Mohon tunggu...
Fadli Firas
Fadli Firas Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sang Penjelajah

email: rakhmad.fadli@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Honeymoon Keliling Asean ala Backpacker(1): Romantisnya Kota Malaka di Malam Hari

16 Februari 2016   15:01 Diperbarui: 2 Maret 2016   15:21 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Melaka, Kota Warisan Dunia"][/caption]

Rabu, 23 Januari 2016, saya berangkat dari Medan menuju Kualalumpur, Malaysia, dengan menggunakan pesawat Air Asia. Perjalanan ditempuh selama satu jam. Selanjutnya perjalanan panjanng ini akan diteruskan secara estafet melalui jalur darat. Menyambangi kota demi kota di beberapa negara di Asia Tenggara: Malaysia, Thailand, Laos, hingga Vietnam. Kali ini saya tidak sendiri sebagaimana lima tahun lalu. Seorang wanita berdarah batak yang baru saja resmi menjadi pendamping hidup saya turut dalam perjalanan ini. Ya, ini adalah perjalanan ala honeymoon. Sedikit ekstrim memang. But, it’s our pleasure!

Setibanya di Bandara Kuala Lumpur International Airport (KLIA) 2, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Melaka yang hanya berjarak dua jam. Tiket ke Melaka seharga MYR 24 bisa dibeli di bandara ini, tepatnya di lantai satu. Loket penjualan tiket bis di sini sebenarnya hanya melayani jarak dekat saja seperti ke pusat kota (KL Sentral) dan sekitarnya yang ditempuh selama satu jam. Khusus Melaka, KLIA2 menyediakan bus khusus.

Tiba di Melaka hari menjelang sore. Bis berhenti di Melaka Sentral. Tempat ini mirip seperti sebuah mal sederhana, hanya satu lantai namun luas. Bentuk bangunannya berbentuk lingkaran.  Di sini juga berfungsi sebagai terminal bis dimana di sekelilingnya dijadikan platform pemberhentian bis. Di dalamnya terdapat deretan loket penjualan tiket ke berbagai penjuru kota di Malaysia.

[caption caption="Makan malam di Restoran Melaka Sentral"]

[/caption]

[caption caption="Loket penjualan tiket di Melaka Sentral"]

[/caption]

[caption caption="Bis Panorama sedang menanti penumpang di Melaka Sentral"]

[/caption]

Hari semakin sore. Kami menuju pusat kota dengan menggunakan bis Panorama. Ini adalah transportasi antarkota yang mirip seperti Trans Jakarta. Deretan platform bis antarkota terdapat di salah satu sisi bangunan ini. Tak lama, hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk tiba di pusat kota Melaka. Tepatnya di Dataran Pahlawan, sebuah kawasan populer di kota mungil ini.

Melaka sejatinya merupakan kota bersejarah di semenanjung Malaysia. Sebuah selat bernama serupa merupakan jalur terpenting pelayaran kapal-kapal sejak berabad-abad silam hingga sekarang. Tak heran jika banyak bangunan-bangunan serta peninggalan bersejarah di bumi Melayu ini. Rupa bangunan seperti ruko-ruko yang berjejer masih menyerupai bentuk aslinya, hanya sedikit renovasi agar tak lekang dimakan jaman. Pada 2008, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan wilayah ini sebagai Kota Warisan Dunia.

Meski mungil dan bersejarah namun modernisasi tetap menyentuh di berbagai sudut kota. Gedung-gedung seperti hotel, pusat perbelanjaan, dan restoran memenuhi di sepanjang sisi jalan. Kami mencari penginapan di sekitar Dataran Pahlawan. Tepat di seberang taman tempat berdirinya menara setinggi 110 meter bernama Taming Sari. Di sini terdapat banyak penginapan murah mulai dari private room hingga kamar berbentuk dormitori. Harganya berkisar antara MYR 20 hingga 100 per malam.

[caption caption="Kawasan Dataran Pahlawan"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun