Mohon tunggu...
Fadhylla Ochta Nanda Dewasti
Fadhylla Ochta Nanda Dewasti Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Sangat menyukai Alam, Travelling,mengahabiskan waktu dengan hal hal yang bermanfaat dan penuh pengalaman, Life is Beautiful, Be Happy :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keterlibatan Orangtua Dalam Pembacaan Buku Cerita Untuk Anak

9 Desember 2022   16:31 Diperbarui: 9 Desember 2022   20:26 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Moeslichatoen  R.  (2004:  157) (dalam yunita: 2014) menjelaskan  bahwa  ada  beberapa  macam teknik   bercerita   yang   dapat   dipergunakan   antara   lain   guru   dapat   membaca langsung  dari  buku,  menggunakan  ilustrasi  dari  buku  gambar,  menggunakan papan  flanel,  menggunakan  boneka, serta  bermain  peran  dalamsatu  cerita.  Dibawah ini merupakan penjelasan singkat tentang beberapa teknik bercerita:

  • Membaca  Langsung  dari  Buku  Cerita. Teknik  bercerita  dengan  membaca langsung  dari  buku  itu  sangat  bagus  bila  guru mempunyai  puisi  dan  prosa yang baik untuk dibacakan kepada anak.
  • Bercerita dengan Menggunakan  Ilustrasi Gambar dari Buku. Bila cerita  yang disampaikan  kepada  anak  terlalu  panjang  dan terinci  dengan  menambahkan ilustrasi  gambar  dari  buku  yang  dapat  menarik  perhatian  anak,  maka  teknik bercerita ini dapat berfungsi dengan baik.
  • Menceritakan  Dongeng. Cerita  dongeng  merupakan  bentuk  kesenian  yang paling  lama.  Mendongeng  merupakan  cara meneruskan  warisan  budaya  dari satu  generasi  ke  generasi  yang  berikutnya.  Dongeng  dapat  dipergunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kebajikan kepada anak.
  • Bercerita  dengan  Menggunakan  Papan  Flanel. Guru  dapat  membuat  papan flanel dengan melapisi seluas papan dengan kain flanel yang berwarna netral. Gambar  tokoh-tokoh  yang  mewakili  perwatakan  dalam  ceritanya  digunting polanya  pada kertas yang  dibelakangnya  dilapis  dengan  kertas  goso  yang paling halus untuk menempelkan pada papan flanel.
  • Bercerita  dengan  Media  Boneka. Boneka  yang  dibuat  itu  masing-masing menunjukkan  perwatakan  pemegang  peran tertentu.  Misalnya  ayah  yang penyabar, ibu  yang cerewet, anak laki-laki yang pemberani, anak perempuan yang manja, dan sebagainya. Dramatisasi  Suatu Cerita. Guru dalam  bercerita  memainkan  perwatakan tokoh-tokoh  dalam  suatu  cerita  yang disukai  anak  dan  merupakan  daya  tarik yang  bersifat  universal  (Gordon  dalam  MoeslichatunR.,  2004:  159). Senada dengan hal  tersebut Tadzkirotun Musfiroh(2005:  141-158)  membagi  teknik bercerita menjadi bercerita dengan alat perada dan bercerita tanpa alat peraga. Bercerita  dengan  alat  peraga  meliputi  bercerita  dengan  alat  peraga  buku, bercerita dengan alat peraga gambar, bercerita dengan alat peraga boneka, dan bercerita  dengan  media  gambar  cetak.  Alat  peraga  sangat bermanfaat  bagi gurudalam  proses  bercerita.Muh.  Nur  Mustakim (2005:  158) menyatakan bahwaalat  peraga  dapat mempercepat  proses  pemahaman  isi  cerita.  Guru akan  semakin  mudah  mendiskripsikan  dialog  antar  tokoh  melalui  suara. Dialog  menjadi  lebih  jelas  karena  pergiliran  bicara  tokoh  divisualisasikan  ke dalam  media.  Alat  peraga  akan  menarik perhatian  anak  sehingga  mendorong anak dalam mendengarkan cerita.Moeslichatoen  R.(2004:  166)mengemukakan  bahwa untuk  menjadi  guru Taman  Kanak-kanak  yang  pandai  bercerita  memang  diperlukan  persiapan  dan latihan. Persiapan yang penting antara lain penguasaan isi cerita secara tuntas serta keterampilan  menceritakan  cukup  baik  dan  lancar.  Agar  dapat menarik  anak dalam   bercerita,guru   dapat   menggunakan   bermacam-macam   perlengkapan panggung  yang  mengundang perhatian  anak.  Selain  itu  cerita  yang  dibawakan juga  harusmenarik.  

Ada  beberapa  hal  yang  perlu  diperhatikan  untuk pemilihan cerita  yang  baik.

  • cerita  harus  menarik  dan  memikat  perhatian  guru  itu sendiri.
  • cerita  itu  harus  sesuai  dengan  kepribadian  anak,  gaya,  dan  bakat anak,  supaya  memiliki  daya  tarik  terhadap  perhatian anak  dan  keterlibatan  aktif dalam  kegiatan  bercerita.
  • cerita  itu  harus  sesuai  dengan  tingkat  usia  dan kemampuanmencerna isi cerita anak usia Taman Kanak-kanak.

Strategi Pembelajaran melalui bercerita

Strategi pembelajaran melalui bercerita menurut (setianto: 2012)

  • Menetapkan tujuan dan tema cerita
  • Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih
  •  Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita sesui demgan bentuk bercerita yang dipilih.
  • Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita, yang terdiri dari :
  • Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita
  • Peran orangtua

Pengasuhan  yang  baik  memerlukan  waktu  dan  usaha.  Orang  tua  tidak  dapat melakukannya setengah-setengah. Orang tua tidak bisa menggantikan perannya oleh siapapun atau  apapun.  Dalam  proses  pembelajaran,  orang  tua  dilarang  mengganti  perannya  dengan menggunakan  CD,  orang  tua  harus  terlibat  langsung  dallam  proses  belajar  anak.  Yang penting  bagi  pertumbuhan  anak  bukanlah  kuantitas  waktu  yang  diluangkan  namun  kualitas pengasuhan jauh lebih penting (Benzies et al., 2009). Karena orangtua merupakan contoh bagi anak terutama ibu, jadi apa yang di lakukan dan di ajarkan orangtua akan di tirukan oleh anak.

keseimpulanya bahwa peran orangtua sangat penting untuk menambah wawasan dan meningkatkan hobi membaca anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun