Mohon tunggu...
Fadhylla Ochta Nanda Dewasti
Fadhylla Ochta Nanda Dewasti Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Sangat menyukai Alam, Travelling,mengahabiskan waktu dengan hal hal yang bermanfaat dan penuh pengalaman, Life is Beautiful, Be Happy :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keterlibatan Orangtua Dalam Pembacaan Buku Cerita Untuk Anak

9 Desember 2022   16:31 Diperbarui: 9 Desember 2022   20:26 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Membaca merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan membaca kita menjadi tahu segala informasi yang telah muncul di dalam kehidupan. Seperti halnya, buku merupakan gudang ilmu, bukan hanya buku, koran dan bahkan mjalah majalah lainya pun sangat bermanfaat untuk kita mengetahui segala informasi yang ada. Namun kita juga harus pintar untuk menyaring atau mencari iformasi yang relevan, informasi yang betul adanya, berguna dan bermanfaat khususnya anak -- anak. Zaman sekarang telah banyak buku yang di desain sedemikian rupa agar masyarakat saat membaca buku - buku tidak membosankan dan membuat jenuh. Di desain sedemikian rupa dalam bentuk yang lucu, mudah di pahami, dan bergambar, khususnya untuk buku bacaan anak -- anak. Karena apabila betuknya lucu, bergambar dan menyenangkan pasti anak -- anak sangat senang membaca buku tersebut, karena dari buku tersebut anak dapat berimajinasi, belajar dan menambah wawasan mereka, karena dengan membaca anak menjadi berwawasan luas dan bisa menjadi bekal untuk masa depan nya. Supriyoko mengatakan bahwa secara langsung maupun tidak langsung kebiasaan membaca bisa menjadi salah satu indikator kualitas bangsa. Angaka melek huruf (literacyrate) di Indonesia relativebelum tinggi, yaitu 88 persen. Sedangkan di Negara maju seperti jepang angkanya sudah mencapai 99 persen.

            Fakta-fakta tersebut bukanlah berita yang baik bagi bangsa kita. Padahal kegiatan membaca juga kegiatan utama dalam pendidikan dan buku merupakan investasi masa depan. Suwardi (2007) mengatakan bahwa perilaku gemar membaca hendaknya ditumbuhkan sejak dini pada anak agar anak  tersebut merasa tertarik dan memiliki minat yang tinggi terhadap membaca karena penanaman  budaya baca akan lebih sulit bila diterapkan jika anak tumbuh dewasa. Melihat bahwa minat membaca di indonesia sangat sedikit seperti yang di jelskan di  studi internasional dalam bidang membaca pada anak-anak di seluruh dunia yg disponsori oleh IEA ini menunjukkan bahwa rata-rata anak Indonesia berada pada urutan keempat dari bawah dari 45 negara di dunia. Kajian PIRLS ini menempatkan siswa Indonesia kelas IV Sekolah Dasar pada tingkat terendah di kawasan Asia. Indonesia dengan skor 51.7, di bawah Filipina (skor 52.6); Thailand (skor 65.1); Singapura (74.0); dan Hongkong (75.5). Bukan itu saja, kemampuan anak-anak Indonesia dalam menguasai bahan bacaan juga rendah, yaitu 30 persen saja dari materi bacaan karena mereka mengalami kesulitan dalam menjawab soal -soal bacaan yang memerlukan pemahaman dan penalaran. (gpmb.perpusnas.go.id, gerakan pemasyarakatan minat baca). Sungguh ironis jika melhat warga indonesia yang memiliki minat baca yang sangat rendah, karena seperti yang di ketahui bahwa buku adalah jendela duni dari dalam buku kita bisa mengenal, mengetahui dan memahami informasi informasi yang ada.

            Mengenalkan buku kepada anak usia dini sangatlah penting, Lingkungan keluarga sangat penting perannya dalam menciptakan minat baca anak. Dengan demikian penanaman minat dan kebiasaan membaca pada anak-anak, sangat besar pengaruhnya. Untuk masa-masa selanjutnya, pentingnya peranan keluarga dalam membaca dijelaskan oleh Thorndike sebagai berikut:

Diantara berbagai faktor eksternal membaca konon pengaruh keluargalah yang sangat tinggi kontribusinya dalam mempengaruhi terbentuknya minat serta kemahiran membaca pada anak.khususnya orang dewasa atau orangtua, karena apabila kita mengenalkan buku kepada anak sejak dia kecil, maka anak akan lebih mudh menyukai membaca buku dari usia dini, tergantung juga bagaimana orangtua atau orang dewasa menyampaikan membaca buku tersebut kepada anak. Karena apabila hal tersebut tidak di  lkukan sejak anak kecil, maka saat anak dewasa nanti akan sangat sulit untuk merubah perilakunya agar menyukai membaca buku. Karena biasanya apabila anak sdah dewasa anak lebih menyukai membaca postingan instagram, bermain dengan teman temanya, dan lebih suka mendapat info atau informasi dari orang lain yang padahal belum tentu benar terjadi atau nyata. Dalam hal ini seorang ibu orang yang paling tepat untuk berperan sebagai figur contoh peran utama bagi seorang anak. Peran ibulah yang paling besar dalam memberi warna pada pembentukan kepribadian anak, sehingga dibutuhkan ibu yang berkualitas yang akan mampu mendidik anaknya dengan baik. Disamping karena alasan psikologi tersebut, kultur gender yang terbentuk di tengah-tengah masyarakat ikut mendukung mengapa anak mempunyai kecenderungan lebih dekat kepada ibu. (Anggraini:2016)

            Oleh karena itu dari penjelasan dapat di simpulkan bahwa perhatian dan peran dari orangtua sangat lah penting bagi anak untuk meningkatkan minat baca anak, setidaknya orangtua menyempatkan waktu beberapa menit untuk membacakan buku kepada anak, saat anak akan tidur atau saat anak sedang bermain. Karena dari hal ini anak akan senang dan memori otaknya langsung mengingat apa saja yang telah di bacakan oleh orantuanya terutama ibu. Penelitian ini di lakukan di TK TARBIYATUL ATHFAL 51 yang memiliki masalah bahwa minat membaca anak sangatlah kurang, anak lebih senang bermain dengan teman temanya di banding membaca buku cerita yang ada di kelas, saat guru bercerita pun anak terkadang masih asyik bercengkrama dengan temanya, tidak menyimak apa yang telah di bacakan oleh gurunya.

KAJIAN TEORI

Bercerita atau mendongeng seperti yang dikemukakan oleh Malan (dari jurnal nurhayati: 2010) bahwa Mendongeng adalah bercerita berdasarkan tradisi lisan. Bercerita merupakan usaha yang dilakukan oleh pendongeng dalam menyampaikan isi perasaan, buah pikiran atau sebuah cerita kepada anak-anak melalui bahasa lisan. Bercerita sangat bermanfaat sekali bagi guru, bercerita dapat menjadi motivasi untuk mengembangkan daya kesadaran, memperluas imajinasi anak, orang tua atau menggiatkan kegiatan bercerita pada berbagai kesempatan. Maksud pada berbagai kegiatan misalnya pada saat anak-anak sedang bermain, anak menjelang tidur atau guru sedang membahas tema dengan menggunakan metode bercerita. Hal yang paling utama bahwa bercerita dapat memperkaya wawasan yang dimiliki anak berkembang dan menjadi perilaku insani, yang dapat mempertimbangkan baik dan buruknya tindakan yang dilakukan. Bercerita memberikan rasa percaya diri di depan orang banyak, dengan bercerita juga kita dapat menyampaikan apa yang akan kita sampaikan di depan orang orang tentang informasi yang di dapat, pengalaman yang di dapat dan kejadian apa yang di dapat.

Sedangkan bercerita menurut Musfiroh (2009:29) adalah salah satu upaya untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti atau nilai-nilai karakter. Nilai - nilai itu adalah moral, budi pekerti, kejujuran, kebaikan, kemandirian, keagamaan dll, bisa ditanamkan pada anak-anak, melalui bercerita pula anak-anak dapat belajar mengembangkan imajinasi, mengekspresikan diri, dan dapat memetik hikmah dari cerita tersebut (Hasanah, P. S., 2013). Membaca  adalah  proses  untuk  memperoleh  pengertian  dari  kombinasi  beberapa  huruf dan kata.

Sedangkan membaca menurut Juel (1988) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan. Secara  operasional  Lilawati  (1988)  mengartikan  minat  membaca  anak  adalah  suatu  perhatian  yang  kuat  dan  mendalam disertai dengan  perasaan  senang  terhadap  kegiatan  membaca  sehingga  mengarahkan  anak  untuk  membaca  dengan  kemauannya sendiri.  Aspek  minat  membaca  meliputi  kesenangan  membaca,  kesadaran  akan  manfaat  membaca,  frekuensi  membaca  dan jumlah  buku  bacaan  yang  pernah  dibaca  oleh  anak.  Sinambela  (1993)    mengartikan  minat  membaca  adalah  sikap  positif  dan adanya  rasa  keterikatan  dalam  diri  anak  terhadap  aktivitas  membaca  dan  tertarik  terhadap  buku  bacaan.  Aspek  minat membaca  meliputi  kesenangan  membaca,  frekuensi  membaca  dan  kesadaran akan manfaat membaca.

  • Metode bercerita

Menurut jurnal dari (setiantono: 2012) metode bercerita ada 6 macam yaitu

  • Menanamkan kejujuran
  • Menanamkan keberanian
  • Menanamkan kesetiaan
  • Menanamkan keramahan
  • Menanamkan ketulusan
  • Sikap-sikap positif yang lain dalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah, dan luar sekolah

Teknik bercerita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun