diharapkan menjadi solusi bagi masalah konektivitas internet di daerah terpencil atau yang sulit dijangkau oleh infrastruktur konvensional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun