Mohon tunggu...
Fadhila rachma
Fadhila rachma Mohon Tunggu... Lainnya - -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Strategi Manajemen Konflik dalam Upaya Meningkatkan Teamwork

6 Agustus 2021   11:51 Diperbarui: 7 Agustus 2021   12:02 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di setiap kelompok organisasi dalam bekerja sama tim, pasti terdapat perbedaan pendapat atau kurang adanya komunikasi yang jelas dapat menyebabkan konflik yang tidak dapat dihindari. Biasanya tim yang berkinerja tinggi memiliki konflik yang rendah, karena mereka mampu mengatur setiap anggotanya, menghargai pendapat yang berbeda pada setiap anggota, atau mengkomunikasikan setiap tugas masing-masing anggota dengan jelas. Dengan adanya manajemen konflik yang efektif tentu akan membawa dampak yang positif pula pada kekompakan dan kinerja tim. Adapun pengertian konflik menurut (Daft 2018:312) mengatakan bahwa konflik mengacu pada interaksi antagonis di mana satu pihak berusaha untuk menghalangi niat atau tujuan pihak lain.  Tim yang mencerminkan pola konflik yang sehat biasanya ditandai dengan tingkat kepercayaan yang tinggi dan saling menghormati sesama anggot tim lainnya.

Bagaimana strategi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan teamwork?

Menurut pendapat Eisenhardt et al. dalam Robbins dan Hunsaker (1996) dan De Dreu dan Weingart (2003) pada jurnal penelitian yang dilakukan oleh (Sri Wartini 2015) mengatakan bahwa untuk menjaga kinerja individu seseorang maupun kelompok kerjanya pada sebuah organisasi dibutuhkan suatu strategi manajemen konflik melalui lima aktivitas sebagai berikut:

1. Menghindari (Avoiding)

Berarti seseorang atau organisasi cenderung untuk menghindari terjadinya konflik.

2. Mengakomodasi (Accomodating)

Yaitu anggota tim ingin mengumpulkan dan mengakomodasi pendapat-pendapat dan kepentingan pihak yang terlibat konflik, selanjutnya dicari jalan keluarnya dengan mengutamakan kepentingan pihak lain.

3. Mengkompromikan (Compromising)

Penyelesaian konflik dengan cara melakukan negosiasi terhadap pihak-pihak yang berkonflik, sehingga kemudian menghasilkan solusi atas konflik yang sama-sama memuaskan.

4. Berkompetisi (Competing)

Pihak-pihak yang berkonflik saling bersaing untuk memenangkan konflik, pada akhirnya harus ada pihak yang rela dikorbankan kepentingannya demi tercapinya kepentingan pihak lain yang lebih kuat atau lebih berkuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun